Sukses

Titip Buah Hati Selama Nonton Konser Coldplay, Psikolog: Komunikasikan dengan Anak Jauh-Jauh Hari

Pasangan muda yang hendak menonton konser Coldplay dihadapkan dengan situasi dilema karena terpaksa harus menitipkan anak.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan muda yang hendak menonton konser Coldplay dihadapkan dengan situasi dilema karena terpaksa harus menitipkan anak.

Menurut psikolog klinis anak dan remaja, Saskhya Aulia Prima, menitipkan anak untuk menonton konser Coldplay tidak menjadi masalah jika orangtua membangun komunikasi dengan anak terlebih dahulu.

“Tidak masalah, asalkan sudah dikomunikasikan dengan anak jauh-jauh hari sebelumnya. Terutama untuk anak yang butuh waktu untuk beradaptasi, sehingga tidak kaget ketika dititipkan,” kata Saskhya dalam pesan tertulis, Senin (22/5/2023).

Orangtua bisa menceritakan kepada anak apa saja yang bisa dilakukan ketika dititip. Jika, orangtua menitipkannya bukan pada keluarga atau orang-orang yang dikenal oleh anak, maka orangtua bisa menunjukkan foto-foto orang yang nanti akan menemaninya.

Meredam Rasa Bersalah

Tak dapat dimungkiri, meski bisa menitipkan anak, orangtua terkadang masih merasa bersalah karena harus meninggalkan buah hatinya.

Terkait hal ini, Saskhya membagikan tips untuk meredam perasaan bersalah tersebut.

“Perasaan bersalah merupakan tanda yang baik bahwa kita masih care terhadap anak, akan tetapi perlu kita atur supaya tidak berlebihan.”

Hal-hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Coba tuliskan apa saja alasan yang membuat kita merasa bersalah.
  • Coba cek lagi dari alasan-alasan tersebut adakah yang bisa diselesaikan secara teknis. Contoh, menitipkan anak pada orang yang belum dikenal, bisa kita ganti dengan menitipkan ke keluarga kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

  • Perhatikan lagi seberapa sering kita meninggalkan anak, kalau hanya 1-2 kali kemungkinan besar tidak akan mengganggu keseluruhan perkembangan anak.
  • Ingat untuk memahami kebutuhan kita sendiri, sehingga mood kita saat bertemu anak lebih banyak dalam kondisi nyaman.

“Ini yang sangat menentukan interaksi positif dan tumbuh kembang anak, dibandingkan dengan kita selalu bertemu anak tapi kita selalu merasa ada yang kosong dalam diri kita sehingga mudah marah atau kesal terhadap perilaku anak,” ujar Saskhya.

3 dari 4 halaman

Bawa Mainan Favorit Anak Selama Dititipkan

Lebih lanjut, Saskhya mengatakan, saat menitipkan anak, orangtua juga perlu membawa mainan favorit anak untuk dimainkan selama dititip. Salah satu permainan yang bisa menjadi pilihan adalah permainan konstruktif atau constructive play.

Permainan ini mengajak anak melatih kreativitas, gerakan tangan, dan kesabaran. Berbeda dengan mainan yang sudah jadi, mainan konstruktif membuat anak menghabiskan waktu dengan cara yang positif.

Mainan konstruktif adalah mainan yang dibuat tidak utuh dan perlu penyusunan atau pembuatan terlebih dahulu untuk menjadi suatu hal baru. Dengan kata lain, mainan konstruktif adalah jenis permainan untuk membangun atau merakit sesuatu.

“Kalau mainannya sudah jadi kan anak cepat bosan, tapi kalau mainannya membuat atau membangun suatu hal baru itu membuat anak aktif berpikir,” kata Saskhya dalam temu media Lazada x Lego, di Jakarta, Jumat 12 Mei 2023.

4 dari 4 halaman

Manfaat Main Permainan Konstruktif

Selain menghibur, permainan konstruktif juga memiliki manfaat lain seperti:

  • Di area berpikir, permainan ini membantu membangun kemampuan spasial, logika, perencanaan, kreativitas, dan problem solving.
  • Di area motorik, permainan konstruktif dapat melatih koordinasi mata-tangan dan melatih motorik halus anak.
  • Di area sosial emosional, permainan konstruktif atau constructive play membantu anak belajar komunikasi, kerja sama, negosiasi, dan regulasi diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.