Sukses

12 Jenis Gangguan Tidur yang Bisa Pengaruhi Kesehatan, Tak Cuma Insomnia

Gangguan tidur bisa memengaruhi kualitas hidup.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan tidur merupakan masalah yang biasa dialami siapa saja. Kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan tidur yang nyenyak dan teratur. Gangguan tidur bisa disebabkan oleh masalah kesehatan atau stres.

Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang banyak dialami. Kondisi ini membuat seseorang kesulitan tidur di malam hari. Namun, selain insomnia, ada banyak jenis gangguan tidur yang bisa dialami seseorang.

Bergantung pada jenis gangguan tidur, orang mungkin mengalami kesulitan tidur dan merasa sangat lelah sepanjang hari. Gangguan tidur dapat memengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Maka dari itu, gangguan tidur harus mendapat penanganan yang tepat.

Berikut jenis gangguan tidur yang tak boleh diabaikan, dirangkum liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (19/1/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang bisa membuat seseorang kesulitan untuk tidur, sulit untuk tetap tertidur, atau menyebabkan seseorang bangun terlalu pagi dan tidak dapat kembali tidur. Insomnia bisa terjadi secara akut atau kronis. Insomnia akut berlangsung dari 1 malam hingga beberapa minggu. Insomnia bersifat kronis bila terjadi minimal 3 malam dalam seminggu selama 3 bulan atau lebih.

Hipersomnia

Hipersomnia adalah kondisi di mana seseorang merasa kantuk berlebihan di siang hari. Ini dapat terjadi bahkan setelah tidur yang lama.

Hipersomnia bisa menjadi kondisi primer atau kondisi sekunder. Orang dengan hipersomnia mengalami kesulitan untuk bekerja di siang hari karena mereka sering merasa lelah, yang dapat memengaruhi konsentrasi dan tingkat energi.

3 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Parasomnia

Parasomnia merupakan jenis gangguan tidur yang menyebabkan gerakan tidak normal selama tidur. Gerakan ini seperti tidur berjalan, berbicara saat tidur, mimpi buruk, menggemeretakkan gigi, mengigau, hingga mengompol.

Ada banyak kemungkinan penyebab parasomnia. Gangguan tersebut mungkin terkait dengan beberapa pemicu, termasuk stres, kecemasan, depresi, pengobatan, jadwal tidur tidak teratur, atau gangguan tidur lainnya.

Sleep apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan kesulitan atau bahkan berhenti bernapas saat tidur. Ini merupakan kondisi medis serius yang bisa menyebabkan tubuh tidak mendapat oksigen yang cukup.

Ada dua jenis sleep apnea, obstruktif dan sentral. Sleep apnea obstruktif terjadi ketika aliran udara berhenti karena ruang jalan napas terhalang atau terlalu sempit. Sementara sleep apnea sentral terjadi karena ada masalah dalam hubungan antara otak dan otot yang mengontrol napas.

4 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Sindrom kaki gelisah (Restless leg syndrome)

Restless leg syndrome (RLS) adalah keinginan yang sangat besar untuk menggerakkan kaki. Dorongan ini terkadang disertai dengan sensasi kesemutan di kaki. Meskipun gejala ini dapat terjadi pada siang hari, paling sering terjadi pada malam hari.

RLS sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penyakit Parkinson, namun penyebab pastinya tidak selalu diketahui. Perhatian paling serius bagi penderita RLS adalah gangguan tidur, menyebabkan kantuk di siang hari dan kelelahan.

Narcolepsy

Narkolepsi ditandai dengan "serangan tidur" yang terjadi saat terjaga. Kondisi ini membuat seseorang merasa sangat lelah dan tertidur tanpa peringatan. Gangguan tersebut juga dapat menyebabkan kelumpuhan tidur, yang mungkin membuat seseorang secara fisik tidak dapat bergerak segera setelah bangun tidur.

5 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Jet lag

Jet lag adalah gangguan tidur sementara yang dapat memengaruhi siapa saja yang melakukan perjalanan cepat melintasi zona waktu yang berbeda. Jet lag Ini adalah kondisi fisiologis yang diakibatkan oleh gangguan pada ritme sirkadian tubuh, yang juga dikenal sebagai jam tubuh. Jet lag dapat menyebabkan sakit kepala, insomnia, dan perubahan suasana hati.

Tidur berjalan

Tidur berjalan atau somnambulisme menyebabkan seseorang berjalan saat dalam keadaan tidur. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Jalan dalam tidur biasanya terjadi di awal malam - sering kali satu hingga dua jam setelah tertidur. Tidur berjalan termasuk bagian dari parasomnia.

6 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Night terror

Teror malam, juga dikenal sebagai teror tidur, adalah gangguan tidur yang menyebabkan perasaan panik atau takut yang biasanya terjadi selama jam-jam pertama tidur. Night terror bisa berlangsung selama 1 hingga 10 menit atau lebih lama pada anak.

Night terror berbeda dengan mimpi buruk. Pemimpi mimpi buruk bangun dari mimpi dan mungkin mengingat detailnya, tetapi orang yang mengalami episode teror tidur tetap tertidur. Teror tidur ini juga diklasifikasikan sebagai parasomnia.

REM sleep behavior disorder (RBD)

RBD adalah gangguan tidur di mana seseorang melakukan gerakan tubuh yang merepresentasikan mimpinya. REM atau Rapid Eye Movement adalah fase siklus tidur yang dimulai 90 menit setelah tertidur selama siklus normal. Mimpi terjadi dalam tidur REM.

Selama fase tidur REM, otot-otot dalam tubuh biasanya memasuki keadaan kelumpuhan sementara. Pada seseorang dengan RBD, kelumpuhan ini tidak lengkap atau bahkan tidak terjadi sama sekali, sehingga orang tersebut “mewujudkan” mimpinya, terkadang dengan cara yang dramatis atau kekerasan.

7 dari 7 halaman

Jenis Gangguan Tidur

Non-24-Hour Sleep-Wake Disorder

Non-24-Hour Sleep-Wake Disorder termasuk gangguan tidur yang langka. Bagi kebanyakan orang dewasa, ritme sirkadian yang memandu siklus tidur-bangun dan proses tubuh lainnya akan disetel ulang setiap 24 jam. Non-24-Hour Sleep-Wake Disorder terjadi ketika siklus sirkadian seseorang melebihi 24 jam.

Ini membuat penderitanya sering mengalami penundaan selama satu hingga dua jam pada waktu mulai tidur dan bangun. Gangguan ini lebih sering dimiliki oleh tuna netra atau penderita dimensia.

Gangguan ritme sirkadian

Gangguan ritme sirkadian adalah masalah yang terjadi ketika siklus tidur-bangun tidak selaras dengan lingkungan dan mengganggu aktivitas harian. Orang dengan gangguan ritme sirkadian mungkin memiliki masalah untuk tertidur, bangun dan tidak bisa tidur, dan tidak merasa segar setelah tidur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini