Sukses

Bangun Pola Makan Sehat, PAUD di Klaten Jawa Tengah Kenalkan Asupan Bergizi pada Anak

Membiasakan anak agar punya pola makan sehat perlu dilakukan sedini mungkin. Hal itulah yang juga dilakukan salah satu PAUD di Klaten, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Pola makan sehat dan bergizi penting untuk dikenalkan sejak dini. Hal itu pun menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh PAUD Al Hikam yang berlokasi di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.

Kepala sekolah PAUD AL Hikam, Lestarina Tri Handayani menuturkan bahwa dirinya percaya jikalau kebiasaan makan sehat anak harus dimulai sedini mungkin, termasuk ketika berada di sekolah.

Sehingga, anak-anak PAUD di Al Hikam punya rutinitas makan siang bersama di sekolah. Makanan yang disediakan sendiri mengikuti pedoman Isi Piringku milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Makan dengan Menu Bergizi

Lestarina mengungkapkan bahwa setiap harinya, anak-anak PAUD Al Hikam akan makan siang bersama dengan menu gizi yang berbeda-beda. Menu itu berisi komponen makanan bergizi dengan lengkap.

"Kami sudah diedukasi dari Jelajah Gizi. Kami menerapkan menu gizi setiap hari anak-anak itu dengan Isi Piringku. Meliputi ada nasi, sayur hijau, ada protein hewani dan protein nabati. Ada buahnya, ada susu juga," ujar Lestarina saat acara Jelajah Gizi 2023 bersama Danone Indonesia dan Citilink di Solo, Jawa Tengah ditulis Minggu, (27/8/2023).

"Kita mengajarkan anak-anak, 'Oh, seperti ini lho makanan yang harus kami makan agar tubuh kami sehat'," sambungnya.

Sebagai informasi, Jelajah Gizi adalah acara tahunan yang dilakukan Danone Indonesia untuk menjelajahi berbagai kota.

Tujuannya, untuk mengeksplorasi pangan lokal, memperkenalkan, dan menggali pentingnya pangan berkelanjutan di kota tujuan. Termasuk kali ini dilakukan di PAUD Al Hikam, Klaten, Jawa Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menu Gizi Dikonsultasikan dengan Orangtua

Dalam kesempatan yang sama, Lestarina mengungkapkan bahwa menu gizi yang disajikan juga dikonsultasikan bersama orangtua murid setiap hari.

"Menunya setiap hari kami konsultasikan dengan orangtua, baik lewat buku panduan dan grup WhatsApp (WA) kelas. Misal, 'Hari ini mau masak apa?'. Makan siangnya di sini, anak-anak sebelum pulang," kata Lestarina.

Di sisi lain, menurut Lestarina, selain bisa memperkenalkan makanan bergizi untuk anak, cara tersebut bisa melatih anak-anak menjadi mandiri.

"Tujuan kami di sini melatih anak-anak untuk mandiri, yang biasanya di rumah disuapi, nah ini harus bisa sendiri mulai dari makam," ujar Lestarina.

3 dari 4 halaman

Jurus Hadapi Anak yang Menolak Makan Bergizi

Lestarina mengungkapkan bahwa dalam upaya menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi, dirinya dan para guru di sana tak luput dari tantangan.

"Banyak anak-anak yang kalau dikasih sayur itu disingkirkan. Nah, itu kadang kita bikin kayak nugget sayur," kata Lestarina.

"Terus kita kasih (kenalkan), ada materi dalam kelas kita bawa barang yang sesungguhnya. 'Ini lho yang namanya bayam, mengandung vitamin, dapat menyehatkan tubuh. Ini namanya ayam, berguna untuk perkembangan otak'."

Dari sana, anak-anak diharapkan bisa memiliki keinginan untuk setidaknya mencoba makanan-makanan bergizi yang mungkin awalnya tidak disukai.

4 dari 4 halaman

Anjurkan Orangtua Teruskan Pola Makan Bergizi

Lebih lanjut Lestarina menjelaskan soal upaya PAUD Al Hikam agar anak-anak di sana tetap bisa mengonsumsi makanan bergizi dalam kesehariannya. Sebab, durasi anak di sekolah hanya tiga jam per hari.

Sehingga menurutnya, penting kebiasaan yang sudah dibangun soal makan bergizi di sekolah itu bisa diterapkan pula di rumah.

"Kita lewat WA grup itu ada (info), 'Ma, hari ini anak kegiatannya seperti ini, makannya ini. Monggo nanti bisa diteruskan di rumah'. Seperti itu. Kita harus sinkronisasi pola asuh di rumah dan di sekolah," kata Lestarina.

"Anak mau jadi apa tergantung orangtua mengarahkan. Kami yang di sekolah hanya membantu, karena kami di sekolah hanya tiga jam saja. Selebihnya orangtua yang melanjutkan karena waktunya lebih banyak," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.