Sukses

Ammar Zoni Ditangkap Polisi karena Narkoba, Ketahui Efek Sabu bagi Kesehatan

Ammar Zoni ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait kepemilikan narkotika jenis sabu pada Kamis, 8 Maret 2023 malam di Sentul, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Aktor Ammar Zoni tersandung kasus penyalagunaan narkotika. Suami Irish Bella itu ditangkap polisi kemarin, Kamis, 9 Maret 2023 malam di kawasan Sentul, Bogor.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.

"Saya membenarkan AZ (Ammar Zoni) ditangkap tanggal 8 Maret di Sentul, Jawa Barat," katanya.

Ammar Zoni ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait kepemilikan narkotika jenis sabu.

Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jaksel Kompol Achmad Ardhy mengatakan pihaknya menyita sabu lebih dari 1 gram sebagai barang bukti.

"(Barang bukti) sabu, 1 gram lebih," ujar Ardhy, dikutip dari Kanal Showbiz Liputan6.com.

Sabu atau metamfetamin adalah salah satu jenis stimulan yang kerap disalahgunakan. Mengutip Medical News Today, penggunaan metamfetamin atau sabu menghasilkan efek euforia serupa penggunaan kokain. Namun, efek sabu bertahan lebih lama dibandingkan kokain. Selain itu, harganya pun dinilai lebih murah dan mudah dibuat.

Bubuk kristal ini bisa meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin secara alami di otak. Seperti dikutip dari Klikdokter, ketika saraf pusat terkena, klaim efek sabu yang dirasakan pengguna adalah peningkatan fokus, mood, dan rasa percaya diri selama beberapa saat. Namun efek tersebut semu. 

Narkoba berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa pahit yang mudah larut di air atau alkohol ini bisa berbahaya dan berakibat fatal jika disalahgunakan.

Efek Samping Sabu

Berikut efek samping sabu yang berbahaya bagi kesehatan, dikutip dari Klikdokter:

1. Membuat Kecanduan

Efek candu disebabkan oleh saraf otak yang terpengaruh zat tertentu. Ketika terkena efek sabu, otak akan memproduksi hormon pengendali emosi atau dopamin, terutama di area yang berhubungan dengan reward.

Efek itulah yang akhirnya membuat pengguna ingin terus memakai sabu dan sulit berhenti.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Berisiko Terkena Infeksi Berbahaya

Tindakan penyuntikan ketika mengonsumsi sabu akan meningkatkan risiko terkena infeksi berbahaya seperti Hepatitis B, C, hingga HIV/AIDS. Bahaya ini khususnya ditemukan pada pengguna jarum suntik bergantian.

Efek sabu juga menyebabkan pengguna tidak bisa berpikir jernih sehingga berpotensi melakukan hubungan seksual berisiko.

 

3 dari 5 halaman

3. Efek Jangka Pendek dan Panjang pada Tubuh

Efek jangka pendek penggunaan sabu diantaranya:

  • Nafsu makan berkurang
  • Berat badan menurun drastis
  • Insomnia
  • Memicu perilaku hiperaktif
  • Napas lebih cepat dan pendek-pendek
  • Detak jantung lebih cepat dan tidak teratur
  • Tekanan darah dan suhu tubuh meningkat

Sementara efek jangka panjang sabu bagi tubuh yakni:

  • Gizi buruk
  • Kerusakan gigi
  • Gatal parah hingga timbul luka karena terus-menerus digaruk
  • Kelainan struktur dan fungsi otak
  • Kehilangan memori (amnesia)
  • Kebingungan (linglung)

 

4 dari 5 halaman

4. Kerusakan Fungsi Organ

Pengguna sabu yang merasa dosis yang biasa digunakan tak lagi memberi efek yang diinginkan cenderung meningkatkan dosisnya meski berisiko overdosis.

Efek overdosis penggunaan sabu bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, serta gangguan pada organ lainnya hingga mengakibatkan kematian. Terlebih jika pecandu telah mempunyai masalah kesehatan sebelumnya, efek tersebut bisa dialami lebih cepat.

5 dari 5 halaman

5. Pengaruhi Kesehatan Mental

Efek sabu juga bisa membuat kesehatan mental menurun. Pengguna yang mengalami ketergantungan akan mengalami sejumlah masalah psikis seperti:

  • Gangguan kecemasan
  • Paranoid (takut berlebihan)
  • Tidak bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan
  • Kerap berlaku kasar dan agresif yang berujung pada tindak kejahatan.

Gangguan tersebut umumnya terjadi saat pengguna menghentikan atau menurunkan dosis secara mendadak. Jika demikian, pengguna mungkin akan berpikir bahwa sabu bisa membantu mengatasi masalah tersbeut. Padahal, sabu merupakan pemicu munculnya gangguan mental.

"Bahaya sabu seperti 'lingkaran setan'. Berbagai gangguan di atas biasanya terjadi ketika pengguna mendadak menghentikan pemakaian sabu ataupun menurunkan dosisnya secara drastis," tulis dr Sara Elise Wijono, MRes.

"Ia mungkin berpikir, sabu bisa membantu mengatasi masalah mental. Padahal, sabu merupakan biang kerok munculnya gangguan mental," lanjutnya.

Oleh sebab itu, rehabilitasi yang tepat diperlukan oleh pengguna sabu agar pulih dari kecanduan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.