Sukses

Rhinoplasty, Operasi Plastik Memperbaiki Bentuk Hidung untuk Fungsi Kesehatan hingga Estetika

Operasi plastik kini semakin lumrah dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah rhinoplasty atau operasi plastik untuk hidung.

Liputan6.com, Jakarta Operasi plastik kini semakin lumrah dilakukan di Indonesia. Tujuannya pun beragam mulai dari estetika hingga kesehatan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Salah satu operasi plastik yang sudah tak asing adalah rhinoplasty. Operasi plastik satu ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk hidung dengan memodifikasi bentuk tulang rawan.

Seperti dilansir pada laman EMC Healthcare, Kamis (10/11/2022), rhinoplasty ternyata tak hanya dapat memperbaiki bentuk hidung. Melainkan bisa membentuk keharmonisan wajah.

Hal ini lantaran hidung memang memainkan peranan penting untuk tampilan wajah secara keseluruhan. Mengingat bentuk hidung setiap manusia berbeda-beda dan tak selalu proporsional karena berbagai hal. Seperti faktor gen, kecelakaan, atau cedera.

Maka itulah, rhinoplasty memiliki dua tujuan yakni estetika dan kesehatan. Dalam hal estetika, rhinoplasty dilakukan ketika ukuran hidung Anda tidak proporsional dengan ukuran wajah.

Sehingga membutuhkan nose reduction atau mengecilkan ukuran hidung. Pilihan lainnya adalah nose augmentation, tindakan yang dilakukan untuk membesarkan atau memancungkan hidung.

"Rhinoplasty ini dapat dilakukan untuk mengubah sudut yang kurang tepat antara hidung dan bibir atas serta bentuk yang kurang baik di bagian pangkal atau puncak hidung," tulis keterangan EMC Healthcare.

Sedangkan dalam hal kesehatan, rhinoplasty dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah pernapasan. Seperti diketahui, masalah pernapasan bisa terjadi karena adanya kelainan bentuk hidung sejak lahir maupun akibat cedera.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cari Tahu Dulu Apa Tujuannya

Penting untuk melakukan diskusi lebih dulu sebelum melakukan prosedur medis apapun dengan dokter yang tepat, termasuk sebelum melakukan rhinoplasty. Rhinoplasty sendiri dapat dilakukan dan dikonsultasikan dengan dokter bedah.

Pada proses diskusi, dokter biasanya akan menjelaskan dengan detail apa manfaat serta efek apa saja yang mungkin terjadi pasca operasi hidung.

Mengutip Mayo Clinic, rhinoplasty bukanlah operasi yang dapat berjalan tanpa risiko. Masih ada beberapa risiko yang akan dihadapi pasca operasi.

Seperti operasi besar lainnya, operasi hidung akan membawa risiko seperti berdarah, infeksi, reaksi lainnya dari anestesi. Ada pula risiko lain yang spesifik pasca operasi hidung.

Risiko spesifik itu mencakup kesulitan bernapas melalui hidung, mati rasa permanen di dalam dan sekitar hidung, kemungkinan hidung nampak tidak rata, nyeri, perubahan warna, pembengkakan, munculnya jaringan parut, hingga adanya lubang di septum.

Segala kemungkinan risiko perlu untuk dibicarakan pada dokter. Sehingga Anda tahu apa yang akan dihadapi, baik manfaat dan risikonya.

3 dari 4 halaman

Tahapan Sebelum Rhinoplasty

Tak berhenti di sana, sebelum melakukan rhinoplasty, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan untuk mengetahui riwayat penyakit terdahulu.

Termasuk untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah Anda jalani, serta jenis obat yang tengah dikonsumsi atau pernah dikonsumsi. Pemeriksaan fisik satu ini dianggap penting untuk menentukan perubahan apa yang perlu dilakukan jelang prosedur operasi.

Pemeriksaan fisik ini akan dilakukan pada struktur hidung. Seperti melihat ketebalan kulit, kondisi dalam dan luar hidung. Serta kekuatan tulang rawan di bagian pangkal atau puncak hidung.

Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium menjadi tahap selanjutnya yang perlu Anda lakukan. Tahap ini dibutuhkan untuk memeriksa kesehatan pasien.

Setelahnya, yang perlu dilakukan adalah mengambil foto hidung pasien untuk memberikan perkiraan atau gambaran hasil hidung setelah operasi.

4 dari 4 halaman

Hal yang Perlu Dihindari

Menurut keterangan EMC Healthcare, agar tindakan rhinoplasty berjalan dengan baik, maka pasien disarankan untuk menghindari konsumsi obat pereda rasa nyeri yang mengandung ibuprofen atau aspirin selama dua minggu sebelum dan sesudah operasi.

Begitupun bagi perokok, yang sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok selama 2-3 minggu. Hal ini lantaran rokok dapat menghambat proses pemulihan pasca operasi menjadi lebih lambat.

Dalam hal pemulihan sendiri, pasien biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit selama 1-2 hari. Jahitan biasanya akan dilepas setelah tujuh hari sejak operasi dilakukan, kecuali pasien mendapatkan jahitan yang dapat diserap oleh tubuh (absorbable stitches).

Penyangga hidung kemudian akan dilepas setelah 1-2 minggu pasca operasi. Lamanya perawatan ini sangat berkaitan erat dengan kondisi pasien dan tingkat kerumitan pada operasi itu sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.