Sukses

Chikungunya Menyebabkan Lumpuh? Begini Mengobati dan Mencegahnya

Chikungunya menyebabkan kelumpuhan sementara.

Liputan6.com, Jakarta - Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh Alphavirus. Penyakit ini sangat rendah risiko kematian, tetapi memiliki risiko komplikasi yang membahayakan. Chikungunya menyebabkan lumpuh, gangguan saraf mata, jantung, dan saluran pencernaan.

Alphavirus penyebab chikungunya, ditularkan ke manusia melalui perantara nyamuk penyebab DBD (Demam Berdarah Dengue). Nyamuk penyebab chikungunya adalah Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

Menghimpun data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di sepanjang tahun 2019 sudah ada lebih dari 1.9 juta kasus chikungunya di kawasan Asia.

Chikungunya menyebabkan lumpuh sementara, bisa berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Agar komplikasi chikungunya tidak terjadi, pemeriksaan harus segera dilakukan ketika seseorang mengalami gejala chikungunya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang chikungunya menyebabkan kelumpuhan, cara mengobati, dan mencegahnya, Selasa (15/11/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Chikungunya Rendah Risiko Kematian

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh Alphavirus. Virus penyebab chikungunya ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi olehnya. Nyamuk yang bisa menginfeksi manusia adalah jenis nyamuk sama dengan penyebab DBD.

Nyamuk penyebab chikungunya adalah Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Nyamuk pembawa Alphavirus ini bisa terinfeksi setelah mengigit atau menghisap darah dari pengidap chikungunya. Itu artinya, chikungunya tidak bisa ditularkan antar manusia secara langsung tetapi melalui perantara nyamuk.

Menghimpun data dari Pusat Data Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI, tercatat sepanjang tahun 2019 demam chikungunya ada sebanyak 5042 kasus. Kemudian, menghimpun data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di sepanjang tahun 2019 sudah ada lebih dari 1.9 juta kasus di kawasan Asia.

Sejumlah 5000-an kasus demam chikungunya tersebut, tidak ada laporan kematian. Para ahli menyebutkan, bahaya chikungunya adalah pada komplikasi yang disebabkannya. Komplikasi chikungunya berisiko terjadi ketika infeksi tidak ditangani dengan tepat.

3 dari 5 halaman

Chikungunya Menyebabkan Lumpuh

Penyakit chikungunya sangat rendah risiko kematian, tetapi ancaman utamanya adalah komplikasi seperti lumpuh. Chikungunya menyebabkan lumpuh atau penderita akan kesulitan berjalan. Mengapa chikungunya menyebabkan lumpuh?

Menghimpun data dari Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Ngawi pada November 2022, dalam sepekan ada seratus warga yang terjangkit chikungunya dan siklusnya bergantian. Rata-rata warga yang terserang chikungunya mengeluhkan gejala demam, persendian sakit, dan lemas tidak bisa berjalan atau lumpuh.

Chikungunya menyebabkan lumpuh yang dimulai dengan masa inkubasi antara 3 sampai 7 hari. Usai masa inkubasi, seseorang yang terinfeksi Alphavirus akan mengalami demam tinggi sekitar 38.9 derajat celcius, disertai sakit kepala, mual, dan kelelahan.

Gejala sebagai respon seseorang yang terinfeksi Chikungunya berbeda-beda. Umumnya, chikungunya menyebabkan lumpuh ketika pembengkakan dan nyeri terjadi dalam intensitas yang tinggi. Bagian tubuh yang berisiko bengkak adalah pergelangan tangan, siku, jari, lutut, dan pergelangan kaki.

Pembengkakan dan nyeri dengan intensitas yang tinggi bisa membuat pengidapnya tidak mampu untuk berjalan. Meski demikian, lumpuh yang disebabkan oleh chikungunya hanya akan terjadi sementara atau lumpuh sementara.

Gejala chikungunya akut, bisa sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari. Sementara gejala chikungunya kronis seperti kelumpuhan dan nyeri, bisa bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

4 dari 5 halaman

Komplikasi Chikungunya Lainnya

Apakah ada komplikasi yang lebih parah? Para ahli kesehatan yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, mengungkap komplikasi chikungunya yang parah bisa terjadi.

Seperti gangguan saraf mata, jantung, dan saluran pencernaan. Sementara kematian sangat rendah risikonya, tetapi bukan tidak mungkin bagi orang lanjut usia.

Kemenkes RI pun mengungkap komplikasi chikungunya sebagai berikut:

1. Radang di bagian uvea mata (uveitis).

2. Radang pada retina mata (retinitis).

3. Peradangan otot jantung (miokarditis).

4. Peradangan pada ginjal (nefritis).

5. Radang hati (hepatitis).

6. Radang otak (ensefalitis).

7. Radang pada satu segmen saraf tulang belakang (mielitis).

8. Radang sendi (rematik) atau perburukan radang sendi yang telah terjadi sebelumnya.

9. Sindrom Guillain-Barré, yaitu gangguan pada sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan).

5 dari 5 halaman

Cara Mengobati dan Mencegah Chikungunya

Cara mengobati chikungunya adalah ketika gejala umum penyakit ini timbul, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cepat akan mencegah terjadinya komplikasi yang membahayakan.

Saat pemeriksaan berlangsung, dokter akan menjalankan tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assays). Tes ELISA adalah tes serologi guna mengecek keberadaan antibodi IgM dan IgG. Umumnya, kadar antibodi IgM sangat tinggi pada 3-5 minggu setelah gejala muncul, dan bisa bertahan hingga 2 bulan.

Dokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.

Lalu, bagaimana cara mencegah chikungunya? Kemenkes RI menjelaskan cara mencegah infeksi chikungunya bisa dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui tindakan 3M Plus, yaitu :

1. Menguras tempat penampungan air.

2. Menutup rapat tempat penyimpanan air.

3. Mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air.

Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M, yaitu :

4. Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air.

5. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

6. Menggunakan obat anti-nyamuk.

7. Memasang kawat anti-nyamuk di jendela dan ventilasi rumah.

8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

9. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian di ruang terbuka.

10. Memperbaiki saluran air yang tidak lancar.

11. Bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.