Sukses

Keju Berisi Tungau Hidup Ini Bisa Dimakan, Kuliner Langka

Jutaan tungau kecil hidup di olahan keju unik asal Jerman, bagaimana rasanya?

Liputan6.com, Jakarta Di antara lembah dan perbukitan Jerman, tersembunyi sebuah tradisi kuliner yang mengundang kontroversi bernama Milbenkäse, atau yang sering disebut sebagai keju tungau. Ini bukanlah keju biasa. Dibandingkan dengan keju-keju mainstream yang diproduksi secara massal, Milbenkäse memiliki cerita panjang yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

Milbenkäse adalah keju kambing yang dimatangkan dalam kotak kayu yang dipenuhi dengan jutaan tungau kecil. Tidak seperti keju konvensional, di mana tungau dianggap sebagai tanda keburukan, dalam Milbenkäse, mereka adalah bagian penting dari proses pematangan dan pengembangan rasa.

Yang membuatnya semakin unik adalah bahwa keju ini dikonsumsi bersama dengan tungau kecil tersebut untuk menambah rasa. Membayangkan jika tahu keju ini dihuni serangga kecil mungkin membuat banyak orang mengurungkan niat memakannya. Namun tak sedikit yang penasaran rasa keju bertungau ini. 

Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum keunikan keju bertungau melansir dari Oddity Central, Jumat (5/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Cara Buat Keju Berisi Tungau

Pembuatan keju spesial ini dimulai dengan memadukan bola-bola kecil quark dengan jintan garam dan bunga elder. Kemudian, campuran tersebut ditempatkan dalam kotak kayu besar yang dilapisi dengan lapisan tebal tungau hidup, mencapai jumlah jutaan. 

Keju tersebut dibiarkan mengalami proses pematangan selama tiga bulan hingga satu tahun, di mana enzim dari cairan pencernaan yang dihasilkan oleh tungau menyebabkan keju matang. Hasilnya adalah bau amonia yang kuat dan tidak sedap, namun dengan rasa pedas yang khas, disertai dengan rasa gurih. Kulit keju yang dipenuhi tungau juga dimakan bersama keju.

Tungau Tyrophagus casei yang bertanggung jawab atas proses ini diberi makan tepung gandum hitam secara teratur selama pematangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengonsumsi seluruh bagian keju, daripada hanya menggigit kulitnya saja. 

Seiring waktu, kulit keju mengalami perubahan warna, dari kuning setelah sebulan, menjadi coklat setelah tiga bulan. Beberapa produsen mengawetkannya selama seminggu, sehingga kulitnya berubah menjadi hitam.

3 dari 5 halaman

Keju Bertungau Bermanfaat?

Selain menambahkan rasa, Milbenkäse juga dikatakan memiliki manfaat untuk kesehatan pencernaan. Beberapa bahkan mengklaim bahwa paparan tungau keju dapat membantu meredakan reaksi alergi terhadap tungau debu. Namun, seperti halnya dengan banyak hal dalam kehidupan, ada sisi lain dari koin ini. 

Namun beberapa sumber menyatakan bahwa paparan tungau keju dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan reaksi alergi ringan. Selain itu, tidak sedikit orang yang merasa tidak nyaman dengan gagasan memakan keju yang dipenuhi dengan arachnida hidup.

4 dari 5 halaman

Makan Keju Bertungau Jadi Kontroversi

Penggunaan tungau secara disengaja dalam produksi Milbenkäse telah menimbulkan kontroversi di Jerman. Hal ini mengingatkan kita pada kompleksitas hukum dan regulasi yang berkaitan dengan makanan. Menurut undang-undang Uni Eropa, penjualan makanan yang mengandung hewan hidup diizinkan jika makanan tersebut "siap untuk dipasarkan untuk konsumsi manusia". 

Namun, aturan ini tidak secara terus terang mengatur penggunaan tungau keju atau cairan pencernaan mereka sebagai bahan dalam pembuatan keju. Oleh karena itu, produksi Milbenkäse hanya dapat dilakukan dengan izin khusus dari otoritas keamanan pangan setempat.

Meskipun kontroversi nya, Milbenkäse tetap menjadi daya tarik bagi pecinta keju yang ingin mencoba pengalaman kuliner yang berbeda. Bagi mereka yang berani menjelajahi dunia rasa dengan segala kompleksitasnya, keju berisi tungau ini menjadi pilihan yang menarik. 

 

 

5 dari 5 halaman

Keju Bertungau Jadi Kuliner Langka

Sebagai sebuah warisan budaya yang hidup, Milbenkäse membawa kita pada perjalanan melintasi waktu dan ruang, menghubungkan kita dengan warisan kuliner nenek moyang kami sambil menghadirkan tantangan baru dalam dunia gastronomi modern.

Sejarah panjang Milbenkäse membawa kita kembali ke Abad Pertengahan, ketika keju ini mulai diproduksi di wilayah Saxony-Anhalt dan Thuringia di Jerman. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi pembuatan keju ini hampir menghilang. 

Pada tahun 1970, resepnya hampir lenyap dari wajah bumi. Hanya satu orang yang masih memegang pengetahuan tentang cara membuatnya: seorang wanita tua di desa Würchwitz. Dia menurunkan pengetahuannya pada seorang guru sains setempat, Helmut Pöschel. 

Kemudian, dengan bantuan Christian Schmelzer, mereka berhasil merevitalisasi produksi keju unik ini. Saat ini, Würchwitz adalah satu-satunya tempat di dunia di mana Milbenkäse masih diproduksi. Membuatnya jadi kuliner langka. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.