Sukses

Bekas Cacar Monyet di Kulit Pasien Mpox Bisa Hilang, Begini Caranya

Bekas Cacar Monyet Bisa Hilang Selama Pasien Mpox Jaga Kulit Tetap Sehat

Liputan6.com, Jakarta - Cacar monyet atau Mpox adalah penyakit virus yang kerap memunculkan gejala ruam hingga timbul bintil atau lesi.

Menurut dokter spesialis dermatologi venereologi di Klinik Pramudia, Eko Prakoso Wibowo, lesi akibat Mpox dapat menimbulkan bekas jika lukanya mengalami peradangan.

Bekas Mpox di kulit bisa timbul dalam dua bentuk, bisa hiperpigmentasi (kehitaman) atau bisa pula hipopigmentasi (warnanya lebih cerah dari kulit). Menurut Eko, bekas lesi cacar monyet ini dapat dihilangkan jika kulit dijaga tetap sehat.

"Selama kita menjaga kulit tetap sehat, lembab, itu bisa perlahan-lahan menghilangkan bekas tersebut, tapi kebanyakan kita nggak sabar, karena butuh waktu yang cukup lama (untuk menghilangkannya)," kata Eko dalam temu media di Jakarta pada Rabu, 22 November 2023.

Penanganan hiperpigmentasi, lanjut Eko, berbeda dengan penanganan hipopigmentasi.

"Kalau hiperpigmentasi, bisa diberikan krim pemutih pencerah, menggunakan laser, itu juga bisa mengatasi pigmentasi, mempercepat hilangnya bekas tersebut," ujarnya.

"Kalau kejadian hipopigmentasi, lebih cerah warnanya, itu memang agak sulit, sebaiknya langsung dibawa ke dokter kulit," Eko menambahkan.

Mpox Bukan Satu-satunya yang Picu Masalah Kulit

Cacar monyet bukan satu-satunya hal yang dapat memicu masalah kulit. Menurut Eko, masalah kulit seperti gatal juga dapat terjadi akibat cuaca panas dan polusi.

Masalah ini kerap dialami oleh Gen Z, yang saat ini berada di rentang umur 13 s.d 27 tahun.

"Ini merupakan kelompok usia yang rentan terkena serangan gatal. Hal ini karena Gen Z memiliki mobilitas tinggi di tengah kondisi paparan cuaca dan polusi ekstrem," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gatal Akibat Polusi dan Cuaca Panas Kerap Diabaikan

Sayangnya, rasa gatal akibat polusi dan cuaca panas kerap diabaikan karena dianggap sebagai hal wajar. Padahal serangan gatal bisa jadi sebagai pertanda penyakit lainnya, salah satunya penyakit kulit yang lebih parah.

Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat khususnya Gen Z untuk lebih sadar terhadap kondisi kulitnya, serta segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika hal ini terjadi.

Saat ini, polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta dan kota besar lainnya merupakan masalah yang serius.

Jakarta, Depok, Bandung misalnya, memiliki konsentrasi polusi partikulat mencapai titik tertinggi sehingga akan menyebabkan perubahan pada kesehatan kulit.

Gatal dan iritasi pada kulit merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai banyak ditemukan akibat polusi yang meningkat.

Selain polusi akibat gas pembuangan industri, dan kendaraan, polusi dari sumber lain seperti asap rokok, sinar ultraviolet dan produk rumah tangga juga berpengaruh pada kesehatan kulit.

"Pada kondisi cuaca ekstrem serta polusi yang berlebih saat ini, tidak jarang kondisi kulit pun bisa berubah apalagi pada Gen Z yang aktif melakukan kegiatan outdoor. Secara medis, keluhan kulit gatal ini selain menurunkan kualitas hidup, bisa juga berkembang menjadi tanda timbulnya penyakit kulit lain seperti eksim dan dermatitis atopik," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko dalam kesempatan yang sama.

3 dari 4 halaman

Mengenal Gatal pada Kulit

Dalam kesempatan itu, dokter spesialis dermatologi dan venereologi Klinik Pramudia Amelia Soebyanto mengatakan, gatal adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.

Hal ini akan berdampak negatif secara psikologi dan kehidupan seseorang. Gatal bisa dikatakan sebagai keluhan kulit terbanyak pada praktik dokter spesialis kulit dan kelamin apalagi kondisi cuaca dan polusi ekstrem saat ini.

"Hal ini karena polusi secara langsung dapat merusak fungsi barier kulit yang berpengaruh terhadap kekambuhan beberapa penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti eksim atopik," ujar Amelia.

 

4 dari 4 halaman

Mengenal Eksim Atopik

Eksim atopik adalah kelainan kulit di mana terdapat gangguan pada barier kulit dan diperparah dengan sensitivitas respons imun yang lebih tinggi terhadap bahan iritan.

Faktor yang memperberat gejala eksim atopik ini yaitu adanya perubahan suhu, kelembaban, dan paparan sinar.

"Selain eksim atopik yang juga ditandai dengan gatal, beberapa kelainan kulit yang bisa timbul dari cuaca dan polusi ini adalah jerawat, psoriasis, dan kelainan pigmentasi kulit seperti flek wajah maupun di tangan. Lebih bahayanya lagi, polusi juga bisa meningkatnya resiko kanker kulit," ujar Amel.

Maka dari itu, Amel menyarankan masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan kulit dengan:

  • Mandi teratur.
  • Menggunakan pelembab.
  • Menggunakan sunscreen.
  • Konsumsi suplemen atau antioksidan.
  • Cukupi konsumsi air putih.
  • Kurangi aktivitas di luar ruangan dan pakai masker.

Namun, ini hanya dapat mencegah, bukan mengobati. Lebih lanjut, dia menyarankan untuk segera periksa ke dokter spesialis kulit jika terjadi masalah pada kulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.