Sukses

Cerita Warga Desa Penglipuran Gunakan JKN untuk Pengobatan Gigitan Anjing hingga Operasi Batu Ginjal

Cerita I Wayan Suwardane dari Desa Adat Penglipuran, Bali saat menggunakan JKN.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga 30 September 2022 Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah mencakup 244.600.449 jiwa atau 88,8 persen dari total jumlah penduduk.

Jumlah penduduk Indonesia sendiri menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) pada semester I 2022 adalah sebanyak 275.361.267.

Salah satu warga Indonesia yang sudah merasakan manfaat JKN adalah I Wayan Suwardane dari Desa Adat Penglipuran, Bali.

“Kalau menurut saya (JKN) ini sangat luar biasa, saya sangat dibantu dengan adanya program ini. Sekeluarga sudah (menjadi anggota JKN),” ujar Wayan ketika ditemui di Desa Penglipuran, Bali, Kamis (13/10/2022).

Pria kelahiran 1969 ini juga memuji pelayanan di rumah sakit yang sudah bagus. Termasuk pelayanan dari perawat dan dokter ketika ia datang berobat ke rumah sakit.

Ia berkisah, JKN telah ia gunakan ketika istrinya sakit batu ginjal dan kini sudah dioperasi.

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti yang juga berbincang dengan Wayan pun bertanya soal biaya pengobatan dan operasi istrinya.

“Bayar berapa Pak?” tanya Ghufron.

“Ndak bayar,” jawab Wayan.

Selain tidak membayar biaya perawatan dan operasi alias ditanggung JKN, Wayan juga mengaku bahwa pelayanannya tidak dibeda-bedakan. Artinya, pengguna JKN juga ditangani dengan baik menurut pengalamannya.

“Dulu saya juga pernah digigit anjing, kan saya harus ke rumah sakit makanya saya juga pakai jaminan kesehatan,” tambah Wayan.

Sebagian Besar Warga Penglipuran Sudah Terdaftar

Selain Wayan, sebagian besar warga Desa Penglipuran juga sudah terdaftar dalam program JKN.

“Sebagian besar (warga Penglipuran) sudah terdaftar, tapi manfaatnya sangat luar biasa. Kalau kami bisa usulkan, siapa pun nanti presidennya, agar ini terus dijamin dan berkelanjutan. Itu sangat membantu.”

Jaminan kesehatan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh Wayan lantaran anaknya pun tengah melakukan pengobatan di rumah sakit karena jatuh dari sepeda motor.

“Jatuh dari sepeda motor, sudah dioperasi dan sekarang sedang rawat jalan, dikasih obat juga. Kami rawat jalan pun tidak ada pembiayaan, cuma dalam waktu 3 bulan kami cari rujukan ke Puskesmas Bangli Utara.”

Menurutnya, untuk rujukan ke puskesmas juga tidak sulit lantaran sudah bisa daftar secara daring.

“Kalau saya punya keluarga kerja di sana (puskesmas), tinggal kirim surat rujukannya pakai WA aja. Kalau pas daftar kan bisa online, walaupun saya awam ndak bisa (daftar) menantu saya bisa daftarkan.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebagian Besar Warga Penglipuran Sudah Terdaftar

Selain Wayan, sebagian besar warga Desa Penglipuran juga sudah terdaftar dalam program JKN.

“Sebagian besar (warga Penglipuran) sudah terdaftar, tapi manfaatnya sangat luar biasa. Kalau kami bisa usulkan, siapa pun nanti presidennya, agar ini terus dijamin dan berkelanjutan. Itu sangat membantu.”

Jaminan kesehatan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh Wayan lantaran anaknya pun tengah melakukan pengobatan di rumah sakit karena jatuh dari sepeda motor.

“Jatuh dari sepeda motor, sudah dioperasi dan sekarang sedang rawat jalan, dikasih obat juga. Kami rawat jalan pun tidak ada pembiayaan, cuma dalam waktu 3 bulan kami cari rujukan ke Puskesmas Bangli Utara.”

Menurutnya, untuk rujukan ke puskesmas juga tidak sulit lantaran sudah bisa daftar secara daring.

“Kalau saya punya keluarga kerja di sana (puskesmas), tinggal kirim surat rujukannya pakai WA aja. Kalau pas daftar kan bisa online, walaupun saya awam ndak bisa (daftar) menantu saya bisa daftarkan.”

3 dari 4 halaman

Boleh Datang ke Puskesmas walau Sehat

Ghufron pun menyampaikan kepada Wayan bahwa warga boleh datang ke puskesmas walau tidak ada keluhan penyakit.

Pasalnya, puskesmas yang sebelumnya disebut Wayan yakni Puskesmas Bangli Utara menyediakan layanan kesehatan tradisional dengan pemberian jamu hingga terapi akupuntur secara cuma bagi warga.

“Saya kan tadi dari Puskesmas Bangli Utara dalam keadaan sehat, saya dikasih jamu loh Pak. Tadi saya dikasih jamu kunyit dan jahe merah,” kata Ghufron.

Selain pemberian jamu, di Puskesmas Bangli Utara juga ada pengobatan tradisional komplementer, layanan konsultasi digitalisasi, dan pengobatan dengan menggunakan bahan herbal.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, I Nyoman Arsana, dana pelayanan kesehatan tradisional ini didapat dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurutnya, dari 26 ribu jiwa peserta JKN di Kabupaten Bangli, 15.030 jiwa di antaranya terdaftar di Puskesmas Bangli Utara. Dengan jumlah besaran dana kapitasi sebesar Rp70 hingga Rp80 juta yang dikelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Jumlah tersebut tidak semua digunakan untuk pengobatan, tapi dimanfaatkan untuk menunjang pengobatan tradisional komplementer, layanan konsultasi digitalisasi, dan pengobatan dengan menggunakan bahan herbal,” katanya saat ditemui di Puskesmas Bangli Utara, Bali, Kamis (13/10/2022).

4 dari 4 halaman

Cukup Tukar dengan Kompos

Nyoman juga menyampaikan, saat ini implementasi program rujuk balik dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) sudah diterapkan dengan baik di puskesmas tersebut.

“Kami juga sudah bekerja sama dengan desa adat agar kunjungan sehat dan pelayanan kepada masyarakat, khususnya peserta JKN dapat berjalan maksimal. Harapannya ke depan adalah dengan inovasi dan peningkatan pelayanan yang diterapkan bisa menekan angka kesakitan dan kematian khususnya di wilayah Kabupaten Bangli," tambah Nyoman.

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Puskesmas Bangli Utara, I Made Arimbawa mengatakan bahwa Puskesmas Bangli Utara telah mengintegrasikan Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer Kolaborasi Program Kesehatan Lingkungan.

Hal ini ditandai dengan adanya layanan pijat, akupuntur, hingga hipnoterapi di Puskesmas Bangli Utara. Untuk mendapatkan pelayanan ini, masyarakat tidak perlu membayar dan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos.

"Masyarakat bisa mendapatkan layanan tersebut secara gratis dengan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos atau olahan sampah organik seperti dedaunan, rumput, ranting pohon, kulit buah dan lain-lain,” kata Made.

Nantinya, masyarakat yang mengakses layanan tersebut akan diberikan Alas Pijat Refleksi dan Ramuan Jahe Merah dengan Madu Klanceng (API SI RAJA RAMA).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.