Sukses

Menkes Budi Sebut 26 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat

Sebanyak 26 korban tragedi Kanjuruhan masih dirawat di sejumlah rumah sakit.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebut sebanyak 26 korban tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Penanganan perawatan terus dilakukan agar seluruh korban luka-luka dapat segera pulih.

"Sekarang (korban luka tragedi Kanjuruhan) harus ditangani cepat. Kalau enggak salah masih ada sisanya 26 orang yang ada di rumah sakit ya. Kalau bisa jangan ada lagi yang meninggal," ucap Budi Gunadi usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 3 Oktober 2022.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Biro Humas Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi juga melaporkan masih ada 26 korban tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara itu, korban meninggal tercatat ada 125 orang.

"Luka ringan-sedang 219, luka berat 68, masih perawatan 26, dan meninggal 125. Sampai sore ini datanya sudah final," kata Nadia melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Senin (3/10/2022) sore.

Kementerian Kesehatan akan terus memantau kebutuhan obat dan tenaga kesehatan dari kalangan spesialis yang dibutuhkan.

Seluruh korban luka dari tragedi maut usai laga Arema FC menjamu Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) telah dipastikan memeroleh pelayanan optimal dengan biaya pengobatan gratis ditanggung oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat.

"Semua biaya perawatan gratis oleh RS tempat dirawat," terang Nadia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fokus Tangani Korban

Pemerintah saat ini tengah berfokus menangani korban tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, baik korban meninggal maupun yang dirawat. Selanjutnya, baru akan dilakukan evaluasi menyeluruh atas kericuhan supporter yang pecah pada Sabtu (1/10) malam.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, menyampaikan, korban tragedi Kanjuruhan Arema yang dirawat akan ditanggung pemerintah daerah setempat. Bagi keluarga korban meninggal akan diberikan santunan. 

"Bu Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa) juga sudah menyampaikan, semua (korban) akan ditangani tuntas, baik yang korban meninggal ataupun sakit," ujar Muhadjir saat memantau secara langsung korban tragedi Arema yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada Minggu, 2 Oktober 2022. 

"Yang sakit nanti akan kita layani secara gratis dari pemerintah provinsi maupun kabupaten. Kemudian yang meninggal juga kita siapkan santunan dari provinsi maupun kabupaten. Semoga yang sakit bisa cepat pulih."

3 dari 4 halaman

Investigasi dan Pengumpulan Fakta

Ditegaskan kembali oleh Muhadjir Effendy, dalam situasi darurat tragedi Kanjuruhan Malang ini perawatan dan penanganan korban meninggal adalah upaya pertama yang dilakukan. Pemerintah daerah masing-masing diharapkan segera memerhatikan santunan kepada pihak keluarga meninggal.

"Saya imbau kepada pemerintah kabupaten maupun kota, bagi yang warganya yang jadi korban insiden di Kanjuruhan ini segera diperhatikan, diberi santunan," tegasnya.

"Sekarang kita darurat bencana dulu ya, evaluasi (kasus tragedi) akan dilakukan nanti." 

Pada tahap evaluasi kasus tragedi Arema di Kanjuruhan, Menko Muhadjir menambahkan, akan dilakukan investigasi dan rekonstruksi dari pihak kepolisian. Kemudian menunggu arahan lanjutan lagi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita kan tahap tanggap darurat dulu, baru nanti akan kita rekonstruksi peristiwanya dari pihak yang berwajib. Pertama dari kepolisian yang akan melakukan investigasi," tambahnya.

"Nanti akan kita cocokkan data jumlah korban. Semoga enggak ada tambahan. Belum juga nanti kita kumpulkan fakta-fakta di lapangan. Kita juga sambil menunggu arahan lanjutan dari Pak Presiden."

4 dari 4 halaman

Pemerintah Harus Tanggung Jawab

Berkaitan dengan korban tragedi Kanjuruhan, tak sedikit anak korban yang mendadak yatim piatu. Hal ini menjadi sorotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk meminta Pemerintah bertanggung jawab.

Komisioner KPAI Retno Listyarti menegaskan, nasib anak-anak yang orangtuanya meninggal akibat korban tragedi maut usai laga Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) patut menjadi perhatian Negara.

"Sebagai Komisioner KPAI, saya menyampaikan untuk mendorong Negara, khususnya Pemerintah Pusat dan Daerah terkait untuk bertanggung jawab," tegas Retno melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 3 Oktober 2022.

“Bagi anak-anak yang orangtuanya meninggal saat tragedi ini butuh dukungan negara. Karena mereka mendadak jadi yatim atau bahkan yatim piatu. Tulang punggung keluarganya ikut menjadi korban tewas dalam peristiwa ini."

Dukungan Pemerintah juga diperlukan dalam hal rehabilitasi korban terdampak kericuhan Arema FC. Apalagi anak-anak ikut menjadi korban luka dan sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang.

"Pemerintah harus tanggung jawab terhadap jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi Kanjuruhan, Malang. Tak sekadar santunan, namun rehabilitasi psikis bagi para korban, terutama anak-anak yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," terang Retno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.