Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Penggunaan Kondom Jadi Cara Cegah Penularan Penyakit Seksual, Selain Setia pada Pasangan

Penggunaan kondom berada di urutan ketiga dalam pencegahan penyakit menular seksual.

Liputan6.com, Jakarta - Pencegahan penularan penyakit seksual dapat dilakukan dengan empat cara, salah satunya dengan penggunaan kondom.

Penggunaan kondom berada di urutan ketiga dalam pencegahan penyakit menular seksual. Sementara pencegahan yang pertama adalah absen atau tidak melakukan hubungan seks. Pencegahan kedua adalah faithful atau setia pada satu pasangan. Dan pencegahan keempat adalah drugs atau penggunaan obat.

“Kalau menjalankan dua (pencegahan) ini dia tidak bisa, maka cara ketiga adalah menggunakan kondom. Jika dipakai dengan benar, kondom dapat mencegah penularan 80 hingga 90 persen,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Imran Pambudi saat ditemui dalam acara Xplorasi Mesra Sutra di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Sama halnya dengan proteksi pada penyakit seksual menular, seperti HIV yang kasusnya mencapai 400.000 per bulan. Penggunaan kondom juga dinilai cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang tak direncanakan.

“Sama proteksinya tinggi, kondom ini mencegah pertemuan sperma dengan ovum (indung telur) yang penting kondomnya aman, tidak ada bocor. Kebocoran ini artinya ada karena bahannya tidak bagus atau bisa juga bocor karena ketusuk.”

Sayangnya, sejauh ini penggunaan kondom di tengah masyarakat Indonesia masih terbilang kurang. Sutra melakukan penelitian pada 600 pasangan dan hasilnya ditemukan bahwa delapan dari 10 pria enggan menggunakan kondom. Salah satu alasannya karena tidak nyaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Yakinkan Masyarakat untuk Mulai Gunakan Kondom

Mengingat penggunaan kondom di tengah masyarakat masih rendah, Imran mengatakan bahwa perlu ada upaya meyakinkan masyarakat bahwa kondom yang sekarang ini sudah berbeda dengan yang dulu.

“Kita harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kondom yang sekarang ini sudah berbeda dengan yang dulu. Saya enggak tahu sih gimana kondom yang dulu karena asumsi masyarakat itu kalau menggunakan kondom rasanya beda,” jelas Imran.

“Nah sekarang harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kondom yang sekarang itu sudah ada yang tidak terasa antara menggunakan dan tidak menggunakan kondom.”

3 dari 4 halaman

Alasan Pria Enggan Gunakan Kondom

Imran mengatakan, alasan pria enggan menggunakan kondom adalah rasa tidak nyaman ketika berhubungan.

“Rasa tidak nyaman dan ada yang kalau buru-buru enggak bisa, dia bilang ah ini (pakai kondom) ribet. Atau kalau mau hubungan seks harus ter-planing. Yang harus disampaikan bahwa melakukan hubungan seks itu adalah satu hal yang perlu ada tanggung jawabnya.”

“Tanggung jawab ini kan bisa dua hal, yang pertama harus bertanggung jawab terhadap kesehatan, jangan sampai nanti dia menularkan ke pasangannya yang kedua adalah berhubungan seks itu ada efeknya. Efeknya adalah kalau sperma ketemu ovum maka bisa terjadi kehamilan. Orang kan harus paham,” tambahnya.

4 dari 4 halaman

Kampanye Penggunaan Kondom Dianggap Seruan Seks Bebas

Di Indonesia, seruan menggunakan kondom kerap dianggap sebagai kampanye seks bebas. Menurut Imran, ini terkait dengan masalah kultur atau budaya. Maka dari itu, pesan yang disampaikan dalam kampanye ini tak boleh fulgar.

“Pesannya tuh jangan tiba-tiba, tapi untuk mencegah penyakit menular alternatifnya itu a, b, c. Jadi ini bukan satu-satunya cara mencegah penyakit menular tapi ini lapisan ketiga jadi ini yang harus disampaikan.”

“Sementara, jika terkait dengan KB ya kita sampaikan bahwa kondom itu adalah metode mencegah kehamilan selain yang lain, tapi harus disampaikan juga ada loh wanita yang tidak bisa menggunakan alat KB hormonal. Sehingga alternatifnya ya suaminya yang pakai alat KB,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.