Sukses

Menkes: Rutin Cek Kesehatan, Penyakit dalam Tubuh Bisa Cepat Terdeteksi

Selain bisa mengetahui penyakit yang ada di dalam tubuh lebih cepat juga biaya yang dikeluarkan lebih murah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ada manfaat besar melakukin rutin cek kesehatan. Selain bisa mengetahui penyakit yang ada di dalam tubuh lebih cepat juga biaya yang dikeluarkan lebih murah.

"Dengan kita rutin cek kesehatan, kalau ada penyakit dalam tubuh kita bisa cepet terdeteksi, presentase sembuhnya lebih besar, biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih murah,” kata Budi dalam Puncak Peringatan Hari Stroke Sedunia yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 30 Oktober 2022.

Selain rutin cek kesehatan, hal penting lain yang juga mesti dilakukan adalah latihan fisik atau oleharaga.

"Aktivitas fisik ini sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh kita. Paling penting harus olahraga minimal 30 menit sehari dan lakukan 5 hari dalam seminggu,” terang Budi dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com.

Menjalankan dua hal di atas serta menjaga asupan makan dengan penerapan gizi seimbang Budi beraharap berbagai penyakit menular terutama dengan tingkat kematian tinggi seperti jantung, stroke, kanker dan ginjal bisa ditekan. Sehingga, makin banyak masyarakat yang produktif.

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit dengan tingkat kecacatan nomor satu. Lalu, penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014.

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 hanya sekitar 39,4 persen pasien stroke yang melakukan kontrol rutin ke dokter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Risiko Kena Stroke

Terdapat beberapa faktor risiko stroke. Faktor risiko yang paling umum adalah beberapa penyakit yang sering muncul pada usia di atas 40 tahun. Contohnya yaitu hipertensi, tekanan darah tinggi, diabetes, gula darah tinggi, dislipidemia, kolesterol tinggi, gangguan irama jantung, merokok, serta badan berlebih atau obesitas seperti disampaikan dokter spesialis saraf Indah Aprianti Putri.

Menurut Indah, gejala stroke dapat ditandai dengan mudah. Gejala tersebut antara lain:

1. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

3. Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak nyambung.

4. Kebas atau baal, serta kesemutan separuh tubuh yang merupakan gangguan sensorik

5. Rabun atau pandangan salah satu mata kabur yang terjadi secara tiba-tiba.

6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah sebelumnya.

Gejala tambahan yaitu gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, atau sempoyongan) serta pingsan.

3 dari 3 halaman

Serangan Stroke Harus Dibawa ke RS

Jika mengalami gejala di atas, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Pasien harus sampai di rumah sakit kurang dari 4,5 jam yang merupakan golden hour.

Golden period atau golden hour adalah istilah yag digunakan untuk jangka waktu kehidupan pemgidap srtroke untuk mendapatkan pengobatan dengan segera, ucap Willis Silda Tiana, Skep, Ners., M.Kep dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta.

"Kurang dari 4,5 jam harus sudah sampai ke rumah sakit, ujar Silda.

"Kalau memang pasiennya masih sadar, kuncinya tetap dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.