Liputan6.com, Jakarta Mungkin hampir semua orang, baik tua maupun muda pernah mengalami sariawan. Namun mungkin tidak banyak yang memahami penyebab sariawan, terutama yang terjadi pada anak-anak. Padahal, jika penyebab sariawan tidak segera diatasi, bisa membuat anak tidak nafsu untuk makan. Hal tersebut berbahaya jika dibiarkan, sebab nutrisi pada anak jadi berkurang.
Baca Juga
Advertisement
Selain mengetahui penyebab sariawan pada anak. Sariawan sendiri sebenarnya dibagi jadi beberapa jenis. Mungkin tak banyak yang mengetahui jenis sariawan ringan hingga berat. Padahal sariawan jenis berat bisa mengganggu cara bicara, mengunyah bahkan menelan.
Menurut keterangan ahli penyakit mulut dari Departemen Gigi dan Mulut FKGUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, DR. drg. Harum Sasanti Yudoyono, Sp.PM bahwa sariawan (stomatitis Aphthosa Recurrent) memiliki ciri-ciri seperli luka yang berbentuk cekungan (ulser) dangkal, tepi jelas dan beraturan, bentunya bulat atau oval dan dikelilingi warna merah dan nyeri.
Selain itu, menurut beliau, ciri-ciri lainnya adalah letak sariawan yang biasanya terdapat di selaput mulut yang lunak bukan di gusi atau langit-langit rongga mulut.
Untuk memahami jenis serta apa saja penyebab sariawan pada anak, berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Kamis (24/12/2020).
Jenis-Jenis Sariawan
Sebelum lebih jauh membahas mengenai penyebab sariawan pada anak, penting untuk memahami apa saja jenis-jenis sariawan itu sendiri. Sariawan bisa terdiri dari beberapa jenis dan perlu dipahami agar dapat ditangani dengan tepat. Lebih jelasnya, Harum membagi tiga jenis sariawan sebagai berikut:
1. Sariawan minor
Sariawan minor memiliki ukuran yang kecil. Harum menjelaskan, ukuran sariawan minor rata-rata 2-4 milimeter dan berjumlah paling banyak 5 luka (ulser). Selain itu, jenis ini biasanya paling cepat sembuh sendiri setelah 3-7 hari.
2. Sariawan mayor
Kemudian ada jenis sariawan mayor yang memiliki ciri cekungan agak dalam. Berdiameter 8-10 milimeter, jenis sariawan ini memiliki tepi yang tidak beraturan dan rasanya nyeri sekali. Tapi jangan khawatir, sariawan ini juga dapat sembuh sendiri paling lama 4-5 minggu.
3. Sariawan tipe herpetiformis
Lalu, yang terakhir adalah jenis sariawan tipe herpetiformis. Jenis sariawan ini justru lebih mirip herpes karena seperti luka dangkal yang memiliki ukuran kecil-kecil tapi jumlahnya banyak. Menurut Harum, jumlah sariawan tipe ini bisa sampai 100 ulser dengan diameter 1-2 milimeter dan dapat sembuh 7-14 hari.
Advertisement
Penyebab Sariawan pada Anak
Agar anak terhindar dari sariawan, tentunya perlu dipahami apa saja penyebab sariawan yang berpotensi menyerang. Melansir Klikdokter, berikut ini ada beberapa penyebab sariawan pada anak yang perlu diketahui:
1. Luka atau trauma karena menggigit bagian dalam bibir.
2. Gesekan sikat gigi yang terlalu kuat.
3. Kandungan sodium lauryl sulfate (SLS) yang terdapat pada pasta gigi.
4. Kekurangan zat-zat seperti vitamin B12, asam folat, besidan vitamin C.
5. Stres emosional.
6. Memiliki keluarga dengan riwayat sariawan berulang.
7. Infeksi virus seperti penyakit flu Singapura (penyakit tangan, kaki dan mulut).
8. Gangguan sistem pencernaan.
9. Alergi makanan dan hipersensitivitas terhadap penambah rasa, asam benzoat, susu sapi, kopi, cokelat, keju, kacang, dan beberapa jenis bumbu masakan lainnya.
Pengobatan Sariawan pada Anak
Salah satu pertolongan pertama ketika anak mengalami sariawan, pastikan kebutuhan cairannya terpenuhi. Pasalnya tak jarang anak menjadi malas makan dan minum saat mengalaminya. Akan tetapi, ada baiknya tetap memberikan ASI atau susu formula bila anak masih di bawah enam bulan (meskipun sebenarnya jarang sekali anak di bawah satu tahun mengalami sariawan).
Namun, jika sudah di atas enam bulan dapat diberikan cairan lain seperti air putih atau jus buah. Jika sudah di atas satu tahun dapat diberi susu UHT. Sedangkan untuk makanan, pilih yang lunak dan dingin seperti yoghurt, kentang tumbuk, puree buah dan sayur, agar-agar dingin, pudding, serta es krim. Jangan beri anak makanan yang panas dan pedas.
Selain itu, parah tidaknya kondisi sariawan juga berhubungan dengan kebersihan rongga mulut anak. Apabila menjaha kebersihan rongga mulut bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan kemungkinan terjadinya sariawan berulang serta keparahan.
Itulah mengapa, ajari anak untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan menggosok gigi dan berkumur sesudah makan serta sebelum tidur. Ketika anak mengalami sariawan dapat diajarkan berkumur dengan air garam.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila kondisi sariawan berlangsung terus-menerus, bahkan sampai mengalami perdarahan, maka harus segera diperiksakan ke dokter. Baik dokter umum atau dokter khusus anak. Dengan ditangani lebih dini lebih baik agar tidak terjadi perdarahan yang terlalu parah.
Bahkan, jika rasa nyerinya tidak teratasi bahkan sampai tidak bisa makan dan minum juga disertai demam segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan memahami berbagai penyebab sariawan dan jenis-jenisnya, setidaknya bisa meningkatkan kualitas hidup anak agar selalu terjaga tumbuh kembangnya.
Advertisement