Sukses

Studi Terbaru Ungkap Berlatih Yoga Bantu Redakan Gejala Asma

Para peneliti yang terlibat melakukan meta-analisis yang membandingkan efek berbagai jenis olahraga terhadap fungsi paru-paru pada lebih dari 2.100 orang dewasa penderita asma.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Medicine, mengungkap olahraga tertentu dapat membantu individu meredakan gejala asma. Ini sekaligus mematahkan pendapat kuno yang menyebut orang dengan asma perlu menghindari olahraga karena dapat memperburuk serangan asma. 

Para peneliti yang terlibat melakukan meta-analisis yang membandingkan efek berbagai jenis olahraga terhadap fungsi paru-paru pada lebih dari 2.100 orang dewasa penderita asma.

Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa jenis olahraga tertentu sebenarnya dapat meningkatkan fungsi paru-paru pada orang dewasa yang menderita asma.

Studi baru ini mengevaluasi lima jenis latihan yakni latihan pernapasan, latihan aerobik, latihan relaksasi, latihan yoga, dan pernapasan yang dikombinasikan dengan latihan aerobik, dilansir New York Post.

Setiap jenis latihan dinilai berdasarkan dampaknya pada parameter asma termasuk FEV1 - volume ekspirasi paksa, yaitu jumlah udara yang dapat dihembuskan seseorang secara paksa dalam satu detik.

2 Jenis Latihan Paling Efektif Atasi Gejala Asma

Kelima jenis latihan tersebut dinilai cukup efektif untuk meningkatkan fungsi paru-paru. Meski demikian ada dua jenis latihan yang dianggap benar-benar efektif. 

"Latihan pernapasan yang dikombinasikan dengan latihan aerobik dan latihan yoga tampaknya sangat menguntungkan, menawarkan jalan potensial untuk pendekatan pengobatan yang efektif," kata penulis utama Shuangtao Xing, profesor di Henan Normal University di Henan, China, dalam rilis berita.

Pelatihan pernapasan dapat melibatkan teknik yang berbeda. Pertama, yang dikenal sebagai pernapasan diafragma, pernapasan perut. Teknik ini berfokus pada diafragma, otot di perut yang mengontrol pernapasan.

Teknik pernapasan populer lainnya yang digunakan untuk membantu penderita asma termasuk pernapasan hidung dan menghembuskan napas melalui bibir yang mengerucut, menurut Healthline.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan Ini Diharapkan Bisa Membantu Penderita Asma

Para peneliti berharap temuan mereka membantu penderita asma dan dokter sampai pada rencana perawatan yang berfokus pada jenis asma spesifik individu, karena setiap jenis latihan membantu gejala asma tertentu.

“Penting untuk mempertimbangkan faktor individu, seperti riwayat keluarga, durasi kondisi dan pengaruh lingkungan, saat merancang program rehabilitasi olahraga,” kata Xing.

Intervensi pun perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental pasien. 

“Menyesuaikan intervensi dengan kondisi kesehatan fisik dan mental individu, dengan pertimbangan intensitas, frekuensi, dan durasi latihan yang cermat, penting untuk mengoptimalkan hasil pengobatan,” tambah Xing.

 

 

3 dari 4 halaman

Asma adalah...

Menurut laman Cleveland Clinic, kondisi asma memengaruhi lebih dari 25 juta orang di AS. Jumlah tersebut termasuk lebih dari 5 juta anak. 

Asma yang juga disebut sebagai asma bronkial adalah penyakit kronis yang menyerang paru-paru dan saluran udara, menyebabkan pasien kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan sesak napas.

Selama serangan asma, otot-otot di sekitar saluran udara menegang, lapisan saluran udara menjadi bengkak dan meradang, dan lendir yang banyak dapat menyumbat saluran udara. Serangan asma yang parah dapat menyebabkan kematian.

4 dari 4 halaman

Pemicu Asma Berbeda-Beda

Orang dengan asma memiliki pemicu berbeda untuk serangan asma - termasuk jamur, polusi, dan alergi - dan beberapa diganggu oleh jenis asma yang disebut asma akibat olahraga, yang disebabkan oleh aktivitas fisik.

Asma diatasi dengan dengan obat kontrol jangka panjang, seperti kortikosteroid inhalasi, dan dengan obat pereda cepat yang digunakan selama serangan asma. Obat ini dapat diberikan melalui inhaler atau sebagai pil oral.

Kebanyakan orang dengan kondisi kronis juga memiliki rencana pengendalian asma jangka panjang, yang bervariasi tergantung pada jenis asma yang dimiliki seseorang, tetapi biasanya termasuk menghindari pemicu dan menggunakan obat berdasarkan perubahan gejala asma tertentu dari waktu ke waktu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini