Sukses

Penyebab Ketindihan saat Tidur, Simak Cara Mengatasinya yang Tepat

Penyebab ketindihan saat tidur dapat terjadi karena karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab ketindihan sering dikaitkan dengan hal mistis, padahal ketindahan atau sleep paralysis adalah keadaan di mana Anda ingin bangun dari tidur tapi tidak dapat bergerak dan berbicara. Hal itu bisa terjadi selama satu hingga dua menit.

Karena sering kali disertai dengan halusinasi aneh, termasuk muncul sosok menyeramkan, gangguan tidur ini kemudian jamak diyakini terjadi karena ditindih makhluk halus. Padahal, secara medis, fenomena ini dapat dijelaskan sebagai sleep paralysis alias kelumpuhan tidur.

Ketindihan yang terjadi pada saat tertidur dapat disebut sebagai hipnagogik atau predormital. Sedangkan, ketika ketindihan terjadi pada saat bangun disebut sebagai hipnopompik atau postdormital. Dengan mengetahui penyebab ketindihan, Anda akan dapat segera mengatasinya.

Berikut ini penjelasan mengenai penyebab ketindihan saat tidur beserta cara mengatasinya yang tepat, yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (25/7/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Ketindihan Saat Tidur

Istilah medis untuk ketindihan adalah kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Penyebab ketindihan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.

Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh Anda akan berada di dalam fase NREM. Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM  dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.

Nah, pada saat ia terbangun dalam kondisi peralihan ini, otaknya masih dalam keadaan tidur, seluruh ototnya juga masih lumpuh karena masih dalam keadaan rileks. Alhasil, Anda akan merasakan gejala ketindihan seperti tersadar dengan kondisi badan tidak bisa bergerak.

Nantinya, beberapa saat setelah mengalami kondisi sleep paralysis, otak dan tubuh akan perlahan mulai sinkron kembali sampai benar-benar terbangun dari ketindihan. Kelumpuhan tidur umumnya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun gejala yang dialami penderitanya kadang menimbulkan rasa takut dan cemas untuk tertidur lagi. Itulah penyebab ketindihan yang utama dan perlu diketahui, karena hal ini bukan ada kaitannya dengan hal gaib.

3 dari 4 halaman

Faktor Memicu Terjadinya Ketindihan Saat Tidur

Setelah mengetahui penyebab ketindihan, ada baiknya juga mengetahui faktor yang bisa memicu terjadinya ketindihan saat tidur. Tidak semua orang pernah mengalami peristiwa sleep paralysis, tapi ada juga beberapa orang yang sering mengalami ketindihan. Bukan karena diikuti hal mistis, namun ada beberapa faktor risiko yang secara tidak sadar menyebabkan seseorang sering ketindihan. Di antaranya adalah ini.

1. Mengalami Gangguan Mental

Meski tidak diketahui apa hubungan pastinya, orang yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau depresi dilaporkan sering mengalami kondisi “rep-repan”. Orang yang sedang mengalami gangguan mental juga cenderung minum minuman beralkohol, dan ini diyakini bisa memicu ketindihan.

2. Salah Posisi Tidur

Kebanyakan orang yang mengalami ketindihan saat tidur mengatakan bahwa itu terjadi saat posisi tidur mereka sedang telentang atau berbaring. Sedangkan orang yang tidurnya sering tengkurap atau miring, mengaku jarang mengalami sleep paralysis.

3. Mengidap Narkolepsi

Orang yang memiliki gangguan tidur narkolepsi biasanya akan mengalami mimpi atau halusinasi. Penderita narkolepsi juga dilaporkan sering mengalami kesulitan berbicara atau bergerak seperti ketindihan.

4. Penyebab Lainnya

a.    Memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya pada orang yang harus bekerja shift pagi dan malam bergantian.

b.    Memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kelumpuhan tidur.

c.    Mengalami penyakit obstructive sleep apnea yang ditandai dengan sumbatan jalan napas saat tidur.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi dan Mencegah Ketindihan Saat Tidur

Tak hanya harus mengetahui penyebab ketindihan, namun juga perlu tau mengenai cara mengatasinya yang tepat. Umumnya, tidak ada pengobatan khusus yang diperlukan untuk mengobati atau mencegah ketindihan. Namun, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi dan mencegah kondisi ini terjadi, yaitu seperti bertikut ini.

1.    Usahakan untuk memiliki jadwal tidur yang teratur, termasuk pada hari libur.

2.    Tidur dalam kondisi yang nyaman, salah satunya dalam ruangan yang gelap.

3.    Hindari bekerja, belajar, dan nonton TV di atas tempat tidur.

4.    Hindari mengonsumsi makanan ’berat’ dalam dua jam menjelang tidur.

5.    Jika ada depresi atau gangguan cemas, segera berkonsultasi dengan psikiater.

6.    Lakukan hal yang bikin badan jadi lebih rileks atau menenangkan menjelang tidur, misalnya mendengarkan alunan musik, meditasi, atau berdoa.

7.    Olahraga rutin.

8.    Konsumsi makanan bergizi.

9.    Coba posisi tidur baru jika Anda tidur telentang atau tengkurap.

10. Hindari mengonsumsi minuman kafein atau zat lain sebelum tidur.

11. Simpan barang elektronik jauh dari tempat tidur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.