Sukses

Celine Dion Umumkan Pembatalan Tur Dunia Akibat Gangguan Neurologis Langka

Diva pop dunia Celine Dion umumkan pembatalan tur dunia Courage dengan alasan kondisi kesehatan. Celine Dion diketahui menderita stiff person syndrome, kondisi yang menganggu kesehariannya.

Liputan6.com, Jakarta - Celine Dion mengumumkan pembatalan seluruh rangkaian tur dunia Courage pada Jumat kemarin, mengatakan bahwa masalah kesehatan yang dialami telah memengaruhi performanya.

"Saya sangat menyesal karena sekali lagi telah mengecewakan kalian semua," tulisnya dalam unggahan Instagram-nya pada Jumat (26/05/2023).

"Saya berusaha sangat keras untuk membangun kembali kekuatan saya, tetapi melakukan tur bisa sangat sulit bahkan ketika Anda dalam kondisi optimal."

Unggahan tersebut juga membahas perkara penundaan berulang tur dunia Dion, Courage, yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan kondisi kesehatan sang diva.

Pada Desember lalu, Dion memang menunda beberapa tanggal tur Eropa dan konser musim semi 2023 setelah mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis menderita sindrom orang kaku (stiff person syndrome), kondisi yang mencegahnya tampil.

"Tidak adil jika terus menunda pertunjukan, dan meskipun ini menghancurkan hati saya, ada baiknya jika kita membatalkan semuanya sekarang hingga saya benar-benar siap untuk kembali ke panggung lagi."

Dion juga menulis bahwa dirinya masih tetap bersemangat kendati masih harus berjuang melawan penyakitnya. "Saya ingin Anda semua tahu, saya tidak menyerah ... dan saya tidak sabar untuk bertemu dengan kalian lagi," tulisnya.

Situs web superstar itu juga membagikan pengumuman yang sama pada Jumat, sambil mengatakan bahwa Dion telah dirawat. Tim medis pelantun lagu "My Heart Will Go On" itu terus mengevaluasi dan mengobati kondisinya, jelas pengumuman tersebut.

Sementara itu, walau telah menjalani terapi fisik setiap hari, Dion masih sangat kesakitan, sebut seorang sumber yang dekat dengan Dion kepada CNN.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Stiff Person Syndrome

Penyanyi luar biasa yang telah menyabet Grammy Award sebanyak lima kali ini mengungkapkan diagnosisnya di media sosial dalam sebuah pernyataan video yang dibagikan dalam bahasa Prancis dan Inggris.

"Baru-baru ini, saya telah didiagnosis dengan gangguan neurologis yang sangat langka yang disebut stiff person syndrome, yang dialami sekitar satu dari sejuta orang," ujar penyanyi berusia 55 tahun tersebut.

Sindrom orang kaku merupakan gangguan autoimun pada sistem saraf yang sering mengakibatkan kekakuan otot yang progresif dan parah serta spasme (kontraksi otot atau kelompok otot yang tiba-tiba, singkat, tidak disengaja, dan biasanya menyakitkan) pada ekstremitas bawah dan punggung, menurut situs Mayo Clinic.

Stiff person syndrome ditandai dengan spasme otot, sensitivitas tinggi terhadap rangsangan seperti suara dan lampu, serta tekanan emosional yang dapat menyebabkan spasme otot, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Kondisi ini biasanya dimulai dengan otot kaku di bagian tengah tubuh, yaitu batang tubuh dan perut, sebelum berkembang menjadi kekakuan dan spasme di kaki dan otot-otot lainnya, menurut Cleveland Clinic.

3 dari 4 halaman

Spasme Otot

Spasme otot bisa cukup parah. Ini dapat menyebabkan jatuh, sakit parah serta kecacatan," ujar Dr. Emile Sami Moukheiber dari Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine.

"Jatuh akibat spasme parah sangat umum. Spasme ini dapat dipicu oleh keterkejutan, emosi yang parah, cuaca dingin."

Spasme yang terjadi bisa sangat kuat hingga dapat mematahkan tulang. Oleh karena itu, penderita dapat mengalami cedera serius jika jatuh.

Dion mengatakan dalam video yang diunggah melalui Instagram pada Desember bahwa spasme mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehari-harinya.

"Terkadang menyebabkan kesulitan ketika saya berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya. Sungguh menyakitkan bagi saya untuk memberitahukannya hari ini."

Lebih lanjut, sindrom ini juga dapat menyebabkan kecemasan. "Banyak pasien mengalami kecemasan yang intrinsik terhadap penyakit ini dan kecemasan itu benar-benar bagaikan makanan untuk penyakit fisik tersebut," tutur Dr. Scott Newsome, direktur Stiff Person Syndrome Center dalam sebuah video.

Terkadang, orang-orang dengan stiff person syndrome mungkin takut meninggalkan rumah karena suara di jalan, seperti suara klakson mobil, dapat memicu spasme dan jatuh, menurut NINDS.

4 dari 4 halaman

Siapa yang Berisiko Terkena Stiff Person Syndrome?

Sindrom orang kaku sangat jarang. Sekitar 1 dari setiap 1 juta orang memilikinya, dan sebagian besar ahli saraf umum hanya akan menemui satu atau dua kasus sepanjang masa praktiknya, kata Moukheiber.

Kasus pertama sindrom orang kaku dilaporkan pada 1950-an, menurut Newsome, dan penyakit ini secara historis disebut sebagai "sindrom pria kaku."

Akan tetapi, karena kasus yang ditemukan lebih banyak dialami oleh wanita, namanya ini diganti menjadi sindrom orang kaku. Kondisi ini dapat dialami di usia berapapun, akan tetapi biasanya gejala muncul di usia 30 hingga 40-an, menurut Cleveland Clinic.

Moukheiber menyatakan, jika tidak ditangani, kondisi ini dapat benar-benar mengganggu aktivitas sehari-hari. Terlebih untuk penyanyi seperti Dion, suara keras dan cahaya terang yang ditemui saat tampil dapat menjadi pemicu spasme otot.

"Ini adalah penyakit yang sangat menantang yang mungkin berdampak buruk untuknya jika tidak ditangani secara agresif, cepat dan tepat," jelas Moukheiber.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini