Sukses

Aqiqah adalah Sunnah Orang Tua, Simak Hukum dan Caranya

Aqiqah adalah tradisi menyembelih kambing dan mencukur rambut.

Liputan6.com, Jakarta - Aqiqah adalah tradisi menyembelih kambing dan mencukur rambut bayi dalam Islam. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan aqiqah bentuk bakunya akikah dalam bahasa Indonesia.

Aqiqah adalah tradisi penyembelihan ternak pada upacara pencukuran rambut bayi. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan aqiqah adalah ketika berusia tujuh hari sebagai pernyataan syukur. Aqiqah adalah sunnah orang tua, jika ditunaikan mendapat pahala dan jika tidak ditunaikan tidak akan mendapatkan dosa.

KBBI menggambarkan aqiqah adalah penyembelihan kambing atau domba sebagai pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya, dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan, lazimnya dilaksanakan pada hari ketujuh.

Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Fatimah, cukurlah kepalanya dan sedekahkanlah perak seberatnya kepada orang-orang miskin." Ali berkata, "Kami pun menimbangnya. Beratnya adalah satu dirham atau kurang.” (HR. Tirmidzi, kitab al-Adhahi hadis nomor 2836)

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang aqiqah dalam Islam, hukum, dan tata caranya, Minggu (12/2/2023).

2 dari 4 halaman

Aqiqah adalah Sunnah Orang Tua

Aqiqah adalah Mencukur dan Menyembelih

Dalam buku berjudul Fiqih Aqiqah Perspektif Madzhab Syafiiy oleh Muhammad Ajib, Imam Nawawi mendefinisikan aqiqah dalam kitabnya al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab:

Aqiqah adalah berasal dari kata “al-Aqqu” yang artinya memotong. Aqiqah adalah rambut yang tumbuh di kepala bayi ketika dilahirkan. Hewan yang disembelih itu dinamakan aqiqah sebab rambut bayi dipotong ketika prosesi penyembelihan hewan.

Menunaikan aqiqah sama dengan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT. Dalam buku berjudul Aqiqah: Tata Cara dan Doanya (2021) oleh Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, aqiqah adalah rasa syukur atas diberikannya keturunan oleh Allah SWT.

Aqiqah adalah Tradisi di Hari ke-7 Kelahiran

Dalam Islam, aqiqah adalah tradisi berkurban yang dilaksanakan pada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan boleh dilaksanakan kapan saja setelah anak dilahirkan. Rasulullah SAW bersabda:

"Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, hari keempat belas, dan hari kedua puluh satu." (HR. Baihaqi)

Hukum Aqiqah dalam Islam

Apa sebenarnya hukum aqiqah dalam Islam?

Aqiqah adalah sunnah orang tua, jika ditunaikan mendapat pahala dan jika tidak ditunaikan tidak akan mendapatkan dosa. Ada ulama yang menghukumi aqiqah sebagai sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Ada pula yang menghukumi aqiqah wajib.

Masih melansir dari kitab yang sama, Imam an-Nawawi menjelaskan hukum aqiqah adalah sunnah bagi orang tua. Disunnahkan mencukur rambut bayi di hari ke-7. Para ulama Syafiiyah menganjurkan untuk bersedekah senilai berat rambut yang dicukur boleh dengan emas atau perak, baik bayi laki-laki maupun perempuan sama saja.

Dalam kitab I’anatu at-Thalibiin oleh Syaikh ad-Dimyati, ketika anak sudah baligh dan belum diaqiqah, maka gugur sunnah orang tua itu. Kemudian, dijelaskan seandainya bayi sudah baligh sementara orang tuanya belum mengaqiqahinya maka disunnahkan bagi sang anak untuk mengaqiqahi dirinya sendiri.

3 dari 4 halaman

Aqiqah untuk Bayi Laki-Laki dan Perempuan

Aqiqah untuk bayi laki-laki dan perempuan adalah berbeda pada jumlah kambing atau hewan ternak yang disembelih. Mengapa bisa demikian?

KBBI menggambarkan aqiqah adalah penyembelihan kambing atau domba sebagai pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya, dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan, lazimnya dilaksanakan pada hari ketujuh.

Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Fatimah, cukurlah kepalanya dan sedekahkanlah perak seberatnya kepada orang-orang miskin." Ali berkata, "Kami pun menimbangnya. Beratnya adalah satu dirham atau kurang.” (HR. Tirmidzi, kitab al-Adhahi hadis nomor 2836)

Aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan sama-sama mendatangkan pahala sunnah orang tua. Jumlah kambing yang disembelih untuk aqiqah sebenarnya tidak ditentukan jumlahnya. Akan tetapi, beberapa hadis menegaskan aqiqah paling baik adalah yang baik banyak hewan kurbannya.

"Sebaik-baik aqiqah adalah yang paling banyak (hewan qurban yang dikorbankan), maka berkurbanlah kalian dengan kambing (sebanyak-banyaknya) untuk setiap anak laki-laki." (HR Bukhari)

Hadis tersebut yang membuat tradisi aqiqah oleh sebagian umat muslim disepakati dengan lebih banyak menyembelih kambing untuk bayi laki-laki daripada bayi perempuan. Meski demikian, sejatinya Islam menganjurkan untuk menunaikan aqiqah sebagai sunnah orang tua sesuai kemampuannya.

Beberapa pendapat pun menyebutkan bahwa aqiqah adalah sunnah orang tua dan bagi orang tua yang miskin gugur baginya mengaqiqahkan anaknya.

Kementerian Agama Republik Indonesia pun tidak memberikan batasan jumlah yang pasti. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, ada beberapa tradisi dan pendapat ulama yang menganjurkan untuk melakukan aqiqah untuk anak laki-laki dengan memotong dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan dengan memotong satu ekor kambing.

4 dari 4 halaman

Cara Aqiqah dalam Islam dan Penjelasannya

Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa cara melakukan aqiqah yang dianjurkan:

- Dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran

Menurut hadis, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar aqiqah dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak.

- Memotong hewan kurban

Hadis menjelaskan bahwa hewan kurban yang dikorbankan sebagai aqiqah adalah kambing atau domba, dan bahwa jumlah hewan yang dikorbankan bisa satu atau lebih tergantung pada kebiasaan masing-masing keluarga.

- Berkurban untuk Allah

Hadis menegaskan bahwa aqiqah adalah amal sholeh yang dilakukan dengan niat untuk beribadah kepada Allah.

- Memberikan bagian daging hewan qurban kepada orang miskin

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar bagian daging hewan qurban yang tidak diolah untuk dikonsumsi diberikan kepada orang miskin sebagai bentuk zakat dan kebaikan.

- Memberikan makan kepada sanak saudara dan tetangga

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar bagian daging hewan qurban dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga sebagai bentuk silaturahmi dan kebaikan.

Secara keseluruhan, cara melakukan aqiqah menurut hadis adalah dengan mengikuti tata cara yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Dimulai dengan niat untuk beribadah kepada Allah, memotong hewan qurban pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, dan memberikan bagian daging hewan kurban kepada orang miskin dan sanak saudara.