Sukses

Aminah Cendrakasih Meninggal Dunia Desember 2022, Tokoh Google Doodle Hari Ini Sempat Kena Glaukoma

Sosok Google Doodle Hari Ini, Aminah Cendrakasih Meninggal Dunia dan Sempat Kena Glaukoma

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh yang muncul sebagai Google Doodle hari, Aminah Cendrakasih meninggal pada 21 Desember 2022. Pemeran Mak Nyak di 'Si Doel Anak Sekolahan' tutup usia beberapa hari jelang perayaan Hari Ibu.

Beberapa tahun terakhir sebelum meninggal dunia, Aminah Cendrakasih diketahui hanya terbaring di ranjangnya lantaran mengalami lumpuh dan menderita glaukoma, yang membuatnya tidak bisa beraktivitas kayak biasanya. Karya terakhir Aminah Cendrakasih adalah Series si Doel.

Tidak hanya itu, Aminah Cendrakasih harus kehilangan penglihatannya gara-gara glaukoma yang diidapnya. Beruntung banyak artis yang tidak melupakan sosoknya, terutama para pemain Si Doel Anak Sekolahan yang tidak pernah absen menjenguknya.

Adapun soal kemunculannya sebagai Google Doodle hari ini, Senin, 29 Januari 2024, sebagai bentuk penghormatan sekaligus merayakan hari lahir Aminah Cendrakasih.

Profil Aminah Cendrakasih

Aminah Cendrakasih diingat sebagai salah satu aktris paling berbakat dan berpengaruh dalam dunia hiburan Indonesia. Perannya sebagai Mak Nyak tidak hanya memberikan hiburan, tapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan penonton.

Dalam gambar Google Doodle, Aminah Cendrakasih tampil dengan karakter ikoniknya yang mengenakan kerudung khas wanita Betawi.

Mengenai profil Aminah Cendrakasih, wanita yang lahir dengan nama Siti Aminah Tjendrakasih merupakan putri dari pasangan pelawak, Husni Nagib, dan artis senior, Wolly Sutinah, yang lebih dikenal dengan panggilan Mak Wok, sebagaimana dikutip dari situs resmi Festival Film Indonesia (FFI).

Lebih lanjut disebutkan bahwa Aminah Cendrakasih memulai kariernya di panggung sandiwara pada tahun 1955 sebagai seorang pemain dan penyanyi.

Pada tahun yang sama, dia mendapat kesempatan untuk tampil dalam film 'Oh, Ibuku', yang merupakan bagian pertama dari film 'Gadis Tiga Djaman' yang dilanjutkan dengan 'Puteri Revolusi', diproduksi oleh Garuda Film dan Semeru, di bawah arahan sutradara Ali Yoga.

Masih di tahun yang sama, Aminah juga terlibat dalam film 'Gambang Semarang' bersama ibunya, Wolly Sutinah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Karier Aminah Cendrakasih Sosok Google Doodle Hari Ini

Dalam film ketiganya berjudul 'Ibu dan Putri' yang disutradarai oleh Ha van Wu pada tahun 1955, Aminah Cendrakasih dipercaya sebagai pemeran utama bersama dengan Lies Noor. 

Lawan main Rano Karno di Si Doel Anak Sekolahan tercatat telah membintangi 101 film mulai dari tahun 1955 hingga 1989, baik sebagai pemeran pembantu maupun pemeran utama.

Berkat kontribusinya yang signifikan di dunia film, Aminah Cendrakasih menerima Penghargaan Kesetiaan Profesi Keartisan dari Dewan Film Nasional pada tahun 1992.

Setelah sempat vakum dari dunia film untuk fokus pada perannya dalam 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pada tahun 1959 dan pernikahannya, nama Aminah kembali bersinar ketika dirinya muncul dalam beberapa sandiwara TV pada tahun 1970.

Selanjutnya, Aminah Cendrakasih secara resmi kembali ke dunia film dan menghiasi layar lebar pada tahun 1971.

3 dari 3 halaman

Mengenal Glaukoma, Penyakit Sebelum Aminah Cendrakasih Meninggal Dunia

Glaukoma merupakan penyebab kedua terbesar kebutaan di dunia setelah katarak. Bedanya dengan katarak, kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat disembuhkan. Menurut WebMD, glaukoma adalah kondisi yang merusak saraf optik mata dan cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Kondisi ini sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan di mata.

Apabila kerusakan terus berlanjut, penglihatan dapat hilang secara permanen. Tanpa pengobatan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan total dalam beberapa tahun saja.

Dalam sebuah kesempatan pada medio 2019, Staf Pengajar di Divisi Pelayanan Glaukoma Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kirana, Dr Astrianda Suryono, menjelaskan bahwa secara umum, terdapat dua jenis glaukoma, yaitu primer dan sekunder.

Glaukoma primer tidak memiliki penyebab yang diketahui dan mungkin terkait dengan faktor genetik, sementara glaukoma sekunder memiliki penyebab yang jelas.

Menurut Tria, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena glaukoma, baik yang bersifat primer maupun genetik. Faktor genetik memainkan peran dalam glaukoma primer, dan jika ada riwayat keluarga yang mengalami kebutaan akibat glaukoma, kemungkinan besar gen tersebut dapat diwariskan pada keturunan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini