Sukses

Orangtua Khawatir Efek dari Imunisasi Ganda, Nakes: Sakitnya Sama dengan Suntik Tunggal

Orangtua ragu efek imunisasi ganda pada anak, padahal efek sakit yang dirasakan sama dengan pemberian suntikan tunggal.

Liputan6.com, Bandung Efek imunisasi ganda pada anak berupa suntikan dua kali dalam sekali kunjungan ternyata banyak membuat orangtua tak yakin juga khawatir. Alhasil, mereka ragu membawa anak untuk imunisasi lantaran efek samping yang terjadi dapat parah.

Koordinator Imunisasi UPT Puskesmas Cipaku, Nur Aidah mengakui orangtua kerap mempertanyakan efek imunisasi ganda. Ia dengan tenang menjelaskan bahwa efek imunisasi ganda sakitnya sama saja seperti imunisasi tunggal dengan pemberian satu suntikan.

Sakit yang dimaksud berupa nyeri di area suntikan dan dapat pula anak menjadi demam. Kondisi ini pun bukan berarti sakitnya dua kali lipat karena suntikan ganda.

“Awal-awal iya, orangtua nanya efeknya (imunisasi ganda). Mereka banyak yang ragu gitu ya. Aduh gimana takut,” kata Aidah kepada Health Liputan6.com di Posyandu Erma, Kelurahan Ledeng, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat Rabu, 17 Mei 2023.

“Tapi kami jelaskan kalau efek samping imunisasi ganda dan imunisasi tunggal itu sama aja. Jadi sakitnya sama saja.”

Resepkan Obat Parasetamol atau Sanmol

Upaya mengatasi efek samping vaksin selepas imunisasi, terdapat pemberian obat parasetamol untuk penurun demam.

Pemberian ini biasanya dilakukan di Puskesmas, sedangkan di Posyandu akan ditanya dulu, apakah punya obat tersebut atau tidak.

“Kalau dari Puskesmas biasanya kami resepkan parasetamol atau sanmol. Tapi kalau di Posyandu ini, kami tanya dulu orangtuanya, ‘Di rumah punya parasetamol atau enggak?’ Kalau punya ya boleh dilanjutkan diminum bila anak demam,” tutur Aidah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Serahkan Imunisasi pada Orangtua

Nur Aidah melanjutkan, sejauh ini tidak ada orangtua yang sampai protes soal suntikan imunisasi ganda. Menurutnya, ada satu protes tapi paling perbandingannya itu hanya dari berapa ratus orangtua.

“Yang protes di sini? Enggak ada sampai saat ini ya. Ada satu dari beberapa ratus orangtua paling nanya, boleh enggak satu dulu imunisasinya (suntiknya), nanti bulan depan satu lagi,” lanjutnya.

“Jadi, kami serahkan ke orangtua. Kalau seperti itu ya udah tidak apa-apa. Tentunya, selama usianya (anak) masuk kriteria di bawah satu tahun.”

Penjelasan Efek Suntik Ganda Tetap Disampaikan

Walaupun ada orangtua yang masih ragu, Aidah dan tim tetap memberikan penjelasan soal efek suntikan ganda. Perlahan-lahan, para orangtua di wilayah Posyandu Erma ini mengerti dan tidak cemas lagi membawa anak untuk imunisasi ganda.

“Tapi pengertiannya tetap disampaikan. Alhamdulillah, orangtua banyak yang mengerti. Kalau kurang paham, kami jelaskan lagi,” beber Aidah.

3 dari 3 halaman

Langsung Masuk Aplikasi ASIK

Untuk pencatatan imunisasi anak di Posyandu Erma pun langsung masuk Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Aplikasi ini dikembangkan tim Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI sejak Mei 2022 untuk mencatat laporan data imunisasi.

“Iya, sudah masuk aplikasi ASIK langsung,” ucap Nur Aidah yang berprofesi sebagai bidan.

Tidak Takut Beri Suntikan Ganda

Dalam pemberian suntikan ganda, Aidah mengaku tidak takut. Sebab, ia bekerja sesuai prosedur yang ada. Anak pun akan diskrining terlebih dahulu sebelum disuntik vaksin.

Skrining ini untuk melihat kondisi anak dan memastikan anak yang bersangkutan sehat untuk menerima vaksin.

“Sampai saat ini tidak ada ketakutan ya. Selama kita melakukan sesuai prosedur, kondisi anak lagi sehat, saya pede-pede (percaya diri) saja memberikan suntikan ganda,” pungkasnya.

Kini, Posyandu di wilayah kerja Aidah juga turut aktif mengejar anak yang belum imunisasi lengkap. Hal ini demi meningkatkan cakupan imunisasi yang sempat terhambat akibat pandemi COVID-19.

“Karena pandemi, mereka takut pergi ke fasilitas kesehatan karena takut tertular (virus Corona). Takut pergi ke Puskesmas. Jadi kami kejar juga dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun kemarin,” tutup Aidah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.