Sukses

Dirawat di RSCM, Begini Kondisi Pasien yang Diduga Gagal Ginjal Akut dari Jabar

Liputan6.com, Jakarta Kasus dugaan gagal ginjal akut pada anak yang baru dilaporkan di Jawa Barat saat ini dalam kondisi membaik. Pasien berusia tiga tahun satu bulan tersebut sedang menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Ryan Bayusantika memastikan, kondisi pasien yang kini dirawat di RSCM sudah membaik. Di RSCM, pasien dirawat di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Pasien balita ini sempat ditangani di RS Ciremai, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta.

"Dirujuk ke RSCM Jakarta, di Ruang PICU. Sekarang membaik," terang Ryan dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa, 21 Februari 2023.

Dari informasi Dinkes Provinsi Jawa Barat, pasien dirujuk ke RSCM pada 16 Februari 2023. Sesampainya di RSCM, pasien masuk terlebih dahulu di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Di IGD, dokter melakukan observasi agar pasien dapat pipis atau Buang Air Kecil (BAK), yang mana kondisi pasien sebelumnya, tidak bisa pipis.

Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah lengkap, lalu baru dibawa ke PICU karena terdapat penurunan kesadaran. Di PICU, dilakukan terapi sehingga perlahan-lahan kondisi pasien sadar dan stabil.

Pada waktu di PICU di tanggal 16 Februari tersebut, belum ada tanda-tanda kasus baru diduga gagal ginjal akut pada anak ini pipis. Dokter RSCM pun masih terus melakukan pemantauan.

"Sementara kondisi masih dalam pemantauan," ujar Ryan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sempat Tidak Bisa Pipis

Pasien balita tiga tahun satu bulan yang diduga gagal ginjal akut pertama kali mengeluhkan demam dan muntah pada 6 Februari 2023.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Jawa Barat, Ryan Bayusantika pun membeberkan kronologi. Orangtua pasien yang diduga gagal ginjal sempat memberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek. Namun, balita tak kunjung membaik.

Pada 7 Februari 2023, pasien dibawa ke salah satu klinik dengan keluhan demam dua hari, muntah, muncul bintik-bintik di badan, tidak nafsu makan. Kemudian pasien dirujuk ke RS Ciremai, Kota Cirebon, Jawa Barat pada 9 Februari.

Pada hari dibawa ke RS Ciremai tersebut, pasien mengalami tidak bisa pipis atau Buang Air Kecil (BAK). Pasien tidak bisa pipis sama sekali dalam dua hari terakhir. Di RS Ciremai, pasien diberi perawatan di Ruang Intensive Care Unit (ICU).

Selanjutnya, pasien dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 16 Februari 2023.

"Pasien dibawa ke IGD RS Ciremai, pindah dari ruang biasa ke ICU, kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta," tambah Ryan.

Di IGD RSCM, pasien diobservasi, dilakukan pengambilan darah, lalu menjalani perawatan di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) karena mengalami penurunan kesadaran.

3 dari 3 halaman

Membaik Setelah Diberi Obat Antiinfeksi

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, saat ini para dokter dari RSCM Jakarta masih menganalisis penyebab penyakit pasien dari Jawa Barat yang diduga kasus gagal ginjal akut tersebut.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu data hasil pemeriksaan laboratorium.

“Kami masih menunggu juga data labnya karena mesti diperiksa data darahnya, data plasmanya dan data obatnya apakah ada Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Harusnya hari Senin ini keluar,” kata Budi Gunadi usai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenkes RI dan PT Astrazeneca Indonesia di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Senin (20/2/2023).

Budi Gunadi menambahkan, kemungkinan pasien yang dirawat di RSCM terkena infeksi. Dugaan itu menguat lantaran kondisi pasien membaik setelah diberi obat antiinfeksi.

Sementara pasien yang mengalami gangguan ginjal akut akibat keracunan obat sirup tidak akan membaik setelah diberi obat antiinfeksi.

“Kalau gagal ginjal itu, misalnya begini, kalau dia dikasih obat-obatan antiinfeksi biasanya dia tidak bereaksi. Sekarang dikasih obat-obatan antiinfeksi, tidak dikasih Fomepizole,” tambah Budi Gunadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.