Sukses

5 Cara Sukses Diet Intermittent Fasting ala Adrian Maulana untuk Hasil Maksimal

Temukan 5 cara sukses memulai diet intermittent fasting ala Adrian Maulana, mulai dari waktu puasa hingga memilih makanan sehat, untuk hasil maksimal dalam penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Adrian Maulana, yang kini dikenal sebagai praktisi di bidang kesehatan dan keuangan, berbagi tips diet intermittent fasting (IF) yang telah dia jalani bertahun-tahun untuk mencapai hasil optimal. Dalam penjelasannya, Adrian menekankan pentingnya memahami tujuan dari setiap perubahan gaya hidup yang dilakukan.

"Pertama, kita harus tahu dulu tujuannya apa. Jika tujuan kita jelas, kita bisa mencari informasi yang tepat dan, yang paling penting, melakukan aksinya," kata Adrian Maulana kepada Health Liputan6.com dalam sebuah kesempatan. Ia mengingatkan bahwa puasa, dalam konteks intermittent fasting, bukan hanya soal menahan lapar, tapi juga memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat.

Menurut Adrian, tubuh kita seperti mesin yang perlu waktu untuk beristirahat agar bisa berfungsi dengan optimal.

"Jika mesin mobil terus-menerus dijalankan tanpa henti, tentu akan sering mengalami kerusakan. Begitu juga dengan tubuh kita. Jika kita terus-terusan makan tanpa memberi waktu istirahat, tubuh kita juga akan mengalami masalah kesehatan," tambahnya.

Adrian menggarisbawahi pentingnya melakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan, dan intermittent fasting adalah salah satu langkah preventif yang dapat diambil. Selain itu, dia mengingatkan bahwa pola makan yang sehat berhubungan erat dengan pencegahan berbagai penyakit, seperti kegemukan yang sering berujung pada masalah kesehatan lebih lanjut.

 

2 dari 6 halaman

Bagaimana Cara Memulai Intermittent Fasting?

Bagaimana cara memulai IF dengan benar? Adrian Maulana berbagi langkah-langkah sederhana untuk memulai IF dengan hasil maksimal. Berikut adalah 5 cara yang bisa kamu ikuti:

1. Mulai dengan Waktu Puasa yang Lebih Pendek

Untuk memulai IF, Adrian menyarankan agar kita mulai dengan waktu puasa yang lebih pendek, misalnya 12 jam. "Misalnya, jika Anda makan pada pukul 7 malam, maka Anda baru boleh makan lagi pada pukul 7 pagi keesokan harinya," jelasnya.

Kemudian, secara bertahap waktu puasa dapat diperpanjang hingga mencapai 18 jam, dengan 6 jam sisanya digunakan untuk makan.

 

3 dari 6 halaman

2. Fokus pada Kualitas Makanan, Bukan Kuantitas

Adrian juga mengingatkan agar meski dalam jendela makan, kita tetap memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi. "Intermittent fasting bukan berarti kita bisa makan apa saja. Pada akhirnya, kita akan dihadapkan pada pilihan untuk memilih makanan yang lebih bernutrisi dan menghindari yang tidak perlu," ujarnya.

 

4 dari 6 halaman

3. Perhatikan 4 Aspek dalam Memilih Makanan

Dia menekankan empat hal penting dalam memilih makanan, yaitu sumber, jumlah, cara penyajian, dan waktu konsumsi.

"Kita harus makan dengan memperhatikan keseimbangan gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral," kata Adrian. Dia juga menekankan bahwa meski nasi merah atau roti gandum lebih sehat daripada nasi putih atau roti putih, makan berlebihan tetap akan membawa dampak buruk.

 

5 dari 6 halaman

4. Pilih Penyajian Makanan yang Sehat

Selain itu, Adrian menjelaskan pentingnya cara penyajian makanan. Makanan yang direbus atau dikukus tentu lebih sehat daripada yang digoreng atau menggunakan bahan-bahan tinggi lemak dan minyak. "Bumbu-bumbu rempah seperti kunyit dan jahe justru sangat baik bagi tubuh," tambahnya.

 

6 dari 6 halaman

5. Kombinasikan IF dengan Pola Diet yang Tepat

Adrian mengingatkan untuk tidak sembarangan dalam memilih jenis makanan selama jendela makan. Misalnya, meski buah-buahan seperti semangka, mangga, dan melon sehat, konsumsi berlebihan saat malam hari tetap dapat memengaruhi hasil diet Anda.

"Jika kita kombinasikan intermittent fasting dengan pola diet yang tepat, Insya Allah hasilnya akan luar biasa," pungkasnya.