Sukses

Ilmuwan Ungkap Tanaman Bisa Bersuara Pakai Mic Berjarak 10 Cm, Unik

Fakta unik tanaman bisa 'menjerit' lewat mic.

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit orang yang menganggap tanaman tak bisa mengeluarkan suara. Berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan dikenal sebagai makhluk hidup diam. Namun belakangan Ilmuwan berkata lain, tanaman bisa bersuara lewat microphone yang didekatkan pada tanaman tertentu. Alhasil mengubah persepsi tentang tanaman sejak dulu. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Tel Aviv di Israel pada 2019 mengungkapkan, tanaman memancarkan jeritan ultrasonik frekuensi tinggi ketika dalam kesulitan. Dalam penelitian sebelumnya, alat perekam langsung dipasang pada tanaman untuk mendengarkan suara rahasia di dalam batangnya. Namun, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah suara tersebut dapat menyebar melalui udara.

Rasa penasaran ini membuat para ilmuwan bereksperimen dengan cara “kurang menyenangkan” bagi tanaman. Mereka membuat tanaman sekarat untuk membuktikan suara apa yang dihasilkan tanaman. Para peneliti lantas menempatkan mikrofon di sebelahnya pada jarak sekitar empat inci (10 cm). 

Tanaman yang tertekan tersebut mengeluarkan suara ultrasonik lewat mic khusus. Berikut Liputan6.com merangkum penemuan tanaman bisa bersuara pakai mic melansir dari Unilad, Rabu (29/3/2023).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanaman “Menjerit” Kesakitan Lewat Mic Ultrasonic

Peneliti menggunakan tanaman tembakau dan tomat yang mengalami tekanan. Sebuah kelompok tanaman dikenai kondisi kekeringan, sementara kelompok lainnya mengalami kerusakan fisik, seperti pemotongan batang.

Dalam dua situasi tersebut, penelitian yang dipublikasikan di database bioRxiv menemukan bahwa tanaman mulai mengeluarkan suara ultrasonik pada rentang 20 hingga 100 kilohertz. Meskipun frekuensi ini tidak dapat didengar oleh manusia tanpa bantuan, volume suara mungkin dapat "dideteksi oleh beberapa organisme dari jarak hingga beberapa meter".

Menurut Live Science, saat batangnya dipotong, tanaman tomat mengeluarkan sekitar 25 jeritan ultrasonik per jam, sedangkan tanaman tembakau yang mengalami kerusakan serupa hanya mengeluarkan 15 jeritan kesakitan. 

Ternyata, tingkat stres yang dialami oleh tanaman berbeda-beda tergantung pada kondisi yang mereka alami. Kelaparan tampaknya menjadi faktor yang memicu tangisan yang lebih intens pada tanaman tomat.

Selain itu, ketika mengalami kekeringan, tanaman tomat menghasilkan sekitar 35 jeritan ultrasonik per jam, sedangkan tanaman tembakau hanya mengeluarkan 11. Hal ini tidak terjadi secara kebetulan, karena tanaman yang tidak terganggu oleh kondisi lingkungan yang merugikan hanya mengeluarkan kurang dari satu jeritan setiap jam.

3 dari 3 halaman

Jadi Terobosan Para Petani Mengenal Kondisi Tanaman

Para peneliti dapat menggunakan pembelajaran mesin untuk memilih fitur suara yang berbeda. Mereka juga mengidentifikasi kondisi tanaman seperti kering, terpotong, atau utuh. Para penulis penelitian bahkan menyarankan masa depan di mana petani dapat mengidentifikasi tanaman yang berbeda hanya berdasarkan jeritan mereka saja.

"Temuan ini dapat mengubah cara kita berpikir tentang kerajaan tumbuhan, yang selama ini dianggap hampir diam." kata kelompok peneliti. 

Para peneliti menjelaskan bahwa kemampuan tanaman yang tidak memiliki mulut untuk mengeluarkan suara keras seperti jeritan mungkin terjadi melalui proses internal yang disebut kavitasi. Proses ini melibatkan pembentukan gelembung udara yang meledak di dalam xilem, yaitu jaringan yang membawa air dan mineral dari akar ke bagian atas batang tanaman dan ke dalam daun. 

Studi tersebut menyimpulkan: "Kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa tumbuhan yang tertekan mengeluarkan suara yang dapat dideteksi dari jarak jauh, mirip dengan banyak hewan, menggunakan klik ultrasound yang tidak terdengar oleh telinga manusia.

“Kami juga menemukan bahwa suara mengandung informasi, dan dapat mengungkapkan keadaan tumbuhan. Hasilnya menunjukkan modalitas baru untuk memberi sinyal pada tumbuhan dan menyiratkan bahwa organisme lain dapat berevolusi untuk mendengar, mengklasifikasikan, dan merespons suara ini.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.