Sukses

Jangan Anggap Enteng Batuk Pilek pada Anak, Komplikasinya Bisa Menyerang Paru-Paru hingga Pneumonia

Batuk sebenarnya respons tubuh untuk melawan zat yang dianggap berbahaya dan mencegah zat tersebut masuk kesaluran napas bawah. Namun bagi anak, batuk dan pilek bukan cuma mengganggu aktivitasnya melainkan juga bisa menyebabkan komplikasi pada paru-paru.

Liputan6.com, Jakarta Batuk sebenarnya respons tubuh untuk melawan zat yang dianggap berbahaya dan mencegah zat tersebut masuk kesaluran napas bawah. Namun bagi anak, batuk dan pilek bukan cuma mengganggu aktivitasnya melainkan juga bisa menyebabkan komplikasi pada paru-paru.

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah – Puri Indah Cynthia Rindang Kusumaningtyas mengatakan, anak-anak lebih rentan karena belum memiliki sistem kekebalan tubuh sekuat orang dewasa.

"Anak yang terpapar virus influenza maupun batuk pilek akibat polusi udara dapat merasakan berbagai gejala lain yang menyertai. Komplikasi yang dapat terjadi akibat paparan virus influenza umumnya lebih berat dibandingkan dengan batuk biasa, yaitu radang paru-paru,infeksi telinga tengah, sinusitis, atau perburukan penyakit kronis seperti asma atau pneumonia," kata Cynthia pada Liputan6.com, Sabtu (10/6/2023).

Penyebab Batuk dan Pilek

Cynthia mengatakan, penyebab batuk dan pilek ini beragam, mulai dari paparan virus, reaksi alergi, hingga pengaruh lingkungan seperti adanya polusi udara. Umumnya setiap orang dapat mengalami batuk dan pilek, tetapi anak-anak lebih rentan karena belum memiliki sistem kekebalan tubuh sekuat orang dewasa.

"Batuk dan pilek menjadi gejala seseorang terkena flu. Flu sendiri adalah penyakit yang menyerang saluran napas berupa hidung, tenggorok, dan paru yang disebabkan oleh virus influenza tipe A atau B." jelasnya.

Virus ini, lanjut dia, ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi melalui droplet dan saluran napas ketika ia batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Droplet yang membawa virus influenza ini dapat menginfeksi seseorang akibat terhirup secara langsung, maupun terpapar secara tidak langsung melalui benda-benda yangdisentuh secara bergantian.

Polusi udara penyebab batuk dan pilek juga tidak boleh diabaikan. Cynthia mengatakan, paparan polusi udara secara terus menerus dalam jangka panjang juga dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut, asma, peradangan pada saluran pernapasan, penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mekanisme Batuk

Menurut Cynthia, selain anak-anak berusia di bawah 5 tahun, kelompok rentan lainnya adalah orang tua berusia di atas 65 tahun, ibu hamil, pengidap obesitas, serta orang-orang yangsebelumnya memiliki penyakit kronik seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung.

Penularan penyakit biasanya berlangsung sejak 1 hari sebelum pengidapnya mengalami gejala, hingga 1 minggu setelahnya.

Selain paparan virus influenza, gejala batuk pilek juga dapat terjadi akibat pengaruh polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok, dan lain sebagainya.

"Polusi udara yang mengandung kotoran dan zat beracun dapat mengiritasi saluran napas, sehingga memicu refleks untuk melakukan batuk. Jadi, batuk merupakan sebuah cara tubuh untuk membuang kotoran yang masuk melalui saluran pernapasan. Kotoran di dalam rumah juga dapat mengiritasi saluran napas, seperti debu, tungau, bulu hewanpeliharaan, dan lainnya. Batuk dan pilek dapat dialami oleh berbagai kalangan usia." katanya.

 

Cynthia juga mengungkapkan, gejala flu dapat muncul secara tiba-tiba dalam waktu beberapa jam dan tidak menentu intensitasnya, mulai dari yang ringan hingga berat.

Hal ini dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pengidapnya serta seberapa besar kekuatan kuman yang masuk untuk membuat penyakit.

Sementara batuk pilek karena penyebab lain memiliki gejala yang muncul secara bertahap, diawali dengan sakit tenggorokan, bersin-bersin, hingga hidung tersumbat. Batuk biasanya muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah terpapar.

Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh anak antara lain:

- Demam,

- Pilek dengan cairan lendir dihidung,

- Hidung mampet,

- Bersin,

- Batuk,

- Napas grok-grok, 

- Nyeri tenggorok.

Mengingat batuk dan pilek adalah respons tubuh untuk melawan penyakit, sebenarnya kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu, kata Cynthia.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Penanganan Batuk Pilek

Cynthia menjelaskan, batuk dan pilek dengan gejala ringan biasanya hanya membutuhkan terapi pengobatan yang bersifat meredakan gejala dan suportif saja.

"Pastikan anak tetap mendapatkan istirahat penuh di rumah saat mengalami batuk dan pilek agar tubuhnya dapat melawan virus maupun zat berbahaya lainnya dengan baik," katanya.

Sebaiknya anak tidak berinteraksi dengan orang yang sedang sakit untuk mencegah terjadinya perburukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah bagi anak yang mengalami batuk dan pilek antara lain:

a. Cukupi cairan

Cairan yang cukup dapat mempercepat proses penyembuhan batuk pada anak. Dengan minumair yang cukup, saluran napas menjadi tidak kering dan lendir menjadi encer sehingga mudahuntuk dikeluarkan

b. Berikan madu

Madu memiliki kandungan antibakteri sehingga mampu melawan infeksi penyebab batuk.Cukup berikan satu sendok makan saja untuk anak-anak dengan usia di atas 1 tahun

c. Berikan makanan dan minuman hangat

Konsumsi makanan dan minuman yang hangat dan berkuah dapat membantu melegakan gejalayang timbul

d. Istirahat cukup

Tidur yang cukup meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan mikroorganisme, terutama virus dan bakteri. Tidur juga mempercepat pemulihan dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak

e. Posisi tidur yang nyaman

Berikanlah bantal ekstra di bagian kepala anak agar saluran udara menjadi lebih terbuka sehingga lendir dapat berkurang. Hindari posisi tidur telentang karena akan membuat lendirmenumpuk di tenggorokan dan mengganggu pernapasan anak. Atur suhu ruangan agar tidakterlalu dingin tetapi juga tidak terlalu pengap untuk memudahkan pernapasannya

f. Gunakan humidifier

Humidifier atau alat pelembap udara yang bekerja dengan cara menyemprotkan uap air keudara mampu mencegah saluran udara menjadi kering

g. Mandi dengan air hangat

Selain untuk menjaga kebersihan, mandi juga dapat membuat tubuh anak lebih nyaman sehingga tidurnya lebih lelap. Selain itu, menghirup uap air hangat juga dapat membantu melegakan hidung yang tersumbat. 

Cynthia mengingatkan para orangtua untuk tidak langsung memberikan obat antibiotik kepada anak yang mengalami flu atau batuk dan pilek tanpa petunjuk dokter. Pemakaian antibiotik tanpa resep justru berisiko menyebabkan resistensi bakteri pada tubuh anak terhadap antibiotik tersebut.

"Segeralah bawa anak berkonsultasi dengandokter spesialis anak jika kondisi batuk pileknya tidak kunjung membaik atau menunjukkan gejala yangsemakin berat setelah 1-2 minggu," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Mencegah Batuk Pilek

Mencegah penularan infeksi saluran napas secara umum dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit infeksi.

"Hal ini dapat dicapai dengan pola makan yangoptimal dan bergizi, istirahat yang cukup, serta berolahraga rutin. Pada anak berusia di bawah 5 tahun yang imunitas tubuhnya belum berkembang secara optimal, sebaiknya menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit," kata Cynthia.

Ajari dan biasakan anak juga untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan airmengalir demi menjaga higienitas diri.Hal lain yang tak boleh terlewatkan adalah mendapatkan vaksinasi influenza setiap tahun.

"Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko sering tertular penyakit influenza. Selain itu, vaksinasi juga telah terbukti menurunkan angka kesakitan, meringankan gejala,serta risiko terjadinya komplikasi serius akibat flu," katanya.

Sekitar 2 sampai 4 minggu setelah imunisasi, biasanya kekebalan tubuh sudah terbentuk.

Selain itu, perlu juga menghindari paparan asap rokok dan polusi udara. "Paparan asap rokok dapat mengganggu fungsi pembersihan lendir dari saluran pernapasan. Sedangkan, untuk mencegah dampak lebih buruk dari paparan polusi udara, atur waktu dan tempat bermain anak agar tidak secaralangsung menghirup polusi.'

Jika memang harus bepergian ke luar rumah, gunakanlah masker anak dengan benar. Anda juga sebaiknya rutin membersihkan lingkungan rumah agar tidak ada debu, tungau,bulu hewan peliharaan, dan lainnya yang dapat mengganggu pernapasan anak, pungkas Cynthia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.