Sukses

Mudik 2023 Berpotensi Jadi yang Terbesar Sejak Pandemi COVID-19, Ini Pesan Epidemiolog untuk Pemerintah

Kondisi terkait pandemi pun sudah relatif aman, banyak yang memprediksi bahwa mudik 2023 akan jadi mudik terbesar sejak pandemi COVID-19 berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap momentum Lebaran, mudik mungkin jadi salah satu kegiatan yang sudah ditunggu-tunggu. Apalagi selama pandemi COVID-19, banyak yang sempat memilih untuk menundanya sampai kondisi aman.

Saat ini, kondisi terkait pandemi pun sudah relatif aman. Banyak yang memprediksi bahwa mudik 2023 akan jadi mudik terbesar sejak pandemi COVID-19 berlangsung.

Begitupun menurut Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Policy Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, ada potensi mudik tahun ini jadi yang terbesar.

"Potensi saat ini pemudik jauh lebih besar, tentu iya. Lebih banyak," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com ditulis Minggu, (26/3/2023).

Sehingga, Dicky memiliki pesan khusus pada pemerintah terkait mudik 2023. Salah satunya berkaitan dengan upaya meningkatan cakupan vaksinasi di destinasi tujuan yang banyak didatangi para pemudik.

"Pesan saya pada pemerintah karena ini mudik saya kira akan jadi mudik di masa pandemi yang paling besar, pelayanan vaksinasi harus ditingkatkan di kampung-kampung halaman, di daerah yang menjadi tujuan utama pemudik," kata Dicky.

Upaya Agar Cakupan Vaksinasi Terpenuhi

Dicky mengungkapkan bahwa momentum mudik Lebaran 2023 bisa dijadikan kesempatan untuk memenuhi cakupan vaksinasi COVID-19. Terutama untuk cakupan vaksinasi booster yang masih perlu ditingkatkan.

"Ini untuk mendapatkan juga cakupan, terutama booster yang lebih besar. Memang ini menuntut para pelayan publik. Tapi itulah tugas pelayan publik untuk mereka bisa mendapat kesempatan layanan booster," ujar Dicky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebaiknya Mudik Dilakukan Lebih Awal

Lebih lanjut Dicky mengungkapkan bahwa masyarakat yang ingin melakukan mudik sebaiknya pergi lebih awal untuk menghindari kontak dengan terlalu banyak orang.

"Saran saya kalau bisa mudiknya lebih awal, karena kenapa? Menghindari kerumunan dan keramaian. Pergerakan manusia sebesar ini dalam kesehatan ada potensi penyakit," kata Dicky.

"Kita di masa pandemi lebih terbuka, lebih memahami bahwa setiap pergerakan atau mobilisasi besar manusia, itu potensi terjadinya sebaran penyakit (ada)," tambahnya.

Menurut Dicky, jangan sampai masyarakat menganggap COVID-19 sudah tidak ada, kemudian melepas kebiasaan baik yang sudah diterapkan sebelumnya.

"Jangan dianggap COVID-19 enggak ada kemudian kita melepas kebiasaan protokol. Itu yang harus dihindari dan dipahami bahwa ini adalah kenormalan baru," kata Dicky.

3 dari 4 halaman

Tetap Ingat Soal Protokol Kesehatan

Selain itu, penggunaan masker, menjaga diri dari kerumunan pun seharusnya sudah menjadi standar baru yang diterapkan.

"Di perjalanan meminimalisir sakit dan tertular dengan memakai masker. Dengan juga berusaha sedapat mungkin tidak di dalam kondisi kerumunan, keramaian. Itu hal yang standar. Harus menjadi standar baru, kenormalan baru yang harus kita miliki," ujar Dicky.

Dicky menambahkan, selain pergi lebih awal, pastikan pula kondisi para pemudik sudah dalam keadaan sehat. Termasuk bagi lansia dan siapapun yang memiliki komorbid.

"Usahakan selain mudik lebih awal, pastikan yang mudik itu kondisinya sehat. Kalau misalnya sudah lansia, atau kondisi komorbidnya sedang tidak terkendali, jangan dipaksakan," kata Dicky.

"Kecuali kondisinya (komorbid) memang sedang terkendali, dan usahakan dengan mobil pribadi atau rental kalau memungkinkan," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Usahakan Pakai Kendaraan Pribadi atau Rental

Dicky mengungkapkan bahwa transportasi yang hendak digunakan penting untuk menjadi pertimbangan. Mengingat banyak transportasi umum yang sirkulasi udaranya pun belum baik sehingga bisa menjadi risiko tersendiri.

"Pemilihan jenis transportasi menjadi hal atau pertimbangan untuk kita lebih memperkuat perlindungan atau protokol, karena selalu ada di ruangan tertutup seperti bis atau kendaraan umum lain, sebaiknya pakai masker," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.