Sukses

10 Ciri-Ciri Baby Blues yang Perlu Diwaspadai, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ciri-ciri baby blues yang utama adalah dapat membuat ibu merasa menangis tiba-tiba dan sering cemas.

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri baby blues sering kali tidak disadari oleh para ibu. Baby blues merupakan gangguan suasana hati yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini bisa berdampak negatif bagi ibu dan bayi, sehingga perlu segera ditangani.

Ciri-ciri baby blues yang utama adalah dapat membuat ibu merasa sedih, marah, menangis, sering cemas, dan masih banyak lagi. Kondisi itu bisa disebabkan oleh pengaruh perubahan hormonal setelah melahirkan, atau kelelahan mengurus bayi, bisa juga karena perubahan bentuk tubuh.

Baby blues dapat dimulai sejak minggu pertama setelah melahirkan dan umumnya bertahan hingga 2 minggu. Keluhan memang tidak terus menerus dirasakan, melainkan hilang timbul. Walaupun begitu, keluhan ini harus diatasi dengan baik agar tidak berkembang menjadi depresi pasca melahirkan (postpartum depression).

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai ciri-ciri baby blues beserta penyebab dan cara menanganinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Baby Blues

1. Menangis Tanpa Alasan yang Jelas

Ciri-ciri baby blues syndrome yang paling sering dialami adalah menangis. Biasanya, seseorang akan menangis jika ada alasan. Namun, berbeda halnya pada kasus baby blues. Ibu akan menangis secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas. Ini merupakan salah satu permulaan ketika Anda mengalami baby blues.

2. Lebih Mudah Tersinggung dan Cepat Marah

Bila mudah tersinggung oleh hal sepele setelah melahirkan, Anda patut mencurigai hal tersebut sebagai ciri-ciri baby blues. Perkataan atau perbuatan orang lain dapat mudah membuat Anda marah, padahal mungkin maksud orang tersebut baik dan bukan ingin menyinggung perasaan Anda. Anda juga bisa merasa kesal dan marah terhadap si Kecil yang rewel atau sebab lainnya.

3. Mengalami Mood Swings

Mood swings atau perubahan suasana hati termasuk salah satu ciri-ciri baby blues. Biasanya, perubahan suasana hati terjadi pada minggu pertama pasca persalinan. Kendati begitu, sebagian orang juga baru akan mengalaminya beberapa minggu kemudian.

4. Tidak Sabaran

Pada seorang ibu yang mengalami sindrom baby blues, ia bisa saja menjadi tidak sabaran. Bila Anda biasanya termasuk penyabar, namun tiba-tiba berubah menjadi tidak sabar setelah persalinan, bisa jadi hal ini menandakan sindrom baby blues. Apa yang Anda atau orang lain lakukan akan terasa lambat dan tidak sesuai keinginan.

5. Cepat Merasa Lelah dan Tidak Bertenaga

Kelelahan yang luar biasa juga dapat menjadi ciri-ciri baby blues. Ketika baru melahirkan, tenaga ibu memang akan banyak terkuras untuk mengasuh bayi. Ditambah dengan jam tidur yang menentu.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Baby Blues Lainnya

6. Merasa Cemas Berlebihan

Rasa cemas sebenarnya tidak masalah. Namun, jika merasa khawatir atau cemas yang berlebihan terhadap sesuatu, Anda sebaiknya berhati-hati. Pasalnya, hal itu dapat menjadi ciri-ciri baby blues.

7. Hipersensitif Terhadap Kritik

Memang akan ada saja kritikan ketika menjadi ibu baru. Namun, sebaiknya Anda tidak perlu menanggapi yang tidak penting. Bila ibu merasa sensitif terhadap kritikan tersebut, emosi pun bisa meletup-letup yang akhirnya bermuara pada sindrom baby blues.

8. Konsentrasi Menurun

Ciri-ciri baby blues yang lainnya dapat ditunjukkan dengan penurunan konsentrasi. Bila mengalaminya, Anda akan mudah melakukan kesalahan tanpa sengaja. Misalnya melupakan hal-hal kecil, seperti mematikan kompor, menaruh barang, dan sebagainya.

9. Tidak Nafsu Makan

Setelah melahirkan, biasanya ibu akan memiliki nafsu makan yang lebih besar dari biasanya, apalagi jika sambil memberikan ASI. Namun, jika tidak merasa bergairah dan tidak nafsu makan, bisa jadi itu ciri-ciri baby blues.

10. Merasa Terasing, Bersalah, dan Malu

Selama berada di rumah sakit, begitu usai melahirkan, ibu mendapatkan perhatian penuh dari keluarga, kerabat, teman dan lainnya. Namun, begitu pulang ke rumah, kondisi bisa berubah 180 derajat. Ibu kurang mendapat perhatian dari lingkungan terdekat, dan harus mengurus bayi lebih intens dari siapa pun. Masalah bisa makin bertumpuk tatkala ibu menemui kesulitan dalam memberikan ASI misalnya. Sementara, tuntutan mengurus kebutuhan suami dan diri sendiri harus tetap dipenuhi. Bayangan semula yang terasa menyenangkan kini menyergap dalam bentuk aneka kerepotan. Akibatnya, ibu merasa terasing. Belum lagi bila orangtua atau mertua banyak memberi komentar atau terlalu ikut campur soal pengurusan anak hanya karena merasa lebih berpengalaman.

4 dari 5 halaman

Penyebab Baby Blues

1. Perubahan hormon

Setelah melahirkan, terjadi perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kimia di otak dan memicu terjadinya perubahan suasana hati (mood swing).

2. Kesulitan beradaptasi

Sulit beradaptasi dengan perubahan yang ada dan tanggung jawab baru sebagai ibu dapat menjadi penyebab baby blues. Banyak ibu baru yang merasa kewalahan untuk mengurus segalanya sendiri, termasuk mengurus kebutuhan Si Kecil.

3. Kurang tidur

Siklus tidur bayi baru lahir yang belum teratur menyebabkan ibu harus terjaga di malam hari dan menyita banyak waktu tidur mereka. Kurangnya waktu tidur terus menerus akan membuat ibu kelelahan dan tidak nyaman. Hal inilah yang bisa memicu terjadinya baby blues.

4. Payudara bengkak yang terasa menyakitkan dan demam

ASI mulai terproduksi sehingga payudara ibu cepat membesar dan membengkak. Bayi yang baru lahir biasanya menyusu setiap 2 jam sekali. Tapi ada juga yang pintar, sedikit-sedikit minta ASI karena cepat merasa haus dan lapar, serta sering buang air kecil. Nyatanya, tidak semua bayi memiliki kemampuan yang sama setelah dilahirkan. Bagi ibu dengan bayi yang sulit menyusu dapat menjadi masalah payudara bengkak karena ASI keluar tidak lancar. Hal ini membuat tubuh ibu menjadi demam, dan menjadi tidak nyaman.

5. Perubahan tubuh secara drastis

Banyak ibu hamil sangat menjaga pola makan saat kehamilannya. Namun, setelah melahirkan ia lupa dengan porsi makannya. Nah, pola makan seperti ini yang membuat ibu lebih gemuk dibandingkan saat hamil. Alhasil, tetangga ataupun keluarga akan berbicara negatif terhadap anda. Kalimat-kalimat yang kurang berkenan di hati tersebut tentu bisa membuat ibu merasa tertekan.

5 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Baby Blues

Setelah mengetahui apa itu baby blues, anda juga perlu mengetahui cara mengatasinya. Baby blues umumnya akan hilang dengan sendirinya. Meski demikian, jika Anda mengalaminya, kondisi ini perlu dikelola dengan baik. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi baby blues adalah:

1. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi guna pemulihan diri ibu dan pemberian ASI kepada sang buah hati.

2. Konsumsi multivitamin dan omega 3 untuk tetap menjaga kesehatan ibu.

3. Jangan minum alkohol karena dapat memperparah kondisi ibu.

4. Setiap kali perasaan bersalah muncul, tanamkan pada diri Anda bahwa ini bukanlah kesalahan Anda.

5. Minta dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang-orang sekitar untuk membantu pemulihan diri.

6. Mengikuti terapi dan konseling secara individual atau kelompok.

7. Meluangkan waktu untuk diri sendiri (me time) sejenak.

8. Saling bercerita pengalaman dengan ibu baru lainnya.

9. Istirahat yang cukup karena sangat diperlukan untuk pemulihan tubuh Anda.

Jika perlu, Anda dapat mencoba melakukan relaksasi, meditasi, dan mandi dengan air hangat untuk menenangkan pikiran sebelum tidur. Secara umum, itu semua akan meningkatkan kesehatan tubuh ibu dan itu akan membantu membuat perasaan jauh lebih baik. Pada kasus depresi pasca melahirkan, dokter mungkin akan memberi resep obat penenang untuk mengurangi gejala tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.