Sukses

7 Penyakit yang Disebabkan oleh Tikus, Bisa Mengancam Nyawa

Penyakit yang disebabkan oleh tikus perlu diketahui untuk mencegahnya.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit yang disebabkan oleh tikus harus benar-benar diwaspadai. Hal ini karena, berbagai penyakit yang dibawa oleh hewan pengerat tersebut bisa mengancam nyawa kamu. Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah wajib kamu laksanakan agar tidak ada lagi tikus yang berkeliaran.

Tikus dapat menularkan berbagai penyakit ke tubuh manusia, baik dari gigitan, mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi urine dan kotoran tikus, ataupun digigit oleh kutu yang pernah mengisap darah tikus yang sedang sakit.

Penyakit yang disebabkan oleh tikus perlu diketahui untuk mencegahnya. Hal ini tidak hanya berguna untuk kamu saja, bahkan untuk seluruh keluarga di rumah. Kamu harus melakukan segala cara untuk membuat tikus tidak berkeliaran lagi di rumah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/11/2019) tentang penyakit yang disebabkan oleh tikus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Virus Hanta dan Salmonellosis

Virus Hanta

Penyakit yang disebabkan oleh tikus pertama adalah virus hanta. Virus Hanta atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) disebarkan oleh jenis tikus rusa, tikus berkaki putih, tikus padi, dan tikus kapas.

Kamu bisa terinfeksi virus hanta ini saat menghirup partikel dari urin, kotoran, atau air liur tikus yang ada di udara. Selain itu, kamu juga bisa terinfeksi jika menyentuh atau memakan sesuatu yang bersentuhan dengan sesuatu yang pernah terkena tikus. Bila kamu digigit tikus, itu juga bisa menjadi salah satu cara penularan virusnya, meskipun kasus digigit tikus jarang terjadi.

Gejala awal HPS sangat mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, muntah, diare atau sakit perut. Sekitar 4 hingga 10 hari kemudian, orang yang terkena mungkin juga mengalami batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di paru-paru.

Salmonellosis

Salmonellosis atau salmonella adalah penyakit yang berasal dari tikus melalui kontak urine dan fesesnya. Umumnya salmonellosis menyebabkan masalah pencernaan seperti diare, kram perut, dan demam.

Orang dewasa yang mengalami kondisi ini sering kali sembuh dengan cepat atau tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius dalam jangka panjang. Namun ada pula beberapa kasus parah, jika infeksi sudah memasuki ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh

3 dari 4 halaman

Penyakit Pes dan Rat Bite Fever

Penyakit Pes

Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersina pestisia yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya. Bakteri penyebab penyakit pes ini dibawa oleh kutu yang tertular dari hewan pengerat, sehingga kutu kemudian akan menyebarkan bakteri tersebut saat menggigit tubuh kamu. 

Gejala penyakit pes yang paling sering terjadi yakni dengan munculnya pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher. Dalam beberapa kasus, penyakit pes bisa sampai menyerang paru-paru. Kondisi ini tentu sangat membahayakan. Komplikasi penyakit dari tikus ini bahkan bisa berujung pada meningitis hingga kematian.

Perlu diketahui, bahwa penyakit ini bukan saja hanya disebarkan lewat hewan pengerat. Hewan seperti kelinci, anjing, kucing yang kutunya sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit. Penularan terjadi jika kamu berkontak langsung atau tergigit oleh hewan tersebut.

Umumnya penyakit pes tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk.

Rat Bite Fever (RBF)

Sesuai namanya, Rat Bite Fever (RBF) akan menyebabkan demam yang berasal dari gigitan tikus. Ketika tikus menggigit seseorang, goresan dan kontak antara tikus dan manusia menyebabkan tersebarnya infeksi pada tubuh manusia.

Gigitan tikus sendiri terbagi menjadi dua yaitu streptobacillary dan spirillary. Gejala infeksi streptobacillary meliputi muntah, nyeri sendi dan otot, ruam, muntah dan demam. Sementara infeksi spirillary dapat menyebabkan demam berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam.

4 dari 4 halaman

Leptospirosis, LCM, dan HFRS

Leptospirosis

Penyakit yang disebabkan oleh tikus selanjutnya adalah Leptospirosis. Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang ditularkan oleh tikus ketika seseorang memiliki luka terbuka. Kemungkinan, infeksi terjadi saat luka terbuka yang belum sembuh tersebut bersentuhan atau terkena langsung dengan perantara, misalnya air atau tanah, yang sudah tercemar oleh urin tikus.

Meski menular dari tikus ke manusia, tapi bakteri penyebab leptospirosis tidak akan berpindah antar manusia. Sebenarnya tidak selalu dikarenakan luka terbuka. Tanpa sengaja menyentuh perantara yang telah terkontaminasi oleh urin hewan pengerat ini pun berpeluang menularkan bakteri leptospirosis.

Penyakit ini dapat berkembang lebih parah menjadi meningitis (radang selaput otak), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian bila tidak segera ditangani.

Lymphocytic chorio-meningitis (LCM)

Penyakit yang disebabkan tikus berikutnya adalah penyakit LCM. LCM atau Lymphocytic chorio-meningitis adalah penyakit dari tikus yang disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV), turunan virus Arenaviridae.

Virus ini juga bisa disebarkan oleh hewan pengerat peliharaan seperti hamster. Jika kamu tergigit atau terkena air liur dan air kencing hewan tersebut, maka kamu berisiko tinggi mengalami penyakit infeksi ini.

Penyakit ini awalnya tidak akan menimbulkan gejala tertentu. Gejala baru timbul setelah 8-13 hari setelah teserang virus. Kamu akan merasakan gejala seperti demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.

Gejala lain yang muncul bisa termasuk sakit tenggorokan, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, nyeri testis, dan nyeri parotid (kelenjar ludah). Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit LCM bisa berkembang lebih jauh hingga menimbulkan peradangan pada sumsum tulang belakang. 

Seorang wanita hamil yang mengalami penyakit LCM berisiko menularkan virus tersebut kepada janin di dalam kandungannya. Bila infeksi terjadi selama trimester pertama kehamilan, berisiko mengancam nyawa janin. Sementara bila terjadi pada trimester kedua dan ketiga, berisiko menyebabkan cacat lahir pada bayi.

Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

HFRS hampir mirip dengan Virus Hanta yang merupakan demam yang muncul bersamaan dengan perdarahan (hemoragik) dan disertai sindrom ginjal (HFRS). HFRS termasuk penyakit seperti demam berdarah, demam berdarah epidemik, dan epidemi nephropathia. Sementara penyebarannya serupa dengan penyakit virus hanta.

Penyakit ini biasanya berkembang di dalam tubuh mulai dari 2 sampai 8 minggu setelah terkena. Gejala awal bisa ditandai dengan sakit kepala sering, nyeri punggung dan perut, demam, menggigil, mual, dan penglihatan kabur.

Terkadang, penyakit ini juga bisa ditandai dengan wajah, mata dan kulit yang berwarna agak kemerahan. Gejala parah juga bisa muncul ketika seseorang mengalami penyakit ini, yaitu tekanan darah rendah, syok akut, sampai gagal ginjal akut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.