Sukses

Sampah Plastik Kresek Bisa Jadi Bahan Aspal, Bagaimana Kualitasnya?

Aspal plastik bisa mnejadi opsi daur ulang sampah untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat setiap hari yang membuat permasalah sampah di Indonesia yang tak kunjung usai mengharuskan industri daur ulang sampah harus memutar otak.

Untuk mengurangi masalah tersebut, dibutuhkan solusi yang dapat mengurangi jumlah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, khususnya sampah kresek, yang notabenenya merupakan sampah low value karena jumlahnya yang sangat banyak.

Mengatasi hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2017 melakukan riset untuk mengelola sampah kresek menjadi campuran dalam aspal plastik.

Kemudian pada tahun 2018, perusahaan publik di Indonesia yang bergerak dalam bisnis usaha pengolahan dan manufaktur petrokimia, PT Chandra Asri, melakukan uji coba terhadap riset ini.

Uji coba tersebut memberikan hasil yang cukup menjanjikan. Hal ini disampaikan oleh Circular Economy Sr. Specialist PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri), Nicko Setyabudi.

“Kami melakukan uji coba di pabrik kami dan hasilnya cukup menjanjikan. Bahkan, ada kenaikan stabilitas jalan sebanyak 40 persen, sehingga membuat usia pakai penggunaan aspal itu lebih lama dibandingkan dengan aspal konvensional,” jelas Nicko pada Diskusi Media: Kontribusi Industri Daur Ulang terhadap Plastik Low-Value di Indonesia di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan pada Senin, (26/06/2023).

Adapun bonus kualitas lainnya, seperti ketahanan terhadap air, pelepasan bitir, deformasi, dan retak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Lepas dari Peran Para Pemulung

Nicko menjelaskan proses produksi dari awal hingga dicampur dengan bahan aspal.

“Proses produksinya diambil dari tempat pembuangan akhir, dipilah, dicacah, kemudian dicuci. Pada akhirnya, dia akan menjadi serpihan-serpihan kecil yang nantinya akan dikemas sesuai dengan jumlah campuran yang dibutuhkan,” jelas Nicko.

Sampah plastik sudah berbentuk serpihan kecil kemudian dimasukkan ke batuan panas hingga meleleh.

“Setelah batuan panas, kemudian plastik akan dimasukkan dengan temperatur 160 derajat dia akan meleleh. Lalu dalam bentuk cairan dia akan menyelimuti bantuan tersebut sehingga pada akhirnya akan menjadi semacam lem untuk aspalnya itu sendiri,” lanjutnya.

Menurut Nicko, visual aspal plastik akan tetap sama dengan aspal biasa, yaitu berwarna hitam. 

3 dari 4 halaman

Proses Produksi Aspal Plastik

Aspal plastik ini tidak mengubah proses pencampuran aspal pada umumnya, melainkan hanya menambahkan sampah plastik ke dalam campuran aspal.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Pris Polly, menjelaskan tahap awal pembuatan aspal plastik tak lepas dari peran para pemulung.

“Pemulung yang mengambil dari bantar gebang, kami yang memproses. Tadinya kotor, tetapi dicuci dulu sama mereka lalu dijual per bal kepada kami,” jelas Pris.

Setelah mendapat sampah plastik yang sudah bersih, barulah proses produksi dimulai.

4 dari 4 halaman

Telah Mengelola Lebih dari 650 Ton Sampah Plastik

Hingga saat ini aspal plastik sudah tergelar lebih dari 75 kilometer dan tersebar di berbagai daerah Pulau Jawa, mulai dari Cilegon hingga Kudus.

“Sudah ada 78,3 kilometer aspal plastik yang tergelar, dengan menggunakan 86,8 juta lembar kantong belanja plastik, dan mengelola hingga 651,7 ton sampah plastik dari tempat pembuangan akhir,” Nicko menjelaskan.

Nicko mengaku bahwa solusi daur ulang sampah ini akan terus dikembangkan dari tahun ke tahun, dengan harapan mencapai 100 kilometer pada tahun 2023 ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.