Sukses

P3K Adalah Upaya Pertolongan pada Korban Kecelakaan, Pahami Tujuan dan Tahapannya

P3K adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan penanganan awal pada kecelakaan.

Liputan6.com, Jakarta Pertolongan Pertama pada Kecelakaan atau P3K adalah tindakan pertolongan yang diberikan pada korban kecelakaan, atau kondisi darurat sebelum mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut. P3K bertujuan untuk memberikan bantuan awal dan pertolongan pertama pada korban, agar cedera atau luka yang diderita tidak semakin parah, dan dapat mempercepat proses penyembuhan.

P3K adalah prosedur yang bisa dilakukan oleh siapa saja, baik itu orang awam maupun yang memiliki pengetahuan medis. P3K juga sangat penting dilakukan secepat mungkin karena dalam beberapa kasus, setiap detik bisa sangat berharga dalam menyelamatkan nyawa korban.

Beberapa tindakan P3K yang dapat dilakukan antara lain, memberikan pertolongan pada korban pingsan, memberikan pertolongan pada korban luka bakar, memberikan pertolongan pada korban patah tulang atau cedera pada sendi, memberikan pertolongan pada korban yang terkena serangan jantung atau stroke, memberikan pertolongan pada korban yang mengalami kecelakaan di jalan raya, dan lain sebagainya.

Penting untuk diingat bahwa tindakan P3K adalah tindakan yang seharusnya dilakukan dengan hati-hati, dan sesuai dengan prosedur yang benar, agar tidak menimbulkan cedera yang lebih serius pada korban. Jika keadaan korban sudah tidak stabil atau memerlukan penanganan medis yang lebih lanjut, segera hubungi nomor darurat dan bawa korban ke rumah sakit terdekat.

Berikut ini tahapan P3K yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/4/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan

Tujuan utama dari Pertolongan Pertama pada Kecelakaan atau P3K adalah memberikan pertolongan awal yang cepat dan tepat, pada korban kecelakaan atau kondisi darurat. Tujuan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang lebih parah pada korban dan mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, tujuan P3K adalah untuk meminimalisir risiko kematian atau kecacatan pada korban kecelakaan. Dalam banyak kasus, pertolongan pertama yang diberikan dengan cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa korban atau meminimalkan risiko kecacatan permanen.

Tujuan lain dari P3K adalah memberikan rasa tenang pada korban dan lingkungan sekitar. Kecelakaan atau situasi darurat seringkali menyebabkan ketakutan dan kepanikan, baik pada korban maupun pada orang-orang di sekitarnya. Dengan memberikan pertolongan awal yang tepat, korban dan orang-orang di sekitarnya dapat merasa lebih tenang dan terbantu. P3K juga bertujuan mempersiapkan kondisi korban, untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut dari tim medis atau tenaga medis yang terlatih. Dengan memberikan pertolongan awal yang tepat, kondisi korban dapat lebih stabil dan memudahkan proses penanganan medis selanjutnya.

Dalam hal ini, perlu ditekankan bahwa tujuan utama dari P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau kondisi darurat. Oleh karena itu, jika keadaan korban sudah tidak stabil atau memerlukan penanganan medis yang lebih lanjut, segera hubungi nomor darurat dan bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut.

3 dari 4 halaman

Tahapan

Mengamankan Lokasi Kecelakaan

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam P3K adalah mengamankan lokasi kecelakaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan lanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan tanda peringatan seperti traffic cone, atau memasang tanda peringatan pada kendaraan yang terlibat kecelakaan. Pastikan Anda dan korban berada di tempat yang aman sebelum melakukan tindakan P3K. Jangan menempatkan diri Anda dan korban di tempat yang berisiko, seperti tepi jalan atau di area yang rawan terkena serangan kendaraan lainnya.

Menilai Kondisi Korban

Setelah lokasi kecelakaan aman, langkah selanjutnya adalah menilai kondisi korban. Ini dilakukan dengan memeriksa kesadaran, pernapasan, dan detak jantung. Dalam penilaian kesadaran, Anda bisa melakukan komunikasi sederhana dengan korban seperti menanyakan nama, tanggal lahir, atau lokasi kecelakaan. Jika korban dalam keadaan pingsan, segera letakkan korban dalam posisi terlentang dengan posisi kepala yang lebih rendah dari tubuh. Buka celana dan baju korban untuk mempermudah pernapasan dan periksa detak jantung dan pernapasan. Jika korban tidak bernapas atau detak jantungnya berhenti, segera lakukan tindakan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).

Memberikan Pertolongan Pada Luka

Jika korban mengalami luka seperti luka sayat, luka tusuk, atau luka yang berdarah, segera hentikan pendarahan dengan menggunakan alat pertolongan pertama seperti perban atau pembalut. Kemudian bersihkan luka dengan air dan sabun.Setelah itu, oleskan antiseptik pada luka dan lap dengan kain bersih. Tutup luka dengan plester atau pembalut steril dan pastikan korban segera mendapatkan perawatan medis.

Memberikan Pertolongan Pada Luka Bakar

Jika korban mengalami luka bakar, segera letakkan korban dalam posisi yang nyaman dan lepaskan pakaian yang menempel pada area yang terbakar. Jangan membuang pakaian yang menempel pada luka bakar, karena dapat memperparah kondisi korban. Setelah itu, basuh area yang terbakar dengan air mengalir selama 20 menit dan lap dengan kain bersih. Hindari memberikan bahan-bahan yang dapat memperparah luka bakar seperti minyak atau lotion. Setelah itu, tutup luka dengan kain bersih dan bawa korban ke pusat pelayanan kesehatan.

Memberikan Pertolongan Pada Cedera Sendi

Jika korban mengalami patah tulang atau cedera pada sendi, hindari menggerakkan bagian tubuh yang cedera. Segera letakkan korban dalam posisi yang nyaman, dan imobilisasi bagian tubuh yang terkena cedera dengan menggunakan perban atau pembalut. Pastikan korban tidak bergerak terlalu banyak dan jangan mencoba untuk memperbaiki tulang yang patah sendiri. Jika korban mengalami cedera pada leher atau tulang belakang, hindari menggerakkan kepala dan leher korban. Segera imobilisasi kepala dan leher korban, dengan menggunakan alat bantu seperti sandbag atau pelindung leher dan bawa korban ke pusat pelayanan kesehatan.

Membawa Korban ke Puskesmas atau Rumah Sakit

Setelah memberikan tindakan P3K pada korban, langkah selanjutnya adalah membawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Pastikan korban dalam kondisi yang stabil dan terus awasi kondisi korban selama perjalanan. Jika korban dalam keadaan yang sangat kritis, segera hubungi layanan darurat seperti ambulans untuk membawa korban ke puskesmas atau rumah sakit.

4 dari 4 halaman

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Dalam melakukan P3K, ada beberapa hal yang harus dihindari agar tidak memperburuk kondisi korban. Beberapa hal yang harus dihindari dalam melakukan P3K adalah:

Tidak Mengangkat Bagian Tubuh yang Cedera

Saat menghadapi korban kecelakaan, sangat penting untuk tidak mengangkat bagian tubuh yang terkena cedera seperti lengan atau kaki yang patah. Hal ini dikarenakan mengangkat bagian tubuh yang cedera dapat menyebabkan cedera lebih lanjut pada korban. Jika korban memiliki luka pada bagian tubuhnya, sebaiknya jangan menyentuhnya terlalu sering agar tidak menyebabkan peradangan atau perdarahan yang lebih parah.

Tidak Memberikan Makanan atau Minuman

Memberikan makanan atau minuman pada korban kecelakaan, harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Terutama jika korban kehilangan kesadaran, jangan memberikan makanan atau minuman. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan aspirasi atau tersedak pada korban. Apabila korban masih sadar dan tidak mengalami cedera pada mulut atau tenggorokan, Anda dapat memberikan air putih untuk membantu menghindari dehidrasi.

Tidak Menggosok-gosok Luka

Saat membersihkan luka pada korban, sebaiknya jangan menggosok-gosok luka dengan kasar. Hal ini karena dapat menyebabkan infeksi atau perdarahan yang lebih parah. Sebaiknya bersihkan luka dengan lembut menggunakan air bersih atau cairan antiseptik, lalu tutup dengan perban steril. Jangan pernah menutup luka dengan kain atau kain bekas yang belum dicuci, karena dapat menyebabkan infeksi.

Tidak Mencabut Benda yang Menancap pada Tubuh

Jika korban kecelakaan memiliki benda tajam yang menancap pada tubuhnya seperti paku atau potongan kaca, jangan mencoba mencabutnya. Hal ini dikarenakan mencabut benda tajam dapat memperburuk kondisi korban dan menyebabkan perdarahan yang lebih parah. Biarkan benda tersebut tetap pada tempatnya, dan segera bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Tidak Memberikan Obat-obatan Tanpa Petunjuk Medis

Memberikan obat-obatan pada korban kecelakaan tanpa petunjuk medis, dapat menyebabkan efek yang berbahaya pada korban. Beberapa obat bisa memiliki efek yang berbahaya jika diberikan pada korban dengan kondisi tertentu atau jika dosisnya tidak sesuai. Oleh karena itu, sebaiknya tidak memberikan obat-obatan pada korban kecelakaan kecuali Anda mendapatkan petunjuk dari tenaga medis yang terlatih atau puskesmas terdekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.