Sukses

Retail adalah Pemasaran pada Konsumen Akhir, Ketahui Jenis-Jenisnya

Retail adalah penjualan eceran.

Liputan6.com, Jakarta - Pengertian retail adalah aktivitas usaha atau pemasaran produk maupun jasa. Retail adalah kegiatan pemasaran atau jual-beli dalam jumlah kecil kepada konsumen atau pembeli akhir. Tujuan dari kegiatan pemasaran retail adalah khusus konsumsi dan bukan bisnis.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menjelaskan kegiatan sebagaimana pengertian retail adalah bisnis menjual dengan harga yang pantas untuk disampaikan kepada konsumen akhir. Kegiatan bisnis retail adalah khusus ditujukan menjual barang dan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Bisnis retail utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Itu artinya, kegiatan retail dilakukan guna memenuhi konsumsi masyarakat umum.

Ada dua jenis bisnis atau usaha retail, yakni retail modern dan retail tradisional. Usaha retail modern dilakukan di tempat yang lebih luas, produk lebih banyak, dan harganya tetap. Kemudian usaha retail tradisional dilakukan di tempat yang tidak luas, produk terbatas, dan bisa tawar-menawar.

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang retail, pengertian retail, kegiatan usaha retail, dan jenis-jenis usaha retail, Kamis (22/9/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Retail adalah Pemasaran pada Konsumen Akhir

Memahami retail adalah bagian dari aktivitas pemasaran barang dan jasa. Secara bahasa, Kampus Kwik Kian Gie menjelaskan pengertian retail adalah berasal dari bahasa Perancis, retailler, yang berarti memotong atau memecahkan sesuatu. Kegiatan retail adalah dilakukan kepada konsumen akhir.

Kegiatan retail adalah sama dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen akhir. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian retail adalah usaha bersama dalam bidang perniagaan dalam jumlah kecil kepada pengguna akhir.

Bisnis retail adalah bukan sembarang kegiatan pemasaran. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menjelaskan pengertian retail adalah menjual dengan harga yang pantas untuk disampaikan kepada konsumen akhir. Kegiatan retail adalah khusus ditujukan menjual barang dan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Kegiatan usaha retail adalah menjadi praktik perdagangan yang ditujukan bukan untuk diperjual-belikan lagi, tetapi khusus dikonsumsi oleh konsumen tingkat akhir. Kegiatan retail dilakukan sebagaimana pemilik usaha retail membeli barang atau jasa dalam jumlah yang banyak dari produsen untuk dijual-belikan kembali dalam jumlah kecil.

Contoh barang-barang yang dijual dalam kegiatan retail adalah barang-barang konsumsi atau barang-barang pribadi. Kemudian retail yang berhubungan dengan jasa, berupa jasa yang digunakan untuk kepentingan pribadi atau bukan umum. Ditegaskan Kampus Kwik Kian Gie, kegiatan retail adalah menjadi rantai saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen akhir.

Apa yang menjadi karakteristik usaha retail? Karakteristik usaha retail adalah terdiri dari tiga bagian, menurut ahli dalam bidang ini Berman dan Evans (2001) sebagaimana dijelaskan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ini penjelasan tiga karakteristik usaha retail yang dimaksudkan:

1. Small Average Sale

Karakteristik usaha retail adalah small average sale. Tingkat penjualan retailing pada toko tersebut relatif kecil, dikarenakan targetnya merupakan konsumen akhir yang membeli dalam jumlah kecil.

2. Impulse Purchase

Karakteristik usaha retail adalah impulse purchase. Pembelian yang terjadi dalam retailing sebagian besar merupakan pembelian yang tidak direncanakan. Hal ini yang harus dicermati pengecer, yaitu bagaimana mencari strategi yang tepat untuk memaksimalkan pembelian untuk mengoptimalkan pendapatan.

3. Popularity of Stores

Karakteristik usaha retail adalah popularity of stores. Nilai keberhasilan dari retailing sangat tergantung akan popularitas dan image dari toko atau perusahaan. Semakin terkenal toko atau perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat kunjungan yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan.

3 dari 4 halaman

Pengertian Retail Menurut Para Ahli

Apabila sudah memahami tentang pengertian retail secara umum dan kegiatan usaha retail atau pemasaran retail, selanjutnya simak pengertian retail menurut para ahli.

Ini pengertian retail menurut para ahli yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Pengertian Retail Menurut Levy dan Weitz (2001: 8)

Pengertian retail adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.

2. Pengertian Retail Menurut Berman dan Evans (2001: 3)

Pengertian retail adalah suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga. Produk yang dijual dalam usaha retailing atau retail adalah barang, jasa maupun gabungan dari keduanya.

3. Pengertian Retail Menurut Kotler (2000: 502)

Pengertian retail adalah penjualan eceran meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.

4. Pengertian Retail Menurut Gilbert (2003: 6)

Pengertian retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.

5. Pengertian Retail Menurut William R. Davidson dkk (1988)

Pengertian retail adalah menawarkan barang dan jasa dengan jumlah yang kecil sehingga dapat dijangkau oleh konsumen individual maupun kebutuhan keluarga.

4 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Usaha Retail dan Penjelasan

Ada dua jenis usaha retail sesuai dengan pengertian retail sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya. Masih melansir dari sumber yang sama Kampus Kwik Kian Gie, jenis-jenis retail adalah berupa usaha retail modern dan usaha retail tradisional.

Kegiatan usaha retail tradisional wujudnya sederhana, tempat tidak luas, barang tidak banyak, manajemen sederhana, dan masih menerapkan sistem tawar-menawar. Sementara kegiatan usaha retail modern wujudnya lebih baik daripada usaha retail tradisional.

Usaha retail modern adalah menawarkan tempat usaha yang luas, menyediakan lebih banyak pilihan produk atau barang, harga jualnya tetap atau tidak menerapkan sistem tawar-menawar, konsumen mudah mengetahui harga jual di retail modern, bahkan konsumen ada yang bisa mencoba produk yang dijual terlebih dahulu.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjelaskan jenis-jenis usaha retail menjadi lebih khusus atau lebih spesifik sebagai berikut:

1. Pengecer Toko (Store Retailing)

- Specialty Store (Toko Khusus)

Toko spesial yang menjual lini produk sempit dengan suatu ragam barang yang terdapat di dalam lini tersebut. Dalam hal ini, retailer mencoba untuk melayani konsumen dari satu atau sejumlah kecil segmen pasar dengan cara menyediakan produk-produk khusus.

- Toko Serba Ada (Department Store)

Lembaga eceran yang menawarkan berbagai macam lini produk dengan mutu pilihan. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya lebih kuat, dan badan hukumnya berbentuk perseroan terbatas atau paling tidak berbentuk CV.

- Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store)

Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dengan tingkat perputaran yang tinggi dan menjual lini produk convenience yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dll.

- Pasar Swalayan (Supermarket)

Toko dengan operasi relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti produk-produk bahan makanan, daging, ikan segar, sayur, buah buahan, minuman kaleng, cucian, dan produk-produk perawatan rumah tangga.

- Toko Diskon (Discount Store)

Toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi.

- Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailers)

Pengecer yang membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran.

- Toko Super (Superstore)

Kombinasi dari supermarket dan discount store (toko yang menyediakan sejumlah besar barang (full line product) dengan harga murah.

- Ruang Pamer Katalog (Catalog Show-Room)

Toko yang menjual cukup banyak pilihan produk-produk dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, bermerek dengan harga diskon.

2. Penjualan Eceran Bukan Toko (Non-Store Retailing)

- Penjualan Langsung (Direct Selling)

Merupakan bentuk penjualan yang telah ada dari berabad-abad yang lalu dimulai dari pedagang keliling yang berkembang menjadi industri yang menjual produknya dari rumah ke rumah dan dari kantor ke kantor.

- Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran ini berawal dari penawaran lewat surat dan katalog. Seiring perkembangan zaman, pemasaran ini sekarang mencakup berbagai cara untuk menjangkau orang. Termasuk didalamnya pemasaran lewat telepon (telemarketing), pemasaran tanggapan langsung lewat televisi (progam home shopping), dan belanja elektronik.

- Mesin penjual otomatis (Automatic Vending)

Perkembangan teknologi berdampak pula pada perkembangan pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan munculnya suatu alat penjual otomatis, dimana tidak memerlukan adanya wiraniaga dalam pengoperasiannya.

- Jasa Pembelian (Buying Services)

Merupakan suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus, biasanya karyawan organisasi-organisasi besar (contoh: sekolah, rumah sakit).

3. Organisasi Pengecer (Retailer Organization)

- Jaringan Sukarela (Voluntary Cooperatif)

Kelompok pengecer independen yang didukung oleh suatu pedagang besar, yang melakukan pembelian borongan dan perdagangan umum.

- Koperasi Pengecer (Retailing Cooperatif)

Pengecer-pengecer independen yang membentuk organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.

- Koperasi Konsumen (Consumer Cooperatif)

Suatu toko yang dikelola dan dimiliki oleh konsumen yang membentuk suatu komunitas.

- Organisasi Waralaba (Franchise Organization)

Suatu organisasi yang membeli hak untuk mengoperasikan dan memiliki suatu aktivitas bisnis.

- Konglomerat Perdagangan (Merchandising Conglomerate)

Perusahaan yang berbentuk bebas yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk eceran yang berbeda-beda di bawah kepemilikan yang terpusat serta menyatukan fungsi distribusi dan manajemen.

- Jaringan Toko Koperasi (Corporate Chain Store)

Dua atau lebih toko yang umumnya dimiliki dan dikontrol, mengerjakan pembelian dan perdagangan yang terpusat dan menjual lini perdagangan yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.