Sukses

Dobrizol Obat Apa? Ketahui Dosis Penggunaan dan Efek Sampingnya

Mengenal dobrizol obat apa dapat menjadi pengetahuan umum bagi masyarakat agar dapat berhati-hati pada penggunaan obat yang tergolong keras ini.

Liputan6.com, Jakarta Dobrizol obat apa? Dobrizol merupakan golongan obat keras yang harus digunakan sesuai dengan resep dokter. Obat ini biasanya diberikan pada pasien dengan keluhan gangguan lambung yang cukup parah. Kandungannya yang cukup poten membuat Dobrizol tidak dapat dikonsumsi oleh orang dengan beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti ibu hamil dan penderita penyakit jantung.

Mengenal dobrizol obat apa dapat menjadi pengetahuan umum bagi masyarakat agar  lebih berhati-hati pada penggunaan obat yang tergolong keras ini. Hal ini dapat membantu menghindari terjadinya efek samping obat karena penggunaan yang tidak sesuai anjuran dokter. Penggunaan dobrizol tanpa konsultasi dengan dokter juga dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Berikut ulasan tentang dobrizol obat apa yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Dobrizol

Dobrizol obat apa obat yang mengandung Lansoprazole, kelompok obat proton pump inhibitor. Obat ini digunakan untuk menangani berbagai gangguan saluran pencernaan karena naiknya asam lambung, seperti dispepsia, tukak lambung, dan gastritis. Proton pump inhibitors bekerja dengan cara mengurangi produksi asam dalam lambung melalui sistem enzim adenosin trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton) dari sel-sel parietal lambung. 

Lambung secara alami memang memproduksi asam yang berguna saat proses pencernaan. Untuk melindungi lambung dari asam yang dapat menyebabkan iritasi, lambung juga memproduksi mukosa atau lendir yang melapisinya. Pada kondisi tertentu produksi mukosa dapat terganggu dan menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Pada kondisi seperti inilah produksi asam lambung perlu dikurangi dengan menggunakan Dobrizol.

Selain karena produksi mukosa yang terganggu, gangguan karena asam lambung juga dapat terjadi karena gangguan pada otot saluran pencernaan yang berfungsi sebagai pintu satu arah masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung. Otot ini berfungsi untuk mencegah naiknya makanan maupun asam dari lambung ke kerongkongan. Apabila terjadi gangguan, otot ini tidak lagi dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga asam naik ke kerongkongan dan menyebabkan inflamasi. Kondisi ini membuat penderitanya merasakan nyeri di ulu hati. 

Dobrizol juga dapat digunakan sebagai terapi obat yang dikombinasikan dengan obat-obatan antibiotik untuk mengobati infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Biasanya dokter meresepkan Dobrizol untuk dikonsumsi satu jam sebelum makan. Sebab, obat golongan proton pump inhibitors bekerja baik saat lambung secara aktif menghasilkan asam, yaitu setelah makan.

3 dari 5 halaman

Kandungan dan Penggunaan Dobrizol

Seperti sudah dibahas sebelumnya dobrizol mengandung lansoprazole 30 mg. National Health Service (NHS) menjelaskan, lansoprazole adalah kandungan yang bekerja dengan cara menghalangi produksi asam lambung dengan menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Konsumsi dibrizol dapat memberikan waktu kepada jaringan kerongkongan yang rusak untuk pulih.

Obat-obatan proton pump inhibitors seperti lansoprazole memiliki mekanisme kerja dengan cara mengurangi sekresi asam dan menurunkan level somatostatin. Obat ini umumnya digunakan setelah obat golongan antagonis H2 tidak dapat menghilangkan gejala yang terjadi akibat penyakit lambung tertentu, seperti komplikasi GERD (gastroesophageal reflux disease).

Selain GERD, Dobrizol obat apa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi akibat kelebihan asam lambung, seperti berikut

  1. Gastritis: peradangan pada lapisan dinding lambung yang ditandai dengan nyeri di bagian ulu hati.
  2. Tukak lambung: peradangan pada lambung akibat luka yang ditandai dengan nyeri ulu hati, perut kembung, dan mual.
  3. Refluks asam: kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus. Kondisi ini ditandai dengan batuk kering terus-menerus, nyeri saat berbaring, dan kesulitan menelan makanan.
  4. Esofagitis erosif: kondisi peradangan pada lapisan esofagus atau kerongkongan.
  5. Sakit maag yang disebabkan oleh penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID).
  6. Hipersekresi atau kondisi perut yang mengeluarkan terlalu banyak asam lambung, seperti Sindroma Zollinger Ellison.
4 dari 5 halaman

Dosis Penggunaan Dobrizol

Dobrizol merupakan golongan obat keras yang penggunaanya harus sesuai dengan resep dokter. Obat yang biasanya berupa tablet berukuran 30 miligram ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti obat pada umumnya. Oleh sebab itu selain jumlah konsumsi per hari, lama penggunaan obat juga sangat diperhatikan pada penggunaan obat keras seperti dobrizol.

Pasien dengan kondisi kesehatan tertentu seperti alergi terhadap kandungan obat, gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat, serta menderita osteoporosis biasanya tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi dobrizol. Dokter akan mencari obat lain yang aman untuk pasien dengan kondisi ini. Ibu hamil dan menyusui juga biasanya tidak dianjurkan menggunakan obat ini

Selain itu, penggunaan dobrizol pada pasien yang pernah menderita penyakit jantung, diabetes, radang usus, dan hipertensi juga harus dilakukan dengan hati-hati. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan pasien tersebut.

Umumnya penggunaan Dobrizol yang diresepkan oleh dokter adalah 30 miligram perhari. Namun dosis ini dapat lebih atau kurang tergantung pada kondisi tiap pasien. Rata-rata dobrizol dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum makan agar dapat bekerja secara maksimal mengurangi produksi asam di dalam lambung.

5 dari 5 halaman

Efek Samping Dobrizol

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya Dobrizol memiliki sejumlah efek samping yang dapat terjadi pada pasien yang mengonsumsinya. Gastroesophageal Reflux Disease: A Clinician's Guide oleh Gary Gitnick (2008: 149), menjelaskan beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini, sebagai berikut

  1. Sakit kepala
  2. Diare atau sembelit
  3. Konstipasi
  4. Mual atau muntah
  5. Nyeri pada otot dan sendi
  6. Kelelahan
  7. Kesemutan
  8. Nafsu makan hilang

Selain efek yang sudah disebutkan, Dobrizo juga dapat memicu reaksi alergi, seperti ruam merah pada kulit, pembengkakan bibir atau kelopak mata, kesulitan bernapas, dan gatal-gatal. Apabila merasakan efek samping yang tidak kunjung membaik dan reaksi alergi, sebaiknya pasien segera menghentikan pemakaian obat. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar segera mendapatkan penanganan medis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.