Liputan6.com, Jakarta - Warga Indonesia tengah menantikan kedatangan band kenamaan asal Inggris Coldplay. Para penggemar pun ramai-ramai membeli tiket meski tak semuanya kebagian.
Tiket yang dijual di laman coldplayinjakarta.com ini berkisar Rp.800.000 hingga Rp11 juta sesuai dengan lokasi tempat duduk. Rencananya, konser Coldplay akan dihelat pada 15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Baca Juga
Bagi sebagian orang, menonton konser adalah salah satu cara self reward atau memberi penghargaan dan hadiah pada diri sendiri. Terkait self reward, Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria M. Warganda memberi tanggapan.
Advertisement
“Self reward boleh, tapi jangan kebablasan,” kata Ria dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (19/5/2023).
Pasalnya, lanjut Ria, tidak sedikit orang yang terjebak dalam kecanduan utang konsumtif. Terutama di era digital saat ini, produk konsumsi bisa didapatkan dengan mudah melalui internet dan akses kredit konsumtif yang semakin terbuka lebar.
“Keinginan-keinginan tersier seperti membeli tiket konser yang sangat mahal, gadget versi terbaru, healing liburan ke luar kota, dan keinginan gaya hidup lainnya seakan semakin mudah didapat,” ujar Ria.
“Selain itu, dengan adanya penambahan fitur paylater di berbagai platform belanja online yang semakin marak, tidak sedikit orang terjebak dengan dua aktivitas yang berpotensi membahayakan keuangan.”
Kedua aktivitas yang berpotensi membahayakan keuangan itu adalah:
- Membeli barang yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk memenuhi keinginan sementara.
- Menggunakan fitur paylater untuk bisa membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Mengenal Utang Konsumtif
Ria pun menjelaskan terkait utang konsumtif dan perlunya berhati-hati dengan adanya jebakan utang konsumtif ini.
“Utang konsumtif merujuk pada utang yang uangnya digunakan untuk membeli barang atau jasa yang tidak produktif atau memiliki keuntungan ke depannya,” kata Ria.
“Berbeda halnya dengan utang produktif, utang konsumtif ini tidak memiliki nilai investasi, karena digunakan untuk membiayai pembelian barang atau jasa yang tidak memberikan pengembalian di masa depan atau nilainya bisa menurun, bahkan bisa jadi habis tanpa sisa,” tambahnya.
Adapun beberapa bahaya dari utang konsumtif menurut Ria adalah:
- Adanya bunga dan biaya tambahan yang cenderung lebih tinggi.
- Bisa menjadi beban finansial.
- Bahkan bisa memberikan pengaruh juga pada kesehatan mental.
Advertisement
4 Tips Terhindar dari Utang Konsumtif
Untuk itu, Ria memberikan beberapa tips agar tidak terjebak dengan utang konsumtif apalagi hingga kecanduan. Tips tersebut yakni:
Buat Anggaran Keuangan yang Jelas dan Terencana
Membuat anggaran keuangan adalah first step yang penting untuk mengatur keuangan, termasuk untuk menghindari utang konsumtif.
“Dengan membuat anggaran yang jelas dan terencana, kita bisa memantau pemasukan dan pengeluaran, serta mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dan prioritas,” Ujar Ria.
Dalam membuat anggaran keuangan bulanan, menurut Ria, dapat dilakukan dengan memperkirakan berapa banyak pemasukan yang akan diterima dalam satu bulan. Lalu membuat prioritas pengeluaran yang harus dilakukan seperti pembayaran tagihan, biaya makan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Gunakan Kartu Kredit dan Fitur Paylater dengan Bijak
Tips kedua menurut Ria adalah menggunakan kartu kredit dan fitur paylater dengan lebih bijak. Menurutnya, di satu sisi, kartu kredit maupun fitur paylater tentu memudahkan untuk melakukan transaksi, tapi juga berpotensi membawa ke dalam jebakan utang konsumtif.
“Sebisa mungkin gunakan kartu kredit maupun paylater hanya untuk pembelian yang memang benar-benar dibutuhkan, lalu pastikan untuk bayar tagihannya tepat waktu.” Ujar Ria.
Jangan Tergoda dengan Promosi dan Diskon
Tips ketiga, jangan mudah tergoda promosi dan diskon. Hal ini acap kali menjadi penyebab sebagian orang membeli barang padahal tidak terlalu butuh.
“Dengan semakin banyaknya platform belanja online, aktivitas promosi dan diskon tentunya semakin beragam dan dibungkus lebih menarik. Ini bisa menjadi jebakan tersendiri bagi kita selaku konsumen untuk membeli barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.” Jelas Ria.
Ria mengingatkan bahwa promosi atau diskon tidak selalu menguntungkan. Baiknya, jangan mudah tergoda dengan diskon yang besar tanpa mempertimbangkan kualitas dan kebutuhan barang tersebut.
Simpan Uang Dengan Berinvestasi
Tips keempat yakni simpan uang dengan berinvestasi. Saat ini, banyak orang yang lebih memilih membeli sesuatu hanya sebatas karena takut ketinggalan tren atau yang sering disebut Fear of Missing Out (FOMO).
Misalnya membeli gawai versi terbaru ataupun rela membeli tiket konser yang harganya tidak murah hanya karena mengikuti arus tren, terutama di media sosial.
“Sebenarnya tidak ada yang salah dengan self reward. Anak muda sekarang tentu lebih aware dengan hal semacam ini. Tapi pastikan jangan berlebihan sampai-sampai bisa membebani keuangan. Apalagi sampai rela memilih jalan pinjaman online dengan bunga selangit untuk memenuhinya.”
Menurut Ria, dibanding mengeluarkan uang untuk keperluan yang tidak begitu dibutuhkan atau hanya sebatas keinginan, akan lebih bijak dan baik sekiranya uang tersebut dianggarkan untuk investasi.
Advertisement