Sukses

Antisipasi Aritmia dan Henti Jantung Saat Mudik Lebaran dengan 3 Hal Ini

Mudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.

Liputan6.com, Jakarta - Mudik Lebaran merupakan momen yang dinanti-nanti banyak orang untuk kembali ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarga. Namun, perjalanan mudik yang panjang dan melelahkan dapat meningkatkan risiko kesehatan, termasuk aritmia dan henti jantung.

Aritmia adalah gangguan irama jantung yang mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat, sedangkan henti jantung adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak. Kedua kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Terlebih lagi henti jantung dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa keluhan atau gejala. 

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah serta konsultan aritmia Sunu Budhi Raharjo menjelaskan bahwa menguasai bantuan hidup dasar merupakan salah satu bentuk antisipasi yang dapat dipersiapkan sebelum berangkat mudik Lebaran.

"Mumpung masih ada waktu, yuk kita semua belajar bantuan hidup dasar. Simpel kok, itu hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan semua orang," ucap Sunu.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bantuan hidup dasar merupakan serangkaian tindakan darurat yang dirancang untuk menyelamatkan kehidupan seseorang yang mengalami kondisi medis yang mengancam nyawa.

Bantuan hidup dasar terdiri dari mengenali kondisi korban, meminta bantuan, cek respon korban, melakukan resusitasi jantung paru serta memberikan napas buatan.

Dengan menguasai bantuan hidup dasar, setidaknya pertolongan pertama dapat diberikan kepada pasien yang mengalami aritmia dan henti jantung untuk selanjutnya ditangani oleh tenaga medis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hindari Stres Berlebih dan Kelelahan

Stres dan kelelahan dapat memicu munculnya aritmia hingga henti jantung. Saat mudik, akan sangat mungkin untuk mengalami kurang tidur terutama bagi pengendara, perubahan pola makan, arus lalu lintas yang membuat stres, hingga kurang istirahat dalam perjalanan. 

Sunu menyebutkan bahwa stres dapat membuat adrenalin tubuh meningkat dan mengakibatkan jantung bekerja lebih keras akibat stimulasinya.

"Pada mereka yang jantungnya sehat, ya engga ada masalah. Tapi, untuk mereka yang pompa jantungnya sudah lemah, tentu akan membuat lebih berisiko," jelasnya.

Begitu pula saat kelelahan, seseorang yang mengalami kelehahan otot jantungnya akan rentan terkena kram dan berujung pada henti jantung. 

Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dan istirahat yang cukup saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.

3 dari 3 halaman

Mengenali Tanda-Tanda Peringatan Dini Aritmia

Mengenali tanda-tanda peringatan dini aritmia dan henti jantung untuk mendapatkan pertolongan medis secepat mungkin. 

"Untuk orang-orang yang memiliki risiko, sering berdebar, keliyengan, atau bahkan pingsan pastikan bahwa hal-hal ini tidak yang berisiko tinggi," ucap Sunu.

Memeriksakan diri ke dokter sebelum melakukan perjalanan mudik lebaran juga penting untuk memastikan bahwa tanda-tanda ini memang menjurus ke aritmia atau penyakit lain. 

Namun, apabila gejala-gejala seperti jantung berdebar, pusing, nyeri dada hingga pingsan muncul ditengah-tengah perjalanan, maka disarankan untuk langsung beristirahat dan menemui tenaga medis untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk untuk terjadi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.