Sukses

Jangan Abaikan, Ini Manfaat Berlibur bagi Kesehatan Tubuh dan Jiwa

Liputan6.com, Jakarta - Sedang merasa ingin berlibur? Bisa jadi itu adalah alarm yang mengisyaratkan tubuh perlu beristirahat. Segeralah ajukan cuti dan tentukan destinasi liburan Anda.

Bekerja dengan giat dan penuh tanggung jawab tentu baik adanya. Namun, bekerja terus-menerus tanpa memerhatikan waktu istirahat yang cukup pun memberi dampak buruk terhadap kesehatan. Bekerja dalam durasi panjang, atau tidak pernah merasa seperti Anda benar-benar jauh dari pekerjaan bisa merusak kesehatan mental dan fisik.

Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan dalam jurnal Environmental International pada Mei 2021, menemukan 745 ribu orang meninggal dunia pada 2016 karena penyakit jantung dan stroke yang dikaitkan dengan durasi kerja yang panjang. 

Tren tersebut semakin meningkat di masa pandemi COVID-19, seperti dilansir Forbes. Riset WHO menemukan, bekerja selama 55 jam atau lebih dalam sepekan dikaitkan dengan risiko stroke yang meningkat 35 persen dan 17 persen peningkatan risiko meninggal dunia karena penyakit jantung dibandingkan dengan durasi bekerja yang hanya memakan waktu 35 hingga 40 jam per minggu.

Oleh karena itu, selain menjaga produktivitas dalam bekerja, pastikan Anda juga memberi kesempatan bagi diri untuk beristirahat dari rutinitas. Cuti kerja merupakan bagian integral dari kesejahteraan, keberlanjutan produktivitas, serta kinerja yang baik bagi karyawan.

“Banyak orang memiliki keluhan sakit kepala atau sakit punggung yang berhubungan dengan stres atau duduk di depan komputer sepanjang hari,” kata Rachel Goldman, PhD, psikolog klinis yang berbasis di New York City yang juga asisten profesor klinis di departemen psikiatri di NYU Grossman School of Medicine. “Stres benar-benar dapat memperburuk dan terkait dengan banyak kondisi kesehatan.”

Manfaat mengambil cuti dari pekerjaan tidak hanya berlaku untuk istirahat yang lebih lama seperti liburan, tetapi juga untuk hari dan jam libur yang diperpanjang selama seminggu, dan bahkan istirahat pendek sepanjang hari kerja Anda.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menjadi Lebih Terjaga

Pergi berlibur membuat Anda merasa lebih terjaga dan terstimulasi.

“Ketika kita bepergian, kita biasanya lepas rutinitas normal kita,” kata Richard Davidson, profesor psikologi dan psikiatri di University of Wisconsin–Madison dan pendiri Center for Healthy Minds.

Itu artinya kita tidak bisa bereaksi secara autopilot. “Penurunan keakraban itu adalah kesempatan bagi kebanyakan orang untuk lebih hadir sepenuhnya, untuk benar-benar terjaga,” katanya.

Menurut studi lain di The Journal of Positive Psychology, meditasi dan liburan tampaknya memiliki efek yang tumpang tindih. Laporan tersebut menemukan bahwa latihan meditasi dan liburan dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan peningkatan kesadaran.

3 dari 4 halaman

Meningkatkan Kesehatan Jantung

Meluangkan waktu untuk berlibur secara teratur dapat membantu mengurangi risiko sindrom metabolik—sekelompok masalah kesehatan termasuk tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak perut berlebih, dan kadar kolesterol abnormal. Semua gejala ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Dalam sebuah penelitian, peneliti menemukan bahwa mereka yang lebih sering berlibur cenderung tidak memiliki risiko untuk diagnosis sindrom metabolik. Khususnya, risikonya turun seperempat dengan setiap liburan tambahan yang diambil.

Studi sembilan tahun lainnya mengikuti lebih dari 12.000 pria paruh baya yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Pada akhirnya, mereka yang mengambil liburan tahunan, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meninggal karena sebab apapun, termasuk serangan jantung dan masalah kardiovaskular lainnya.

4 dari 4 halaman

Menurunkan Stres dan Meningkatkan Kecerdasan

Stres meningkatkan kadar hormon tertentu, seperti kortisol dan adrenalin. Dalam jangka pendek, ini bisa membantu, memicu respons "lawan atau lari" yang membantu Anda menghadapi ancaman langsung. Namun seiring waktu, stres kronis dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung.

Sebuah studi yang dirilis oleh American Psychological Association menyimpulkan bahwa waktu istirahat membantu mengurangi stres dengan menjauhkan orang dari aktivitas dan lingkungan yang mereka kaitkan dengan kecemasan.

Laporan ilmiah lain menyoroti bahwa menghabiskan setidaknya 120  menit seminggu di lingkungan alami (seperti taman, hutan, dan pantai) dikaitkan dengan kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Mengambil waktu istirahat juga terbukti baik bagi kesehatan otak karena dapat meningkatkan kapasitas untuk belajar. Ketika otak Anda benar-benar rileks, itu mengkonsolidasikan pengetahuan dan kekuatan otak.

"Neurosains sangat jelas, melalui pemindaian PET dan MRI, bahwa momen 'aha' datang ketika Anda berada dalam keadaan pikiran yang santai," kata Brigid Schulte, penulis Overwhelmed: Work, Love and Play When No One Has the Time . Itulah mengapa Anda memiliki ide terbaik saat berjalan-jalan, mandi, atau berlibur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini