Sukses

Pahami Tujuan Kebijakan Moneter Bagi Perekonomian Bangsa

Kebijakan moneter dibuat untuk mengatur tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam perekonomian negara.

Liputan6.com, Jakarta Suatu bangsa yang sedang melaksanakan pertumbuhan, terutama dalam bidang ekonomi pasti membutuhkan kebijakan yang tepat untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Salah satunya kebijakan yang dapat digunakan adalah kebijakan moneter yang merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal berupa ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan dan keseimbangan eksternal yang berupa keseimpangan neraca pembayaran, serta tercapainya tujuan ekonomi makro.

Dalam penerapannya, kebijakan moneter dilaksanakan melalui berbagai cara termasuk penyesuaian suku bunga, pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai yang beredar dalam pasar. Dengan kata lain, kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.

Kebijakan ini diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.

Untuk lebih lanjut tentang tujuan kebijakan moneter, berikut ini penjelasan yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan Penerapan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter penting untuk diterapkan karena berhubungan dengan adanya proposisi yang mengatakan bahwa peredaran uang memiliki hubungan yang erat dengan sektor barang dan jasa.

Tujuan kebijakan moneter juga tidak bersifat statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan tiga hal yang menjadi tujuan kebijakan moneter itu sendiri, yaitu :

1. Inflasi

Tujuan kebijakan moneter ini dapat menargetkan dalam tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi maka kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini.

2. Pengangguran

Tujuan kebijakan moneter diterapkan pada perekonomian negara agar meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil, perusahaan akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.

3. Nilai Tukar Mata Uang

Tujuan kebijakan moneter diterapkan pada perekonomian suatu negara lainnya adalah untuk mengatur nilai tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

3 dari 4 halaman

Instrumen yang diterapkan dalam Kebijakan Moneter

Setelah memahami tujuan kebijakan moneter, kali ini Anda perlu tahu tentang instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.

1. Kebijakan operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Akibatnya, bank akan memperoleh lebih banyak uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam pasar.

2. Penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM)

Giro Wajib Minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada bank Indonesia bagi semua bank. Hal ini dapat memberi perubahan pada jumlah uang beredar di pasar.  Jika bank sentral meningkatkan giro wajib minimum, bank komersial hanya akan menyediakan sedikit uang tunai untuk diberikan kepada pelanggan dan dengan demikian, suplai uang menurun.

3. Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Diskonto sendiri adalah tarif dasar dari suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank komersial untuk pinjaman jangka pendek. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang yang beredar akan berkurang.

4 dari 4 halaman

Jenis Kebijakan Moneter

Dalam suatu bangsa, kebijakan moneter yang dipakai ada dua yaitu kebijakan ekspansif dan kebijakan kontraktif. Kedua jenis kebijakan ini memiliki siklus yang yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan ini merupakan kebijakan moneter yang digunakan untuk mendorong kegiatan ekonomi suatu negara. Contohnya adalah dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar, namun resikonya kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan ini merupakan kebijakan moneter yang digunakan untuk memperlambat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Contohnya adalah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, kebijakan ini biasanya digunakan ketika pemerintah ingin mengendalikan tingkat inflasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini