Sukses

Kunci Puasa Sehat dan Bugar di Bulan Ramadhan, Pakar: Bukan Makan Mahal dan Enak

Kunci puasa selama bulan Ramadhan agar tetap sehat dan bugar tak bertumpu pada makanan yang mahal, melainkan bisa dengan yang sederhana namun bervariasi.

Liputan6.com, Jakarta Saat menjalankan ibadah puasa, sehat dan bugar menjadi dua hal yang tentunya diharapkan banyak orang. Ternyata untuk mencapainya pun tak dibutuhkan upaya yang rumit.

Pasalnya, menurut Dietisien Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Arjuna kunci puasa agar tetap sehat dan bugar tak bertumpu pada makanan yang mahal. Melainkan bisa dengan mengonsumsi makanan yang sederhana dan bervariasi.

"Selama puasa agar tetap sehat dan bugar kuncinya bukan makan mahal dan enak. Kuncinya makanan yang bervariasi, semakin variatif maka semakin banyak zat gizi yang diperoleh tubuh," ujar Tony saat berbincang dengan awak media dalam kegiatan Pojok Bulaksumur mengutip laman UGM, Jumat (24/3/2023).

Tony mengungkapkan bahwa saat berbuka puasa di bulan Ramadhan, makanan yang dipilih harus diatur secara bertahap. Dengan begitu, energi yang dikeluarkan nantinya bisa ikut bertahap.

"Itu (pemilihan makanan yang diatur) penting dilakukan supaya energi yang dikeluarkan juga keluar secara bertahap," kata Tony.

Puasa Bikin Badan Makin Sehat Jika Dilakukan dengan Benar

Tony mengungkapkan bahwa puasa memang dapat membuat badan secara fisik jadi makin sehat. Hal tersebut lantaran saat puasa, tubuh terlatih secara fisiologis untuk membakar kalori.

Hanya saja, menurut Tony, masih ada kesalahan yang dijalani oleh masyarakat dalam pemilihan makanan saat sahur dan buka. Kesalahan tersebutlah yang dapat memengaruhi kesehatan dan kebugaran tubuh saat seseorang menjalani puasa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangan Langsung Makan Banyak Saat Buka Puasa

Tony mengungkapkan bahwa kesalahan dalam memilih makanan saat sahur dan buka itu yang dapat membuat tubuh jadi tidak sehat. Misalnya, memilih makanan langsung dalam jumlah banyak ketika buka puasa.

"Saat buka puasa makan dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gula darah dalam tubuh cepat naik dengan tinggi namun turunnya juga cepat," ujar Tony.

"Hal ini yang tidak sehat untuk badan. Adanya jadi lemas dan ngantuk karena caranya kurang tepat," tambahnya.

Tony mengungkapkan bahwa untuk pilihan sehat masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang sifatnya lambat dicerna tubuh. Seperti untuk kategori protein, Anda bisa memilih daging ikan dan ayam.

Sedangkan, sumber karbohidrat yang dianjurkan sebaiknya memilih dari kategori karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, sereal, roti gandum utuh dibandingkan dengan karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan mi.

Di samping itu, penting pula untuk menyeimbangkannya dengan buah dan sayuran karena punya kandungan tinggi serat yang lambat dicerna.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Bahan Makanan pada Kesehatan Fisik

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Halal Research Center Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono mengungkapkan bahwa pemilihan dan pengolahan bahan makanan memiliki pengaruh terhadap kesehatan tubuh.

"Pilih bahan yang segar karena kandungan gizinya lengkap dan belum banyak yang rusak," kata Nanung.

"Hindari penggunaan daging basi atau bangkai karena kandungan gizinya tentunya sudah banyak yang berkurang dan berpotensi menimbulkan penyakit," tambahnya.

Nanung menambahkan, daging yang mati bukan karena disembelih melainkan karena sakit maupun mati tua tidak baik dikonsumsi dan lebih berbahaya bagi tubuh.

Pasalnya, darah dalam daging bangkai tidak keluar maksimal layaknya hewan yang disembelih. Sementara darah yang tidak keluar secara maksimal dalam bangkai mengandung timbunan makanan yang berlimpah bagi bakteri pembusuk.

4 dari 4 halaman

Puasa Juga Bawa Manfaat untuk Kesehatan Mental

Manfaat puasa tak terhenti hanya pada kesehatan fisik, melainkan turut berkontribusi pada kesehatan mental.

Saat bulan Ramadhan dan menjalani puasa, Anda akan belajar untuk meningkatkan kontrol diri, menurut psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Bagus Riyono.

"Dengan berpuasa kita dilatih delay gratification atau menunda pemuasan dari makan, emosi dan lainnya," ujar Bagus.

Bagus mencontohkan soal menunda pemuasan terkait emosi. Misalnya, dengan ada jeda dan tidak impulsif, maka penurunan ketegangan atau stres dalam diri seseorang bisa terjadi.

Selain itu, Bagus mengungkapkan bahwa saat menjalani puasa, jiwa akan dilatih untuk disiplin dan tekun. Dari sanalah, hati yang merasakan tenang bisa menjadi hadiahnya.

“Puasa Ramadhan menjadi momentum untuk bersiap-siap menjalani kehidupan setelah selesai nanti. Jadi jangan sampai mengendalikan diri hanya saat puasa saja, justru ini menjadi latihan mengendalikan diri untuk persiapan kehidupan setelah puasa," kata Bagus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.