Sukses

Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam, Pahami Pengertian dan Ciri-cirinya

Untuk mengetahui perbedaan pantun, syair, dan gurindam, tentu hal pertama yang perlu kita ketahui adalah pengertian dan ciri-ciri dari tiga jenis puisi lama tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mengetahui perbedaan pantun, syair, dan gurindam, tentu hal pertama yang perlu kita ketahui adalah pengertian dan ciri-ciri dari tiga jenis puisi lama tersebut. Dengan memahami pengertian dan ciri-cirinya, kita bisa melihat letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam.

Pantun sendiri adalah puisi lama yang pada mulanya diutarakan secara lisan dengan rima atau sajak. Pantun berasal dari bahasa Minangkabau “patuntun” yang berarti penuntun. Sedangkan syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Sedangkan gurindam adalah sajak yang terdiri dari dua baris yang berisi petuah atau nasihat.

Meski ketiganya tergolong puisi lama, namun pantun, syair, dan gurindam memiliki bentuk dan ciri-ciri yang berbeda. Dari situlah kita bisa melihat perbedaan puisi, syair, dan gurindam.

Untuk melihat letak perbedaan puisi, syair, dan gurindam, berikut penjelasan mengenai pengertian dan ciri-ciri masing-masing, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (30/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian dan Ciri-Ciri Pantun

Sebelum membahas lebih dalam mengenai perbedaan pantun, syair, dan gurindam, penting bagi kita untuk memahami pengertian dan ciri-ciri pantun. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang awalnya disampaikan secara lisan dengan rima atau sajak. Asal kata "pantun" berasal dari bahasa Minangkabau, yaitu "patuntun" yang berarti penuntun.

Dalam buku berjudul "Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara" karya Abd. Rachman Abror, pantun adalah puisi asli Melayu yang memiliki struktur yang terikat.

Adapun ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:

1. Terdiri dari Empat Baris Setiap Baitnya

Pantun memiliki ciri khas yang kuat, yaitu setiap baitnya terdiri dari empat baris. Ini adalah jawaban dari permintaan untuk menyebutkan ciri-ciri pantun. Setiap baris, yang juga dikenal sebagai larik, terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata.

2. Pola Sajak

Ciri lain dari pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang umumnya terdapat dalam pantun, yaitu pola a-b-a-b dan a-a-a-a.

3. Memiliki Sampiran dan Isi

Ciri penting lainnya adalah adanya sampiran dan isi dalam pantun. Dua baris pertama disebut sebagai sampiran. Sampiran biasanya tidak memiliki hubungan dengan bagian kedua yang mengungkapkan maksud, kecuali untuk menjaga keselarasan rima. Sementara itu, isi pantun terdapat pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari pantun tersebut.

4. Tidak Ada Nama Penulis

Salah satu ciri khas pantun adalah tidak adanya nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra lainnya. Hal ini disebabkan karena pantun pada masa lalu disebarluaskan secara lisan.

3 dari 5 halaman

Pengertian dan Ciri-Ciri Syair

Untuk mengetahui perbedaan pantun, syair, dan gurindam, kita juga perlu memahami pengertian dan ciri-ciri syair. Secara etimologi, kata "syair" berasal dari bahasa Arab, yaitu "syu'ur" yang berarti 'perasaan'.

Dalam buku "Mengenal Tunjuk Ajar Melayu" karya Marhalim Zaini, syair berasal dari makna kata "syu'ur" yang kemudian berkembang menjadi kata "syi'ru" yang berarti puisi.

Cara paling mudah untuk memahami dan mengenali sebuah syair adalah melalui ciri-cirinya, antara lain sebagai berikut:

1. Jumlah Baris dalam Satu Bait

Ciri pertama dari syair adalah terdiri dari 4 baris. Syair bisa terdiri dari beberapa bait, namun dalam setiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.

Contoh:

Janganlah engkau berbuat maksiat

Janganlah engkau berbuat jahat

Segeralah engkau bertaubat

Agar selamat dunia akhirat

2. Tiap Baris Terdiri dari 4-6 Kata

Ciri selanjutnya adalah tiap baris syair terdiri dari 4 hingga 6 kata.

Contoh:

Paksi / Simbangan /konon / namanya (4 kata)

Cantik / dan / manis / sekalian / lakunya (5 kata)

Matanya / intan / cemerlang / cahayanya (4 kata)

Paruhnya / gemala / tiada / taranya (4 kata)

3. Tiap Baris Terdiri dari 8-12 Suku Kata

Setiap baris syair memiliki 8 hingga 12 suku kata. Suku kata adalah kombinasi satu atau lebih huruf konsonan dan satu huruf vokal. Sebagai contoh, kata "kamus" terdiri dari dua suku kata: "ka" dan "mus".

Contoh:

Ter/bang/nya/ Sim/bang/an ber/pe/ri/-pe/ri/ (11 suku kata)

Lin/tas/ di/ Kam/pung/ Ba/yan/ Jo/ha/ri/ (10 suku kata)

Ter/li/hat/lah ke/pa/da/ pu/tri/nya/ Nu/ri/ (12 suku kata)

Mu/ka/nya/ ce/mer/lang/ ma/nis/ ber/se/ri/ (11 suku kata).

4. Semua Baris adalah Isi

Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran di dua baris awalnya, syair hanya terdiri dari isi dalam keempat barisnya. Ciri ini membedakan syair dengan pantun dan puisi lama lainnya. Setiap baris dalam syair biasanya mengandung cerita atau pesan.

Contoh:

Bermula kisah kita mulai

Zaman dahulu zaman bahari

Asal mulanya sebuah negeri

Timbulnya kerajaan Raja di Candi

 

Kerajaan bernama Negara Dipa

Raja pertama Empu Jatmika

Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira

Asal Negeri Keling di Tanah Jawa

 

Mangkubumi saudagar kaya

Kerabat raja yang bijaksana

Berputera seorang elok rupanya

Empu Jatmika konon namanya

5. Pola Sajak

Ciri lainnya adalah syair memiliki rima atau akhiran a-a-a-a pada setiap barisnya. Hal ini berbeda dengan ciri pantun yang memiliki pola rima a-b-a-b.

Contoh:

Paksi Simbangan konon namanya

Cantik dan manis sekalian lakunya

Matanya intan cemerlang cahayanya

Paruhnya gemala tiada taranya

6. Berisi Cerita atau Pesan

Syair biasanya berisi cerita atau kisah yang melibatkan unsur mitos, sejarah, agama/filsafat, atau imajinasi belaka. Selain itu, syair juga dapat mengandung petuah atau nasihat bijak.

4 dari 5 halaman

Pengertian dan Ciri-Ciri Gurindam

Untuk memahami perbedaan pantun, syair, dan gurindam, penting juga untuk memahami pengertian dan ciri-ciri gurindam. gurindam adalah puisi lama yang dulunya dibawa oleh sastrawan Hindu. Konon gurindam ini pun berasal dari bahasa Tamil atau India. Kirindam yang memiliki makna perumpamaan.

Ciri-ciri gurindam hampir sama dengan pantun dan puisi. Hanya saja, gurindam terdiri dari dua bait. Pada setiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dan rimanya sama. Gurindam adalah kalimat majemuk yang saling berhubungan. Antar baris dan kalimatnya berisi sebab-akibat.

Berikut ciri-ciri gurindam:

1. Jumlah Baris dalam Satu Bait

Ciri khas gurindam hampir mirip dengan pantun dan puisi. Namun, gurindam terdiri dari dua bait. Setiap bait terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima yang sama.

2. Pola Sajak

Pada setiap bait gurindam, terdapat dua baris kalimat. Gurindam memiliki pola rima yang sama dalam setiap bait, seperti A-A, B-B, C-C, D-D, dan seterusnya.

3. Jumlah Kata dalam Satu Baris

Ciri gurindam berikutnya adalah jumlah kata yang digunakan dalam satu baris. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, satu bait gurindam terdiri dari dua baris. Setiap barisnya terdiri dari 10-14 kata

4. Isi Gurindam

Baris pertama dalam gurindam berisi syarat, masalah, persoalan, atau perjanjian, sementara baris kedua berisi jawaban atas persoalan yang diungkapkan dalam baris pertama.

Gurindam adalah bentuk kalimat majemuk yang saling terhubung. Setiap baris dan kalimatnya mengandung hubungan sebab-akibat. Isi kesimpulan atau maksud gurindam berbentuk nasehat, filsafat, atau sejenisnya.

5 dari 5 halaman

Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Setelah memahami pengertian ketiga jenis puisi lama tersebut, kita dapat memahami letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam. Berikut adalah perbedaan pantun, syair, dan gurindam:

1. Struktur Bait

Letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam, dapat dilihat dari struktur baitnya. Satu bait pantun terdiri dari empat, di mana baris 1 dan 2 adalah sampiran, sementara baris 3 dan 4 adalah isi. Satu bait syair juga terdiri dari 4 baris, namun setiap barisnya memiliki makna yang saling terkait. Sedangkan satu bait dalam gurindam terdiri dari 2 baris, yang setiap barisnya memiliki hubungan sebab akibat.

2. Pola Sajak

Letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam, dapat dilihat dari pola sajaknya. Dalam satu baris pantun terdapat 4 baris yang bersajak a-b-a-b. Sedangkan ciri syair bersajak a-a-a-a. Sementara gurindam bersajak a-a dan hanya terdiri dari dua baris saja untuk setiap baitnya.

3. Gaya Bahasa

Letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam, dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan. Pantun menggunakan bahasa yang ringkas, padat, dan terarah dengan jelas. Di sisi lain, syair sering menggunakan bahasa kiasan untuk mengekspresikan makna yang lebih dalam. Sedangkan gurindam menggunakan bahasa yang campuran dan lugas untuk memberikan penekanan pada nasihat yang ingin disampaikan.

4. Isi

Letak perbedaan pantun, syair, dan gurindam, dapat dilihat dari isinya. Dalam pantun, antara sampiran dan isi biasanya tidak ada kaitan secara langung. Sedangkan pada syair, setiap baris dalam satu bait, semuanya memiliki isi yang saling terkait. Dalam gurindam kedua baris dalam bait memiliki hubungan sebab akibat atau masalah dan solusi.

Demikian adalah letak perbedaan pantun, syair, dan gurinda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.