Sukses

Ini Penyebab Utama Stunting, Bukan Cuma Asupan Gizi Kurang

Hari Gizi Nasional 2024: Kenali Penyebab Stunting dan Cara Mengatasinya

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Lovely Daisy MKM menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya stunting dapat diidentifikasi menjadi dua faktor. Pertama, asupan gizi tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan anak, dan kedua berkaitan dengan penyakit.

Lovely, mengatakan, jika anak mengalami sakit, berat badannya pasti tidak akan naik. Oleh sebab itu, orang tua harus berupaya mencegah anak agar tidak sakit. "Salah satu caranya dengan imunisasi," ujar Lovely dalam temu media pada Peringatan Hari Gizi Nasional 2024 di Gedung Kemenkes RI, HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 25 Januari 2024, siang. 

Terkait dengan konsumsi gizi anak, Lovely menyamaikan bahwa kebutuhan setiap anak berbeda sesuai dengan usianya. Dia menjelaskan bahwa kebutuhan gizi anak usia enam sampai delapan bulan akan berbeda dengan usia sembilan hingga 12 bulan. Dan, tentu berbeda pula dengan anak umur 1 dan 2 tahun.

"Jadi, kita harus memenuhi sesuai dengan usianya," katanya. 

Dalam konteks konsumsi gizi anak, Lovely menegaskan bahwa tidak hanya jumlah makanan yang harus diperhatikan, tapi juga apakah makanan tersebut memenuhi semua sumber gizi yang dibutuhkan anak.

"Zat makronya harus terpenuhi. Cukup karbohidrat, cukup protein hewani, dan cukup lemaknya. Lalu zat mikro juga harus diperhatikan, termasuk vitamin dan mineral," kata Lovely.

Dia lalu menekankan bahwa semua ini dapat terpenuhi jika konsumsi makanan mencakup mnimal lima dari delapan kelompok makanan, salah satunya adalah ASI (Air Susu Ibu).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Tingginya Angka Stunting di Indonesia

Namun, Lovely juga menekankan bahwa faktor-faktor lain perlu diperhatikan, seperti apakah orang tua memiliki cukup uang untuk beli makanan atau justru punya uang tapi yang memberikan makanan ke anak bukan ibunya, melainkan orang lain seperti pengasuh atau neneknya. 

"Atau tidak ngerti bahwa anak itu harus makan protein hewani," ujarnya. 

Hal yang sama berlaku dalam konteks penyakit. Anak yang berasal dari rumah tangga tanpa jamban memiliki risiko terkena diare. Ketika seorang anak mengalami diare, berat badannya tidak naik atau bahkan malah turun. 

Dengan kata lain, tingginya angka stunting di Indonesia disebabkan oleh kualitas gizi yang kurang baik bagi anak, serta adanya penyakit menular seperti diare dan pneumonia yang masih menjadi ancaman. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.