Sukses

Daftar Alasan Orang Memilih Selingkuh daripada Cerai

Isu perselingkuhan terus menggema selama beberapa minggu terakhir. Tiga nama besar di industri hiburan Tanah Air seperti Virgoun hingga Fandy Christian terseret di dalamnya.

Liputan6.com, Jakarta Isu perselingkuhan terus menggema selama beberapa minggu terakhir. Tiga nama besar di industri hiburan Tanah Air seperti Virgoun hingga Fandy Christian terseret di dalamnya.

Dimulai dari Virgoun. Pada akhir April 2023, rumah tangganya dengan Inara Rusli diguncang isu perselingkuhan. Bahkan hingga kini, panas dingin hubungan antara Inara Rusli dan ibu dari Virgoun masih terjadi.

Terakhir, dugaan perselingkuhan Fandy Christian yang sedang hangat-hangatnya. Dahlia Poland, istri yang dinikahinya sejak umurnya masih 18 tahun mengunggah percakapan yang diduga milik Fandy Christian dengan selingkuhan.

Selama ini, Virgoun, Christian Sugiono, hingga Fandy Christian merupakan figur yang terkenal mesra dengan pasangan masing-masing. Berbagai bentuk kemesraan sudah sering tercermin dari ketiganya.

Sehingga tak heran jika banyak orang yang terkejut mendengar adanya isu perselingkuhan dalam pernikahan mereka, terlepas dari benar atau tidaknya.

Kebanyakan Orang Selingkuh Ogah Cerai

Ada sebuah studi baru yang bisa menggambarkan sekilas soal alasan dibalik kenapa orang memilih selingkuh daripada cerai.

Studi yang dilakukan oleh Ashley Madison, sebuah situs kencan untuk orang yang sudah menikah menemukan bahwa 79 persen orang yang selingkuh memang menentang perceraian.

Mengutip The Sun, Selasa (16/5/2023), 46 persen partisipan dalam studi mengaku mereka terlalu mencintai pasangannya sehingga enggan untuk bercerai dan selingkuh yang jadi pilihan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Ingin Persulit Anak dengan Perceraian

Lebih lanjut 19 persen partisipan dalam studi milik Ashley Madison lainnya menyebut mereka tidak ingin mempersulit anak-anak mereka dengan adanya perceraian.

Serta, 58 persen mengaku mereka merasa egois jika memilih cerai, dan 67 persen lagi mengaku merasa bersalah jika memilih cerai.

Para partisipan mengungkapkan bahwa rasa bersalah karena meminta cerai itu ternyata lebih besar daripada rasa bersalah karena selingkuh.

Studi tersebut juga menyimpulkan bahwasanya perselingkuhan menjadi solusi menurut beberapa pasangan yang menghadapi stres selama beberapa tahun terakhir kehidupannya.

Meskipun alasan perselingkuhan itu tampak ekstrem, secara keseluruhan, para partisipan mengaku selingkuh menghilangkan tekanan dari pernikahan yang tidak dapat mereka tinggalkan, dan membuat mereka akhirnya lebih bahagia dengan pernikahan mereka.

3 dari 4 halaman

Masalah Utama Dibalik Perselingkuhan

Pendapat lainnya diungkapkan dalam studi yang terbit dalam Journal of Sex Research. Penyebab perselingkuhan terbagi menjadi tiga kategori utama. Pertama masalah pribadi, kepercayaan, atau karakteristik.

Kedua, masalah dengan pasangan atau hubungan secara keseluruhan. Ketiga, faktor situasional seperti adanya akses yang mudah untuk melakukannya.

"Tapi salah satu alasan paling umum perselingkuhan adalah karena pasangan dianggap tidak dapat memuaskan," kata profesor psikologi, Ashley E Thompson mengutip laman Prevention.

Tidak memuaskan tersebut dalam artinya Anda dan pasangan berada dalam relasi yang semakin jauh, tidak sering memiliki sesuatu untuk dibicarakan, bahkan tidak ingat lagi kapan terakhir berhubungan seksual.

"Dalam kondisi itu, Anda atau pasangan mungkin akan mencari koneksi di luar hubungan daripada mencoba menyelesaikan masalah di rumah," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Selingkuh Terjadi karena Ada Kesempatan

Selain itu, menurut psikiater dan sekaligus penulis Infidelity: Why Men and Women Cheat, Dr Kenneth Paul Rosenberg, selingkuh juga tak jauh dari adanya kesempatan.

"Ada banyak alasan mengapa orang berselingkuh. Cukup banyak orang yang selingkuh karena memang mereka bisa," kata Rosenberg.

Bertentangan dengan cerita yang sering Anda dengar tentang ketidakpuasan pada pasangan, menurut Rosenberg, pasangan yang berselingkuh mungkin relatif bahagia dengan hubungan utamanya.

Tetapi pasangannya tidak terbuka untuk hubungan yang bersifat non-monogami di saat salah satu pasangan menginginkan itu untuk mendapatkan sensasi baru. Alhasil, orang memilih untuk melakukannya secara diam-diam yakni dengan berselingkuh.

Selain itu, masih ada sederet alasan lain yang menyebabkan perselingkuhan. Hanya saja kesimpulannya, meski selingkuh bukan solusi dari masalah hubungan, selingkuh tetap bukan perkara sederhana mengingat ada banyak faktor yang bisa berkontribusi dibaliknya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.