Sukses

Ibadah adalah Wujud Pengabdian, Cinta, dan Taat, Pahami Konsepnya

Ibadah adalah didasari ketaatan.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu ibadah? Memahami Istilah ibadah adalah asal katanya dari serapan bahasa Arab yang secara bahasa berarti taat, tunduk, hina, dan pengabdian.

Ibadah adalah wujud dari pengabdian, cinta, hingga taat kepada Tuhan yang dipercayai. “Ibadah adalah didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,” dijelaskan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Dalam buku berjudul Kuliah Fiqh Ibadah oleh Syakir Jamaluddin, memaparkan pengertian ibadah adalah puncak ketaatan dan ketundukan yang didalamnya terdapat unsur cinta (al-Hubb).

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang konsep ibadah secara umum dan ibadah dalam Islam, Kamis (3/2/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memahami Pengertian Ibadah Secara Umum

Pengertian ibadah adalah perilaku mendekatkan diri kepada Tuhan. Istilah ibadah adalah asal katanya dari serapan bahasa Arab yang secara bahasa berarti taat, tunduk, hina, dan pengabdian.

Ibadah adalah wujud bakti. Dalam KBBI dijelaskan pengertian ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT (Tuhan). Ibadah adalah didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Istilah ibadah adalah bukan hanya gambaran perilaku tunduk dan patuh yang diajarkan dalam agama Islam. Perilaku ibadah adalah sama seperti yang dilakukan umat beragama lainnya, mendekatkan diri kepada Tuhan yang dipercayainya.

Ibadah adalah bagian dari cinta. Dalam buku berjudul Kuliah Fiqh Ibadah oleh Syakir Jamaluddin, memaparkan pengertian ibadah adalah puncak ketaatan dan ketundukan yang didalamnya terdapat unsur cinta (al-Hubb).

“Akhir dari perasaan cinta yang sangat tinggi adalah penghambaan diri, sedangkan awalnya adalah ketergantungan,” dijelaskan.

3 dari 4 halaman

Memahami Pengertian Ibadah dalam Islam

Dasar utama seorang muslim melakukan ibadah adalah melakukan syahadat, mengakui keberadaan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan semesta alam dan Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya.

Ulama fikih memahami pengertian ibadah adalah bentuk pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56-58).

Dalam ajaran agama Islam, konsep ibadah dibagi menjadi tiga bagian besar. Ini penjelasannya yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Berdasarkan Pelaksanaannya

- Macam ibadah jasmaniah dan rohaniah (jasmani dan rohani). Contohnya: salat dan puasa.

- Macam ibadah rohaniah dan maliyah (rohani dan harta). Contonya: zakat.

- Macam ibadah jasmaniah, rohaniah, dan maliyah (jasmani, rohani, dan harta). Contohnya: ibadah haji.

2. Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya

- Macam ibadah dalam bentuk perkataan/ lisan. Contohnya: zikir, doa, dan baca Al Quran.

- Macam ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya. Contohnya: membantu atau menolong orang lain.

- Macam ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya. Contohnya: sholat, puasa, zakat, ibadah haji.

- Macam ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri. Contohnya: puasa, iktikaf, dan ihram.

- Macam ibadah yang berbentuk menggugurkan hak. Contohnya: memaafkan kesalahan orang lain dan membebaskan hutang seseorang.

3. Secara Umum

Konsep ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah atau sering disebut muamalah.

- Ibadah mahdhah adalah macam ibadah yang telah ditentukan dan menjadi syariat bagi umat Islam. Dalam kata lain, ibadah mahdhah adalah hubungan manusia dengan Tuhan atau hubungan secara vertikal. Ibadah sholat, zakat, puasa, dan haji dinamakan ibadah mahdhah.

- Ibadah ghairu mahdhah atau umum atau muamalah, merupakan segala perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Ibadah ini dilakukan antar sesama manusia atau hubungan horizontal.

Ibadah ghairu mahdhah contohnya silaturahmi, menjenguk orang sakit, sedekah, mencari ilmu, bekerja, membangun masjid, menolong orang, dan perbuatan baik lainnya.

4 dari 4 halaman

Ibadah Paling Utama dalam Islam

Dalam ajaran Islam, ada jenis ibadah yang paling utama di mata Allah SWT. Rasulullah SAW menjelaskan ibadah ini dalam hadits yang diceritakan sahabatnya Abdullah Ibnu Mas'ud RA. Ini hadisnya:

Artinya: "Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , 'Amalan apakah yang paling dicintai Allah?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Shalat pada waktunya." Aku (Abdullah bin Mas'ud) mengatakan, 'Kemudian apa lagi?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Berbakti kepada dua orang tua." Aku bertanya lagi, 'Lalu apa lagi?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Jihad di jalan Allâh." (HR Bukhari).

Pentingnya sholat tepat waktu kembali ditegaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya, yang diceritakan Anas bin Malik RA. Hadits ini dikutip dari buku Yang Disenangi Nabi SAW dan yang Tak Disukai karya Adnan Tharsyah. Berikut hadisnya:

Artinya: "Telah dijadikan bumi untukku sebagai tempat bersujud dan bersuci. Maka barangsiapa dari umatku yang mengetahui datangnya waktu sholat, hendaklah dia segera sholat." (HR Bukhari).

Apa saja syarat diterimanya sebuah ibadah?

Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illa-llah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya.

Syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Seperti sabda Allah SWT dalam surat Al Baqarah 2:112, yaitu:

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [Al-Baqarah/2: 112]

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.