Sukses

Kriya Adalah Karya dari Keterampilan Tangan, Pahami Fungsi dan Contohnya

Seni kriya adalah melibatkan keterampilan tangan manusia (kerja) untuk menciptakan karya seni yang indah dan bermakna.

Liputan6.com, Jakarta - Kriya adalah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kerja. Seni kriya adalah bentuk seni yang melibatkan keterampilan tangan manusia (kerja) untuk menciptakan karya seni yang indah dan bermakna. Teknik seni kriya mencakup beragam bidang seperti anyaman, batik, sulam, tenun, kerajinan dari logam, keramik, kulit, dan lainnya.

Teknik kriya berkembang dari dorongan naluri manusia untuk memiliki alat dan barang. Kebutuhan akan barang-barang perlengkapan untuk kehidupan sehari-hari atau untuk keperluan praktis dan peribadatan menjadi awal mula dari berkembangnya teknik kriya. Contohnya adalah pembuatan alat-alat rumah tangga dan barang-barang peribadatan.

Seni kriya adalah karya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga berfungsi sebagai dekorasi, benda bernilai guna, dan bahkan benda mainan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, seni kriya juga menjadi sarana penting untuk melestarikan budaya, tradisi, dan identitas suatu masyarakat serta menjadi ekspresi kreativitas dan warisan budaya yang berharga bagi manusia.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kriya atau seni kriya yang dimaksudkan, Kamis (27/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Karya dari Keterampilan Tangan

Kriya adalah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kerja. Jika disandingkan dengan kata "seni" yang memiliki padanan kata "art" dalam bahasa Inggris yang berarti hasil karya manusia yang indah. Gufran dalam bukunya "Keunikan Gagasan dan Makna Kriya Kayu Karya Munsir" telah menjelaskan tentang makna kriya dengan paduan kata tersebut.

Seni kriya dibuat dengan melibatkan penggunaan keterampilan tangan (hand skill) dalam pembuatannya dan termasuk dalam kategori seni rupa terapan yang menekankan pada keindahan cara pembuatannya yang melibatkan proses tangan.

Sejarah seni kriya telah ada sejak zaman Prasejarah, seperti yang dicatat oleh Aep Saefulah dalam bukunya "Seni Budaya." Pada masa itu, manusia purba lebih fokus pada berburu dan mengumpulkan makanan.

Namun, dengan peningkatan pasokan makanan, mereka mulai mengembangkan kerajinan, termasuk di antaranya adalah batu, tembikar, tekstil, logam, dan lain-lain sebagaimana dijelaskan Ensiklopedia Britannica. Pembuatan tembikar dari tanah liat menjadi salah satu contoh karya seni kriya yang pertama kali ditemukan pada zaman neolitikum.

Teknik dan Contohnya

Indonesia memiliki karya seni kriya yang beragam dan tersebar di hampir setiap daerah. Seperti yang dijelaskan dalam buku "Pendidikan Seni Budaya 2 SMP" oleh Yoyok RM dan Siswandi, teknik yang digunakan dalam seni kriya diantaranya, teknik anyaman, batik, sulam, hingga tenun.

Teknik kriya berkembang dari dorongan naluri manusia untuk memiliki alat dan barang. Kebutuhan akan barang-barang perlengkapan untuk kehidupan sehari-hari atau untuk keperluan praktis dan peribadatan menjadi awal mula dari berkembangnya teknik kriya. Contohnya adalah pembuatan alat-alat rumah tangga dan barang-barang peribadatan.

Dalam seni kriya, terdapat berbagai macam jenis teknik dan contoh hasil karya yang bisa ditemukan. Contoh kriya anyaman mencakup berbagai macam produk seperti topi, keranjang, tas anyaman, mebel kriya, tikar, dan hiasan rumah. Kriya batik merupakan bagian dari tradisi seni kriya Indonesia dan menghasilkan kain batik yang indah dan khas.

Kriya batu mencakup patung, perhiasan, cobek, dan sebagainya. Kriya kulit meliputi pembuatan sepatu, dompet, wayang, lukisan, tas, dan alat musik. Sementara itu, kriya logam mencakup berbagai perangkat alat musik gamelan, senjata tajam, keris, pisau dapur, perhiasan seperti kalung, cincin, gelang, dan banyak lagi.

 

3 dari 3 halaman

Fungsi dan Penerapannya

Seni kriya merupakan suatu bentuk seni yang memiliki banyak fungsi dan peran dalam kehidupan manusia. Secara umum, fungsi seni kriya dapat dibagi menjadi tiga kategori sebagaimana dijelaskan Universitas STEKOM, yaitu sebagai dekorasi (hiasan), sebagai benda bernilai guna/benda siap pakai, dan sebagai benda mainan.

1. Sebagai Dekorasi (Hiasan)

Fungsi seni kriya sebagai dekorasi adalah memberikan nilai estetika dan keindahan untuk memperindah dan mempercantik lingkungan atau ruang. Karya seni kriya sering digunakan sebagai elemen dekoratif dalam berbagai setting, seperti dalam rumah, perkantoran, hotel, restoran, atau tempat-tempat umum lainnya.

Seni kriya dapat menjadi titik fokus yang menarik perhatian pengunjung dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Contoh-contoh dekorasi seni kriya meliputi:

  1. Patung-patung ukiran yang ditempatkan di taman atau area publik sebagai hiasan.
  2. Karya anyaman dinding yang digunakan sebagai dekorasi dalam rumah atau kafe.
  3. Lukisan kaca patri yang menghiasi jendela gereja atau bangunan bersejarah.
  4. Pajangan dinding atau vas keramik dengan motif khas seni kriya.

2. Sebagai Benda Bernilai Guna/Benda Siap Pakai

Fungsi seni kriya sebagai benda bernilai guna menunjukkan bahwa karya seni tidak hanya menjadi objek dekoratif semata, tetapi juga memiliki fungsi praktis dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda siap pakai mencakup beragam bidang, seperti:

  1. Tekstil dan kain batik yang digunakan sebagai pakaian, sarung, atau selendang.
  2. Anyaman seperti keranjang dan tas yang berfungsi sebagai wadah atau pembawa barang.
  3. Kerajinan dari kulit seperti sepatu, dompet, dan ikat pinggang yang berfungsi sebagai aksesoris dan alat bantu sehari-hari.
  4. Perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, dan lemari yang dibuat dengan teknik kriya tertentu.

3. Sebagai Benda Mainan

Seni kriya juga memiliki peran penting sebagai benda mainan atau permainan tradisional. Mainan-mainan seni kriya ini tidak hanya menghibur anak-anak, tetapi juga menjadi bagian penting dalam aspek budaya dan hiburan masyarakat. Beberapa contoh benda mainan dari seni kriya meliputi:

  1. Wayang kulit atau wayang golek yang digunakan dalam pertunjukan wayang tradisional.
  2. Layang-layang yang dibuat dengan beragam desain dan teknik anyaman.
  3. Boneka dari berbagai bahan seperti kain, kulit, atau kayu.
  4. Permainan tradisional seperti congklak, dakon, atau egrang yang dibuat dari kayu atau bahan alami lainnya.

4. Sebagai Wadah Melestarikan Budaya dan Tradisi

Selain ketiga fungsi di atas, seni kriya juga memiliki peran yang lebih luas di masyarakat. Seni kriya dapat menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal, karena beragam teknik dan motif yang digunakan seringkali memiliki nilai sejarah dan kearifan lokal yang tinggi. Contoh-contoh lain dari peran seni kriya meliputi:

  1. Seni kriya sebagai alat ekspresi dan kreativitas individu atau kelompok seniman dalam menciptakan karya-karya unik dan inovatif.
  2. Seni kriya sebagai sarana pendidikan dan pelatihan keterampilan tangan, yang membantu mengembangkan bakat dan kemampuan artistik serta menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak orang.
  3. Seni kriya sebagai produk ekspor yang menghasilkan devisa dan membantu memperkenalkan budaya dan kekayaan seni suatu negara ke tingkat internasional.

Secara keseluruhan, seni kriya adalah warisan budaya yang berharga dengan peran dan fungsi yang beragam dalam kehidupan manusia. Baik sebagai dekorasi, benda bernilai guna, atau benda mainan, seni kriya terus berkembang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan kebudayaan suatu bangsa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.