Sukses

Contoh Kata Sambung dalam Bahasa Indonesia, Pahami Fungsi dan Jenis-Jenisnya

Contoh kata sambung yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain "dan, atau, tetapi, karena, jika, seolah-olah, meskipun, serta, lalu, kemudian" dan masih banyak lagi.

Liputan6.com, Jakarta Kata sambung atau disebut juga dengan konjungsi adalah bagian penting dalam tata bahasa Indonesia. Kata sambung digunakan untuk menghubungkan klausa, frasa, atau kata-kata dalam sebuah kalimat.

Fungsi utama dari kata sambung adalah untuk menggabungkan kalimat dan membuat alur tulisan atau percakapan menjadi lebih lancar dan terstruktur. Setiap jenis kata sambung memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda dalam kalimat.

Contoh kata sambung yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain "dan, atau, tetapi, karena, jika, seolah-olah, meskipun, serta, lalu, kemudian" dan masih banyak lagi. Dalam penggunaannya, kata sambung bisa membantu pembaca atau pendengar untuk memahami hubungan antara dua bagian kalimat, seperti hubungan sebab-akibat, alternatif, kontras, waktu, dan sebagainya.

Penting untuk memahami fungsi dan jenis-jenis kata sambung agar dapat menggunakan kata sambung dengan tepat dan sesuai kaidah tata bahasa Indonesia. Untuk memahami kata sambung lebih dalam, simak contoh kata sambung dalam bahasa Indonesia berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (7/12/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian Kata Sambung

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai contoh kata sambung, penting bagi kita untuk memahami terlebih dulu mengenai apa yang dimaksud dengan kata sambung itu sendiri. Kata sambung atau konjungsi adalah jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan dua unsur kata, frasa, atau kalimat dalam bahasa Indonesia.

Fungsi utama dari kata sambung adalah untuk menjalin hubungan antara dua unsur dalam kalimat sehingga kalimat dapat memiliki makna yang utuh. Jenis-jenis kata sambung meliputi kata sambung koordinatif (seperti dan, atau, tetapi), kata sambung subordinatif (seperti agar, biar, jika), dan kata sambung korelatif (seperti baik...maupun, entah...atau).

Contoh kata sambung koordinatif adalah "dan" yang digunakan untuk menghubungkan dua frasa sejajar, misalnya "Dia belajar di rumah dan di perpustakaan". Sedangkan contoh kata sambung subordinatif adalah "karena" yang digunakan untuk menghubungkan kalimat utama dengan kalimat yang bersifat merinci atau memberikan alasan, misalnya "Dia tidak hadir kelas karena sakit".

Dengan pemahaman yang baik tentang pengertian, jenis, dan contoh kata sambung, kita dapat menggunakan kata sambung dengan tepat dalam pembentukan kalimat untuk menyampaikan makna secara jelas dalam tulisan atau percakapan sehari-hari.

3 dari 5 halaman

Fungsi Kata Sambung

Kata sambung memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa Indonesia. Fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan bahkan paragraf dengan paragraf. Dengan adanya kata sambung, hubungan antara elemen-elemen ini menjadi lebih jelas dan teratur.

Ada berbagai macam kata sambung dalam bahasa Indonesia, antara lain adalah kata sambung koordinatif (seperti dan, atau, tetapi), kata sambung subordinatif (seperti bahwa, agar, karena), dan kata sambung penunjuk urutan (seperti pertama, kedua, akhirnya).

Contoh penggunaan kata sambung antara lain adalah dalam kalimat "Dia tidak hanya pandai, tetapi juga rajin belajar" yang menggunakan kata sambung koordinatif "tetapi", serta dalam kalimat "Saya akan pergi ke pasar karena ingin membeli buah" yang menggunakan kata sambung subordinatif "karena".

Dengan memahami fungsi dan macam-macam kata sambung, kita dapat lebih efektif dalam menyusun kalimat-kalimat yang runtut dan memiliki hubungan yang jelas antara satu dengan lainnya.

4 dari 5 halaman

Contoh Kata Sambung Berdasarkan Fungsinya

Kata sambung atau disebut juga sebagai konjungsi merupakan unsur tata bahasa yang sangat penting dalam bahasa Indonesia. Kata sambung memiliki peran sebagai penghubung antar kalimat, frasa, atau kata-kata dalam suatu teks. Terdapat beberapa macam kata sambung berdasarkan fungsinya, seperti kata sambung penjelas, kata sambung pilihan, kata sambung penguat, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh-contoh kata sambung berdasarkan fungsinya masing-masing, agar dapat memahami secara lebih mendalam bagaimana penggunaan kata sambung dalam bahasa Indonesia.

Kata Sambung Intrakalimat

Kata sambung intrakalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau kalimat dalam satu kalimat. Berdasarkan pembagian konjungsi intrakalimat, terdapat jenis-jenis kata sambung intrakalimat yaitu konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi koordinatif.

Konjungsi korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang sejajar. Contohnya adalah "baik ... maupun", "entah ... atau", "tidak hanya ... tetapi juga".

Konjungsi subordinatif digunakan untuk menghubungkan klausa subordinatif dengan klausa utama. Contohnya adalah "karena", "sebab", "jika", "meskipun".

Sedangkan konjungsi koordinatif digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang sejajar. Contohnya adalah "dan", "atau", "tetapi", "melainkan".

Dengan pemahaman tentang jenis-jenis kata sambung intrakalimat ini, kita dapat menggunakan mereka secara tepat dalam menyusun kalimat dan paragraf dalam tulisan kita.

Kata Sambung Antarkalimat

Kata sambung antarkalimat dalam tata bahasa Indonesia adalah kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau lebih. Fungsi utama dari kata sambung antarkalimat adalah untuk menjaga kelancaran dan keterkaitan antara kalimat-kalimat dalam sebuah teks.

Beberapa contoh kata sambung antarkalimat yang sering digunakan antara lain "sebab", "karena", "oleh karena itu", "jika", "meskipun", "sehingga", dan lain sebagainya. Misalnya, "Dia tidak pergi ke pesta karena sedang sakit. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk istirahat di rumah."

Dengan menggunakan kata sambung antarkalimat, pembaca dapat memahami hubungan antara kalimat-kalimat dalam sebuah teks secara lebih jelas. Selain itu, penggunaan kata sambung antarkalimat juga dapat meningkatkan kelancaran dan kohesi teks, sehingga pesan atau informasi yang disampaikan bisa lebih mudah dipahami.

Dengan memahami fungsi, macam-macam, dan contoh-contoh penggunaan kata sambung antarkalimat, penulisan teks dalam bahasa Indonesia akan menjadi lebih terstruktur dan komunikatif.

Kata Sambung Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan dua paragraf secara logis. Fungsi utamanya adalah untuk memperjelas hubungan antara dua ide atau gagasan yang disampaikan dalam paragraf terpisah. Konjungsi antarparagraf sering kali digunakan untuk menyampaikan hubungan sebab-akibat, perbandingan, kontras, atau urutan waktu.

Contoh-contoh konjungsi antarparagraf meliputi "sebagai hasilnya", "demikian pula", "di sisi lain", "selain itu", dan "sementara itu". Konjungsi-konjungsi ini diletakkan di awal paragraf kedua untuk menghubungkannya dengan paragraf sebelumnya.

Dengan menggunakan konjungsi antarparagraf, penulisan artikel atau esai akan terlihat lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca. Konjungsi ini membantu pembaca untuk mengikuti alur pemikiran penulis dari satu paragraf ke paragraf berikutnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami fungsi dan tempat letak konjungsi antarparagraf agar tulisan memiliki kesinambungan yang baik dan mudah dipahami.

5 dari 5 halaman

Contoh Kata Sambung Berdasarkan Maknanya

Kata sambung merupakan bagian penting dalam tata bahasa Indonesia yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Kata sambung memiliki beragam fungsi dalam menciptakan hubungan antara konsep atau gagasan dalam suatu kalimat. Selain itu, kata sambung juga dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan maknanya, yaitu kata sambung yang menyatakan hubungan sebab-akibat, kontras, waktu, tempat, dan sebagainya. Contoh kata sambung berdasarkan maknanya akan membantu pembaca dalam memahami penggunaan kata sambung sesuai dengan konteks kalimat yang diberikan. Berikut adalah beberapa contoh kata sambung berdasarkan maknanya yang sering digunakan dalam tata bahasa Indonesia.

Kata Sambung Aditif

Kata sambung aditif adalah kata sambung yang digunakan untuk menyambung dua unsur yang sejajar atau seimbang. Fungsi dari kata sambung aditif adalah untuk menambahkan unsur yang sejenis atau seimbang. Beberapa contoh kata sambung aditif antara lain adalah 'dan', 'serta', 'lagi pula', 'juga', 'maupun', dan 'sama-sama'. Contoh penggunaannya adalah dalam kalimat "Ani dan Budi pergi ke pasar" atau "Dia pintar serta rajin belajar".

Kata sambung aditif biasanya digunakan dalam kalimat majemuk beraturan dan tidak bisa dipakai dalam kalimat majemuk tak beraturan. Penggunaan kata sambung aditif membantu menyampaikan informasi secara lebih terstruktur dan rapi, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami hubungan antar unsur dalam kalimat. Dengan memahami fungsi dan contoh penggunaan kata sambung aditif, kita dapat menggunakan kata sambung ini dengan tepat dalam penulisan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia.

Kata Sambung Waktu

Kata sambung waktu digunakan untuk menyambungkan dua kalimat atau klausa yang berkaitan dengan waktu. Beberapa contoh kata sambung waktu antara lain "setelah", "sejak", dan "selanjutnya".

Contoh penggunaan kata sambung waktu dalam kalimat adalah sebagai berikut:

1. Setelah makan malam, saya selalu minum segelas teh hangat.

2. Sejak pindah ke kota besar, dia jarang pulang ke desa.

3. Selanjutnya, mereka pergi ke bioskop setelah makan malam.

Dengan menggunakan kata sambung waktu, kita dapat menghubungkan dua peristiwa atau kejadian yang terjadi pada waktu yang berurutan dalam kalimat atau klausa. Hal ini membantu agar hubungan antara peristiwa atau kejadian dalam suatu teks menjadi lebih jelas dan terstruktur.

Kata Sambung Pertentangan

Kata sambung pertentangan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyatakan perlawanan atau kontras antara dua hal. Contohnya adalah "tetapi", "namun", "meskipun", dan "padahal".

Jenis kata sambung pertentangan antara lain adalah "tetapi" yang digunakan untuk menyampaikan kontras antara dua hal. Contoh penggunaannya adalah "Dia senang bermain bola, tapi saya lebih suka berenang." Kata sambung "namun" juga memiliki fungsi yang sama dengan "tetapi" dan contohnya dalam kalimat adalah "Dia terlambat, namun dia tetap datang ke acara itu." Kata sambung "meskipun" digunakan untuk menunjukkan kontras yang tegas antara dua hal, seperti contoh dalam kalimat "Meskipun cuaca hujan, kami tetap pergi ke pantai." Selain itu, kata sambung "padahal" juga digunakan untuk menyampaikan pernyataan yang kontras, misalnya "Dia sudah kaya, padahal dia tetap hidup sederhana."

Kata sambung pertentangan ini sangat sering digunakan dalam tata bahasa Indonesia untuk menyampaikan perbedaan atau kontras antara dua hal. Oleh karena itu, penting untuk memahami makna dan penggunaan kata sambung pertentangan agar komunikasi dalam bahasa Indonesia menjadi lebih jelas dan efektif.

Kata Sambung Pilihan

Kata sambung pilihan merupakan kata yang digunakan untuk menyambungkan dua bagian kalimat atau lebih. Penggunaan kata sambung pilihan seperti 'atau', 'ataupun', 'maupun' bergantung pada konteks kalimatnya. Contohnya, "Apakah kamu ingin makan pizza atau pasta?" di sini, kata 'atau' digunakan untuk memberikan pilihan antara dua hal. Sedangkan, "Dia suka membaca buku atau menonton film" menggunakan kata 'ataupun' untuk memberikan alternatif pilihan.

Tujuan penggunaan kata sambung pilihan adalah untuk memberikan opsi atau alternatif yang dapat dipilih dalam kalimat. Kata sambung ini memudahkan pembaca untuk memahami pilihan yang tersedia dalam konteks kalimat. Dengan demikian, pembaca dapat memahami maksud penutur dengan jelas.

Dengan memperhatikan cara penggunaannya, kata sambung pilihan dapat memberikan kejelasan dan kepadatan makna dalam kalimat. Oleh karena itu, penggunaan kata sambung pilihan perlu diperhatikan agar dapat memberikan pemahaman yang jelas bagi pembaca.

Kata Sambung Tujuan

Kata sambung tujuan digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa dengan tujuan untuk menyampaikan hubungan antara kedua elemen tersebut. Contoh kata sambung tujuan antara lain "agar", "supaya", "sehingga", "sampai", dan "untuk". Misalnya, "Saya belajar dengan giat agar bisa lulus ujian" atau "Dia bekerja keras supaya mendapat promosi."

Sementara itu, kata hubung tujuan juga memiliki fungsi yang serupa, yaitu menghubungkan dua kalimat atau frasa untuk menunjukkan hubungan antara keduanya. Contoh kata hubung tujuan antara lain "karena", "sebab", "oleh karena", "dengan demikian", dan "gara-gara". Contoh kalimatnya adalah, "Dia terlambat karena hujan deras" atau "Kamu harus berhenti, sebab kondisinya tidak memungkinkan."

Terakhir, kata penghubung tujuan juga memiliki fungsi yang mirip, yaitu untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan antara keduanya. Contoh kata penghubung tujuan antara lain "meskipun", "walaupun", "segala", dan "biarpun". Contohnya adalah, "Aku akan tetap pergi meskipun hujan turun" atau "Walaupun hari sudah malam, dia tetap bekerja keras." Dengan memahami penggunaan ketiga jenis kata ini, penulisan kalimat dalam bahasa Indonesia bisa menjadi lebih jelas dan terstruktur.

Kata Sambung Sebab

Kata sambung sebab digunakan untuk menyatakan alasan atau penyebab suatu kejadian. Contoh penggunaan kata sambung sebab dalam kalimat adalah "Dia terlambat ke kantor, sebab dia terjebak macet di jalan raya." Dalam kalimat ini, kata sambung 'sebab' digunakan untuk menjelaskan penyebab keterlambatan seseorang ke kantor, yaitu karena terjebak macet di jalan raya.

Kata sambung 'karena' juga dapat digunakan dalam konteks yang sama, contoh penggunaannya adalah "Dia tidak datang ke acara itu karena sakit." Dalam kalimat ini, kata sambung 'karena' digunakan untuk menyatakan alasan atau penyebab seseorang tidak datang ke suatu acara, yaitu karena sakit.

Kata sambung sebab sangat penting dalam tata bahasa Indonesia karena membantu untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat dalam kalimat. Dengan memahami penggunaan kata sambung sebab, kita dapat menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan terstruktur.

Kata Sambung Akibat

Kata sambung akibat merupakan salah satu jenis kata sambung dalam tata bahasa Indonesia yang memiliki fungsi untuk menyatakan akibat atau hasil dari suatu peristiwa. Jenis kata sambung ini meliputi kata-kata seperti "sebab", "karena", "oleh karena itu", "akibatnya", dan lain sebagainya. Contoh penggunaannya dalam kalimat antara lain "Dia sakit karena terlambat makan" atau "Sekolahnya bagus, akibatnya dia mendapatkan beasiswa".

Selain itu, fungsi kata sambung akibat juga dapat diwakili oleh kata hubung "karena". Contoh penggunaannya dalam kalimat adalah "Dia tidak bisa datang karena sedang sakit" atau "Harga rumah naik karena banyak pembangunan di area tersebut". Dengan menggunakan kata sambung akibat dan fungsi kata hubung ini, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia dapat lebih terstruktur dan jelas.

Kata Sambung Urutan

Kata sambung urutan adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kalimat atau frasa dalam urutan tertentu. Ada beberapa macam kata sambung urutan, di antaranya adalah "pertama", "kedua", "selanjutnya", dan "terakhir". Contoh penggunaannya dalam kalimat adalah "Pertama, saya pergi ke pasar. Kemudian, saya mengunjungi teman di rumahnya." Dalam contoh ini, kata sambung urutan "pertama" digunakan untuk mengawali suatu kejadian, sedangkan "kemudian" digunakan untuk menghubungkan kejadian tersebut dengan kejadian berikutnya. Selain itu, kata hubung yang sering dipakai seperti "lalu" juga dapat digunakan untuk menggantikan "kemudian" dalam kalimat yang sama. Dengan menggunakan kata sambung urutan, pembicaraan atau penulisan akan terstruktur dengan baik sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami.

Kata Sambung Syarat

Kata sambung syarat digunakan untuk menyatakan kondisi atau syarat yang harus terpenuhi agar suatu kejadian dapat terjadi. Contoh kata sambung syarat antara lain 'jika', 'kalau', 'jikalau', dan 'apabila'. Kata-kata ini digunakan untuk mengekspresikan kondisi yang harus dipenuhi sebelum kejadian lain dapat terjadi. Misalnya, dalam kalimat "jika hujan turun, maka acara piknik akan ditunda", kata sambung 'jika' digunakan untuk menyatakan syarat bahwa hujan harus turun agar acara piknik ditunda. Begitu juga dengan kata sambung 'apabila' dalam kalimat "apabila kamu datang tepat waktu, kita bisa segera pergi", mengindikasikan bahwa kehadiran tepat waktu adalah syarat agar pergi bisa segera dilakukan. Dengan menggunakan kata sambung syarat, pembicara dapat dengan jelas menyampaikan kondisi atau syarat yang harus terpenuhi sebelum suatu kejadian dapat terjadi.

Kata Sambung Tak Bersyarat

Kata sambung tak bersyarat adalah kata sambung yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau klausa yang memiliki makna yang bertentangan. Perbedaannya dengan kata sambung lainnya adalah kata ini menghubungkan dua kalimat atau klausa tanpa mempertimbangkan syarat atau kondisi tertentu. Contoh penggunaan kata sambung tak bersyarat adalah dalam kalimat "Walaupun hujan turun dengan deras, mereka tetap berangkat ke sekolah" atau "Meskipun dia sakit, dia tetap pergi bekerja".

Perbedaan utama antara kata sambung tak bersyarat dengan kata sambung lainnya adalah kata sambung tak bersyarat memberikan hubungan langsung antara dua kalimat atau klausa tanpa memperhatikan kondisi atau syarat tertentu. Sebaliknya, kata sambung lain seperti 'walaupun', 'meskipun', atau 'biarpun' sering kali memberikan penekanan pada kontras antara dua kalimat atau klausa. Dengan demikian, penggunaan kata sambung tak bersyarat penting untuk memperjelas kontras atau perbedaan antara dua kalimat atau klausa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.