Sukses

Rahasia Tersembunyi Daun Kemangi Pecel Lele: Bukan Cuma Harum, Jantung pun Jadi Sehat

Daun kemangi dalam pecel lele bukan sekadar pelengkap, tapi juga kaya manfaat untuk jantung. Dengan kandungan antioksidan dan vitamin K, kemangi mendukung kesehatan jantung kamu.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak tahu daun kemangi? Tanaman dengan aroma segar ini sering menghiasi hidangan pecel lele, bikin nafsu makan meningkat. Namun, tahukah kamu kalau daun mungil ini tidak sekadar menambah cita rasa? Ternyata, daun kemangi di seporsi pecel lele yang kamu santap bisa jadi superfood untuk jantung kamu.

Apakah Daun Kemangi Baik untuk Jantung?

Menurut ahli gizi Gillian Culbertson RD LD, daun kemangi kaya akan nutrisi yang membantu mencegah penyakit kronis seperti kanker, diabetes, hingga penyakit jantung dan radang sendi.

"Lebih dari itu, kemangi juga punya sifat antibakteri dan antiradang, bahkan bisa meningkatkan kesehatan mental tergantung jenis dan cara penggunaannya," kata Culbertson seperti dilansir dari Health Cleve and Clinic pada Senin, 9 September 2024.

Apa Khasiat Makan Daun Kemangi Mentah?

Daun mungil ini menyimpan kekayaan antioksidan dan vitamin K yang luar biasa, terutama dalam bentuk daun kemangi mentah. Menurut Culbertson, vitamin K penting untuk memperkuat tulang dan mendukung proses pembekuan darah.

Selain itu, tinjauan 24 penelitian mengungkapkan bahwa kemangi memberi efek positif pada kesehatan jantung, gula darah, sistem kekebalan tubuh, hingga kecerdasan otak.

Lebih lanjut, Culberston manfaat lain dari daun kemangi dimakan mentah.

2 dari 6 halaman

1. Lindungi Tubuh dari Kerusakan Sel

Daun kemangi kaya akan antioksidan, senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas muncul karena stres, paparan asap rokok, hingga sinar UV.

Antioksidan bertindak sebagai 'pelindung' dari serangan radikal bebas ini, yang bisa memicu penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, katarak, dan radang sendi. Dengan mengonsumsi kemangi, kamu membantu tubuh mengurangi risiko kerusakan sel dan penyakit kronis.

3 dari 6 halaman

2. Lawan Kanker dengan Minyak Esensial Kemangi

Ternyata, minyak esensial kemangi manis punya potensi melawan sel kanker. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa kemangi bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, termasuk kanker usus besar.

Bahkan, ekstrak dari berbagai jenis kemangi memiliki sifat antikanker. Meskipun penelitian manusia masih diperlukan, hasil awal ini memberikan harapan besar bahwa kemangi bisa menjadi 'senjata' alami untuk mencegah kanker.

4 dari 6 halaman

3. Atasi Tekanan Darah dan Kolesterol Tinggi

Sejak dulu, pengobatan tradisional Tiongkok sudah memanfaatkan kemangi untuk mengatasi penyakit kardiovaskular. Kini, penelitian modern pun membuktikan bahwa kemangi mampu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kadar kolesterol.

Kandungan eugenol dalam kemangi bahkan bisa merelaksasi pembuluh darah, membantu menurunkan tekanan darah tinggi secara alami. Kemangi pun hadir dalam berbagai bentuk seperti ekstrak dan bubuk daun, semuanya menawarkan manfaat ini.

5 dari 6 halaman

4. Jaga Kadar Gula Darah Tetap Stabil

Kemangi juga terbukti membantu mengontrol gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kemangi bisa menurunkan kadar gula darah secara signifikan, terutama dalam kasus diabetes.

Meski studi pada manusia masih terus berkembang, kemangi menunjukkan potensi besar untuk membantu pengelolaan diabetes tipe 2. Ini bisa jadi langkah alami untuk menjaga kadar gula darahmu tetap stabil.

6 dari 6 halaman

5. Kunci untuk Kesehatan Mental dan Suasana Hati

Mengonsumsi kemangi setiap hari ternyata dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mentalmu. Empat studi manusia menunjukkan bahwa kemangi suci bisa meningkatkan fungsi otak, memperbaiki suasana hati, serta mengurangi stres dan kecemasan.

Bahkan, penelitian menunjukkan minyak esensial kemangi punya potensi untuk mengurangi gejala depresi dan kehilangan memori terkait usia dan stres. Para peneliti pun tertarik melihat lebih jauh apakah kemangi bisa membantu mengatasi gejala Alzheimer.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini