Sukses

8 Jenis Alergi yang Sering Terjadi, Waspadai Penyebabnya

Waspadai penyebab alergi.

Liputan6.com, Jakarta Alergi merupakan reaksi kekebalan tubuh terhadap zat asing atau alergen seperti makanan, obat atau debu. Alergi bisa dialami sebagian orang. Tingkat keparahan alergi juga bervariasi dari orang ke orang.

Sistem kekebalan menghasilkan zat yang dikenal sebagai antibodi. Sistem kekebalan orang yang memiliki alergi akan membuat antibodi yang mengidentifikasi alergen tertentu berbahaya, meskipun sebenarnya tidak.

Ketika seseorang terkena alergen lagi, antibodi ini dapat melepaskan sejumlah bahan kimia sistem kekebalan tubuh, seperti histamin yang menyebabkan gejala alergi. Reaksinya akan berupa ganggan pada kulit, sinus, saluran udara, atau sistem pencernaan.

Alergi lebih berisiko dialami oleh anak dan seseorang yang memiliki keluarga dengan alergi. Ada delapan jenis alergi umum yang bisa dialami seseorang. Jika Anda memiliki risiko alergi, penting mengetahui jenis-jenis alergi yang bisa terjadi.

Berikut jenis alergi yang umum terjadi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(20/7/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Alergi makanan

Alergi makanan terjadi akibat reaksi sistem kekebalan yang terjadi segera setelah makan makanan tertentu. Di sini makanan adalah alergen yang menyebabkan alergi. Orang yang memiliki alergi makanan akan merasakan tanda dan gejala seperti masalah pencernaan, gatal-gatal atau saluran udara bengkak ketika mengonsumsi makanan tertentu.

Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala parah. Alergi makanan yang paling umum dimiliki adalah alergi susu, telur, gandum, seafood, kedelai, dan kacang.

3 dari 9 halaman

Alergi obat

Alergi obat adalah reaksi abnormal sistem kekebalan terhadap suatu obat. Alergi obat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi obat sebagai zat berbahaya, seperti virus atau bakteri. Alergi bisa terjadi saat pertama kali minum obat, tetapi kadang-kadang alergi juga bisa timbul setelah konsumsi berulang.

Tanda dan gejala alergi obat yang paling umum adalah gatal-gatal, ruam atau demam. Alergi obat dapat menyebabkan reaksi serius, termasuk anafilaksis. Obat yang sering menimbulkan alergi di antaranya seperti antibiotik seperti penicillin, pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen, obat kemonterapi, dan obat untuk kondisi autoimun.

Alergi obat tidak sama dengan efek samping obat, reaksi yang diketahui mungkin tercantum pada label obat. Alergi obat juga berbeda dari toksisitas obat yang disebabkan oleh overdosis obat.

4 dari 9 halaman

Alergi debu

Alergi tungau debu merupakan jenis alergi yang bisa dialami seseorang. Alergi tungau debu adalah reaksi alergi terhadap serangga kecil yang umumnya hidup dalam debu rumah. Tungau ini biasanya memakan sel-sel kulit mati yang dilepaskan manusia. Tungau debu dapat bertahan hidup di semua iklim dan paling banyak pada suhu 21 ° C dan kelempaban relatif 70 persen.

Tanda umum alergi tungau debu demam, seperti bersin dan pilek. Banyak orang dengan alergi tungau debu juga mengalami tanda-tanda asma, seperti mengi dan kesulitan bernapas.

5 dari 9 halaman

Alergi hewan

Alergi terhadap hewan peliharaan dengan bulu biasa terjadi. Alergi hewan peliharaan adalah reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan dalam sel-sel kulit binatang seperti air liur atau urin.

Hewan apa pun yang berbulu bisa menjadi sumber alergi hewan peliharaan, tetapi alergi hewan peliharaan paling sering dikaitkan dengan kucing dan anjing.

Paling sering, alergi hewan peliharaan dipicu oleh paparan pada serpihan kulit mati hewan. Bulu hewan juga bisa menjadi pemicu alergi ini. Tanda-tanda alergi hewan peliharaan termasuk demam, sesak napas, bersin dan pilek.

6 dari 9 halaman

Alergi lateks

Alergi lateks merupakan reaksi alergi terhadap lateks karet. Sarung tangan karet, balon, kondom dan produk karet lainnya mengandung lateks. Alergi lateks bisa terjadi ketika bersentuhan langsung dengan lateks atau melalui inhalasi, atau terhirupnya partikel lateks di udara.

Gejala alergi lateks mungkin termasuk gatal-gatal, gatal, hidung tersumbat atau pilek. Alergi ini juga dapat menyebabkan gejala asma berupa mengi, dada terasa sesak dan sulit bernapas. Gejala dimulai dalam beberapa menit setelah terpapar produk yang mengandung lateks.

7 dari 9 halaman

Alergi Serangga

Alergi Serangga bisa terjadi akibat sengatan, gigitan, atau sentuhan dengan serangga. Kebanyakan orang yang disengat oleh serangga memiliki reaksi kecil. Ini mungkin termasuk kemerahan, bengkak, atau gatal di lokasi sengatan. Ini biasanya hilang dalam beberapa jam.

Namun, bagi sebagian orang yang memiliki alergi, sengatan serangga dapat menyebabkan reaksi parah atau bahkan kematian. Gejala ini juga bisa disertai dengan bersin, batuk, hidung meler atau tersumbat, hidung, mulut atau tenggorokan gatal.

Serangga yang bisa menimbulkan alergi seperti nyamuk, lebah, kutu, semut api, dan kecoa.

8 dari 9 halaman

Alergi jamur

Spora jamur bisa melayang di udara dan menyebabkan alergi. Jamur menyukai lingkungan yang lembab dan membutuhkan empat hal untuk tumbuh: makanan, udara, suhu yang sesuai dan air. Jamur dapat ditemukan di luar ruangan, di rumah dan di bangunan.

Seseorang dengan alergi dan mengirup spora jamur akan mengalami sejumlah gejala. Gejala alergi jamur di antaranya seperti sesak napas, batuk, mata berair, dan gatal.

Jamur tumbuh di banyak tempat, baik di dalam maupun di luar ruangan. Ini membuat reaksi alergi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

9 dari 9 halaman

Alergi serbuk sari

Serbuk sari adalah salah satu pemicu alergi musiman yang paling umum. Serbuk sari atau pollen adalah bubuk sangat halus yang diproduksi oleh pohon, bunga, rumput, dan gulma untuk menyuburkan tanaman lain dari spesies yang sama.

Banyak orang memiliki respon imun yang buruk ketika mereka menghirup serbuk sari. Alergi serbuk sari akan menyebabkan bersin, hidung berair, dan mata berair.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.