Sukses

China Berhasil Kloning Kucing Dari Bahan Lokal, Keberhasilan Capai 90 Persen

Kucing dengan bulu orange dengan keberhasilan 90 persen.

Liputan6.com, Jakarta Kloning hewan telah menjadi sorotan dalam dunia ilmu pengetahuan, dan Tiongkok baru-baru ini mencatat pencapaian gemilang dengan kelahiran kucing oranye pertama hasil kloning dari bahan lokal. Kucing jantan ini lahir secara alami setelah 69 hari masa kehamilan oleh seorang pengganti di Qingdao, provinsi Shandong.

Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara para peneliti dari Universitas Pertanian Qingdao dan perusahaan swasta Qingdao PanGene Technologies Co. Kelahiran kucing oranye ini menjadi bukti signifikan bahwa Tiongkok telah berhasil meraih kemandirian dalam teknologi kloning hewan, mengurangi ketergantungan pada impor peralatan dan reagen dari luar negeri.

Keberhasilan mengkloning kucing oranye ini tidak hanya menjadi pencapaian ilmiah semata, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap posisi global Tiongkok dalam industri kloning hewan. Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Minggu (26/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kelahiran Kucing Kloning Pertama di Tiongkok

Pada hari Minggu, di Qingdao, provinsi Shandong, China, terjadi suatu peristiwa yang menandai terobosan besar dalam dunia kloning hewan. Sebuah kucing oranye jantan, dengan berat 141 gram, lahir secara alami setelah 69 hari masa kehamilan oleh seorang pengganti. Kelahiran ini menjadi bukti bahwa Tiongkok telah berhasil melakukan proses kloning secara mandiri, tanpa ketergantungan pada impor peralatan dan reagen dari luar negeri.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara para peneliti dari Universitas Pertanian Qingdao dan perusahaan swasta Qingdao PanGene Technologies Co. Sebelumnya, proses kloning hewan di Tiongkok sangat bergantung pada impor peralatan dan fasilitas dari Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Namun, kelahiran kucing oranye ini membuktikan bahwa negara tersebut telah berhasil membangun rantai industri kloning hewan yang lengkap.

3 dari 4 halaman

Tantangan dan Perkembangan Teknologi Kloning di Tiongkok

Proses penelitian ini, yang dimulai pada tahun 2020, tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh tim peneliti. Salah satunya adalah ketergantungan pada reagen impor selama upaya kloning babi. Namun, dengan waktu, tim berhasil beralih ke reagen domestik dengan dukungan tambahan dari mitra di Guangzhou, provinsi Guangdong, untuk meningkatkan fasilitas eksperimen mereka.

Sejak akhir Oktober hingga awal November tahun ini, tim berhasil mengkloning 20 ekor babi ras lokal menggunakan peralatan dan reagen buatan sendiri. Kloning sel somatik kucing, seperti yang dilaporkan oleh Zhao Minghui, seorang profesor di College of Life Sciences universitas tersebut, membutuhkan lebih banyak sumber daya dalam hal fasilitas, reagen, dan bahan dibandingkan dengan sel babi.

 
4 dari 4 halaman

Dampak Global dan Masa Depan Industri Kloning Hewan di Tiongkok

Keberhasilan dalam mengkloning kucing tidak hanya dianggap sebagai terobosan besar dalam teknologi kloning hewan Tiongkok, tetapi juga sebagai kemajuan dalam manufaktur peralatan kelas atas, permesinan presisi, dan teknik kimia di negeri tersebut. 

Yuan Bao, seorang profesor di Universitas Jilin dan presiden Asosiasi Ilmu Hewan Laboratorium Jilin, menyatakan bahwa pencapaian ini akan meningkatkan kepercayaan terhadap peralatan, reagan, dan pemasok bahan dalam negeri. 

Hal ini diharapkan akan mendukung produksi lebih banyak produk berkualitas tinggi di sektor biomedis, dan secara lebih luas, meningkatkan posisi dan pengaruh Tiongkok secara global dalam industri kloning hewan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.