Sukses

Bhinneka Tunggal Ika Artinya Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu, Ketahui Sejarahnya

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

Liputan6.com, Jakarta Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.  Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang ada pada lambang burung Garuda. Semboyan atau motto ini menggambarkan Indonesia yang karena terdiri dari puluhan ribu pulau dengan berbagai suku budaya yang beragam.

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Arti ini semakin menguatkan toleransi dan rasa mencintai atas perbedaan agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat, dan budaya yang ada di Indonesia.

Makna lainnya, Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini harus terus ditanamkan dalam diri setiap warga masyarakat Indonesia, supaya tidak terjadinya perpecahan.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai makna Bhinneka Tunggal Ika beserta sejarah dan tujuannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara, semboyan tersebut ditulis dalam bahasa Jawa kuno yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata ''Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Jika diartikan secara harfiah, kata Bhinneka artinya beragam atau bermacam-macam, kata Tunggal artinya satu, dan kata Ika artinya itu. Kesimpulannya, secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika artinya 'beraneka satu itu'. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam, tetapi masih satu jua.

Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal ini menggambarkan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia, dengan keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, tidak membuat Indonesia menjadi terpecah. Atas segala macam perbedaan inilah kemudian Bhinneka Tunggal Ika dibentuk.

Semboyan ini juga digunakan sebagai ilustrasi identitas alami Indonesia dan dibangun secara sosial budaya berdasarkan keragaman. Dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat membantu masyarakat Indonesia untuk lebih memahami, serta Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan ikatan dan identitas yang sama. Kesamaan identitas mencegah Indonesia tercerai berai karena dilatari keragaman budaya.

Dengan arti dan makna yang telah disebutkan, tujuan Bhinneka Tunggal Ika adalah memunculkan keinginan menerima dan menghargai keragaman. Tanpa keinginan tersebut akan sulit mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Keinginan tersebut menjadi awal terbentuknya nasionalisme pada bangsa Indonesia. Pembangunan kesadaran nasionalisme lewat Bhinneka Tunggal Ika adalah upaya menjaga loyalitas serta dedikasi pada bangsa dan negara.

3 dari 4 halaman

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dikenal untuk kali pertama pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana sekitar abad ke-14 M. Bhinneka Tunggal Ika artinya adalah kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno, yang lebih dikenal sebagai kitab Sutasoma. Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Baitnya secara lengkap sebagai berikut:

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,

Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Artinya:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.

Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?

Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.

Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Terjemahan: teks oleh Dr. Soewito Santoso.

Hal tersebut memberi makna inspiratif bagi bangsa Indonesia. Mohammad Yamin menjadi orang pertama yang mengusulkan kutipan tersebut kepada Presiden Ir Soekarno untuk dijadikan semboyan Indonesia. Indonesia ketika itu masih memegang kuat kepercayaan Hindu dan Budha serta menggunakan bahasa Sanskerta dalam penulisan.

Perumusan semboyan ini didasari keberagaman di berbagai pulau dan wilayah yang tersebar di Indonesia. Seluruh perbedaan budaya, suku, kepercayaan dan masih banyak lagi, semuanya mengarah pada persatuan.

Semangat toleransi dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk sikap menghargai setiap perbedaan. Sebelumnya, semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Akhirnya, pemerintah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan resmi Indonesia pada 17 Oktober 1951. Hal ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.

Peraturan itu menjelaskan bahwa lambang negara Indonesia terdiri dari Burung Garuda Pancasila, Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

4 dari 4 halaman

Tujuan dan Fungsi Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Setelah memahami Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, anda juga perlu mengetahui tujuan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Berikut penjelasannya:

1. Pemersatu bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

2. Menjaga kesatuan bangsa agar tidak terpecah belah.

3. Wujud cita-cita bangsa Indonesia.

4. Meningkatkan kesadaran pentingya toleransi untuk mencegah perselisihan.

5. Menciptakan kehidupan masyarakat damai dan aman dari konflik.

Selain itu, terdapat pula fungsi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, antara lain:

1. Sebagai landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

2. Sebagai pedoman kehidupan dan sarana untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

3. Sebagai sarana menciptakan toleransi.

4. Sebagai cara pandang dalam pengambilan kebijakan hukum dan politik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.