Sukses

Koersif adalah Komunikasi yang Mengandung Paksaan, Simak Contohnya

Komunikasi koersif adalah dapat menimbulkan rasa tak senang.

Liputan6.com, Jakarta Koersif adalah salah satu bentuk pengendalian sosial. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan pengendalian sosial adalah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan masyarakat di dalam sebuah lingkungan untuk melaksanakan nilai serta norma sosial yang berlaku di dalamnya.

M. Nasor dalam buku berjudul Public Relations yang terbit tahun 1993 menjelaskan, komunikasi koersif adalah proses penyampaian pesan (pikiran dan perasaan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, opini, atau perilaku dengan gaya yang mengandung paksaan, sanksi, ancaman, kekhawatiran, dan ketakutan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerjemahkan koersif adalah segala yang bersifat atau berkenaan dengan koersi. Apa itu koersi? Dalam jurnal Ilmu Komunikasi dengan judul Teknik Komunikasi Koersif Dinas Kesejahteraan Sosial dalam Menanggulangi Gelandangan dan Pengemis di Kota Samarinda, koersi adalah perintah, intruksi, bahkan suap, pemerasan.

Akibat dari kegiatan koersif adalah mengarah pada perubahan sikap, pendapat, atau perilaku dengan perasaan terpaksa karena diancam, yang menimbulkan rasa tak senang, bahkan rasa benci, dan dendam. Ada dua jenis komunikasi secara koersif, yakni kompulsi (paksaan) dan pervasi (pengisian).

Berikut Liputan6.com ulas tentang koersif dari berbagai sumber, Selasa (26/10/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis Komunikasi Koersif

Jenis komunikasi koersif adalah terdiri dari dua macam. Pertama komunikasi koersif kompulsi (paksaan) dan kedua komunikasi koersif pervasi (pengisian). Masih melansir dalam sumber jurnal yang sama, berikut perbedaan keduanya:

1. Komunikasi koersif kompulsi (paksaan) adalah keadaan yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti atau mengubah sifatnya dan menghasilkan suatu kepatuhan yang sifatnya tidak langsung.

2. Komunikasi koersif pervasi (pengisian) adalah secara pengertian pervasi merupakan cara penanaman atau pengenalan norma secara berulang-ulang sehingga orang akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang diinginkan.

3 dari 3 halaman

Penerapan Komunikasi Koersif

Umumnya penerapan komunikasi koersif adalah untuk pengendalian sosial, teguran dari orang tua kepada anak, perdebatan, konflik, atasan kepada bawahan, pihak sekolah kepada orang tua, dan masih banyak lagi.

Berikut contoh penerapan komunikasi koersif, mengutip dari laman pakarkomunikasi.com:

1. Komunikasi di Dunia Diplomat

Di dunia kerja seorang diplomat, teknik komunikasi koersif juga sering menjadi senjata diplomatis dalam menghadapi berbagai macam perdebatan maupun konflik.

Tujuannya adalah untuk mempertahankan pendapat dan meyakinkan atau mengubah pendapat serta sikap lawan secara diplomatis. Melalui teknik komunikasi koersif juga, biasanya akan memuat kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu perdebatan maupun konflik.

Tidak hanya itu, dengan adanya gambaran buruk atau efek akhir yang disampaikan juga dapat membantu para diplomat dalam membuat keputusan dan kerjasama dengan pihak lawan secara diplomatis.

2. Aparat Kepolisian dengan Para Pengendara

Teknik komunikasi koersif adalah komunikasi yang berlangsung antara aparat kepolisian dengan para pengendara alat transportasi di jalanan.

Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya sanksi atau hukuman yang secara paksa mengatur para pengendara untuk tetap mematuhi aturan-aturan yang berlaku.

Tujuannya juga jelas yaitu untuk menertibkan para pengendara di jalanan serta tetap mengutamakan keselamatan diri maupun lingkungan sekitarnya.

3. Atasan dan Bawahan dalam Lingkup Kerja

Para atasan juga biasanya akan menggunakan teknik komunikasi koersif pada bawahannya di lungkungan kerjanya. Kondisi tersebut dimaksudkan untuk menuntut adanya kedisiplinan kerja para bawahan ataupun para karyawannya.

Melalui teknik komunikasi koersif maka para karyawan dapat merubah pemikiran mereka untuk tetap mematuhi aturan kerja dan memiliki sikap disiplin dalam bekerja. Teknik komunikasi koersif ini juga merupakan strategi komunikasi efektif di tempat kerja.

4. Dinas Kesejahteraan Sosial dan Para Gelandangan

Dalam upaya melakukan penertiban gelandangan, maka Dinas Kesejahteraan Sosial menerapkan strategi komunikasi dengan teknik komunikasi koersif. Komunikasi yang berlangsung mengandung unsur perintah, ancaman, maupun sanksi yang secara paksa harus dipatuhi oleh para gelandangan.

Tidak hanya gelandangan, tetapi juga berlaku bagi para pengemis yang bertujuan untuk mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis di jalanan.

Kondisi ini disebabkan karena pemikiran para gelandang dan pengemis yang sudah yakin maupun puas dengan jalan hidupnya, serta sulit untuk diatur. Oleh sebab itu, komunikasi secara paksa perlu di lakukan untuk mengubah jalan pemikiran mereka.

5. Orang Tua dengan Anak

Orang tua terkadang menggunakan ancaman dalam mengatur sikap anak-anaknya agar sesuai dengan apa yang orang tua harapkan. Sebagai contoh seperti ancaman tidak diberi uang jajan jika pekerjaan rumah tidak dilakukan atau ketika anak tidak mau belajar yang pastinya menimbulkan rasa tidak senang.

6. Pihak Sekolah dan Pihak Orang Tua

Dalam hal berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, terkadang pihak sekolah juga dapat menggunakan teknik komunikasi koersif dalam hubungannya dengan biaya sekolah yang harus ditanggung oleh pihak orang tua.

Dalam hal ini, teknik komunikasi koersif yang digunakan adalah adanya sanksi maupun ancaman yang diberikan pihak sekolah seperti mengeluarkan anak didiknya ketika biaya sekolah tidak dapat dipenuhi oleh pihak orang tua anak didik.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.