Sukses

Seniman Ukraina Pavlo Makov Ceritakan Perjuangan Selamatkan Karya untuk Ikuti Pameran Biennale

Seniman Ukraina Pavlo Makov melarikan diri dari serangan Rusia dengan hampir tidak memiliki apa-apa selain bangga mewakili negaranya di pameran seni Venice Biennale tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Seniman Ukraina Pavlo Makov melarikan diri dari serangan Rusia dengan hampir tidak memiliki apa-apa selain bangga mewakili negaranya di pameran seni Venice Biennale tahun ini.

Dedikasinya terhadap kesenian Ukraina kemudian menimbulkan pertanyaan tentang peran seni pada saat perang.

"Saya merasa diri saya lebih sebagai warga Ukraina daripada seniman dari negara ini," kata pria berusia 63 menjelang pembukaan salah satu pameran seni paling bergengsi di dunia akhir pekan ini mengutip Channel News Asia, Jumat (22/4/2022).

"Saya hanya melakukan sesuatu yang harus saya lakukan. Ini seperti tugas," tambahnya.

Setelah sempat terjeda oleh pandemi COVID-19, pameran Biennale di Venesia, Italia edisi ke-59 kembali digelar di tengah bayang-bayang perang di Ukraina.

Akibatnya, penyelenggara melarang perwakilan Moskow, Rusia untuk turut serta dalam ajang tersebut sebagai protes atas serangan mereka.

Sementara, karya seni Ukraina berhasil sampai di pameran setelah dibawa keluar dari Kyiv pada hari pasukan Rusia melintasi perbatasan.

Karya seni ini disebut Instalasi monumental Makov, terdiri dari 78 corong biru muda yang dipasang pada segitiga di mana air mengalir, melambat saat mengalir ke bawah untuk menetes perlahan ke bak pengumpul dan bergema di ruang yang sunyi.

Makov menggambarkan karyanya sebagai “The Fountain of Exhaustion” sebagai sebuah metafora untuk kehidupan kontemporer.

"Menurut saya seni tidak bisa mengubah dunia. Tapi seni bisa membantu kita bertahan hidup," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perjuangan Menyelamatkan Karya

Corong untuk karya Makov dibawa dari Kyiv oleh kurator Maria Lanko, yang meninggalkan ibu kota Ukraina ketika Rusia menginvasi pada 24 Februari. Ia berkendara selama enam hari melalui Rumania, Hongaria, dan Austria ke Italia.

Wanita berusia 35 itu telah siap jika di perjalanan harus dihadang perang.

"Kami agak bercanda, mengatakan: 'Oke, jika sesuatu terjadi, kami dapat memasukkan kotak-kotak berisi corong itu ke dalam mobil pribadi dan membawanya keluar," katanya.

Makov melihat pengecualian Rusia yang tak terhindarkan dari Biennale, di mana 58 negara diwakili dalam paviliun nasional yang menampilkan 213 seniman individu. Sedangkan, aula paviliun Rusia di Biennale kosong.

Kurator dan seniman Rusia Kirill Savchenkov mengundurkan diri setelah invasi dan mengatakan: "Tidak ada tempat untuk seni ketika warga sipil sekarat.”

Penyelenggara Biennale memuji langkah tersebut dan kemudian melarang siapa pun yang terkait dengan pemerintah Rusia dari seluruh acara, bergabung dengan boikot budaya global Moskow atas perang tersebut.

3 dari 4 halaman

Rusia Tak Ikut Serta

Pihak penyelenggara pameran Biennale juga mendanai rekonstruksi karya seni Makov.

"Pasti karena solidaritas ini kami dapat menyelesaikan proyek ini di sini," katanya.

Biennale, yang dibuka untuk umum dari 23 April hingga 27 November, akan diadakan pada tahun 2021 tetapi ditunda karena wabah virus corona.

Edisi tahun ini - yang bertema “The Milk of Dreams” - dikuratori oleh Cecilia Alemani dari Italia, yang memastikan mayoritas perempuan dan seniman non-biner (tidak menggolongkan diri sebagai laki-laki atau perempuan).

"Dalam 57 edisi Biennale, kecuali yang terakhir, ada banyak seniman laki-laki. Inilah mengapa saya ingin menyeimbangkan kembali sejarah," kata kurator berusia 45 itu kepada AFP yang dikutip ulang CNA.

Melihat konflik Ukraina, Alemani mengatakan dia menghargai keputusan tim Rusia untuk mengundurkan diri daripada memiliki label jelek selama sisa hidup mereka.

"Ini juga peran Biennale untuk merekam gejolak sejarah," tambahnya.

Dalam semangat ini, Alemani mengumumkan peluncuran "Piazza Ucraina" (Ukraina Square), ruang yang dirancang untuk meditasi, diskusi, dan pertunjukan.

Hal ini ditandai dengan gunung karung pasir, mirip dengan yang didirikan di sekitar patung di Ukraina untuk melindungi mereka dari serangan.

4 dari 4 halaman

Tergesa-gesa Meninggalkan Ukraina

Selain berjuang menyelamatkan karya seni dibantu dengan rekannya, Makov juga mengenang saat-saat sebelum meninggalkan kampung halamannya.

Ia meninggalkan Ukraina bersama keluarganya, termasuk ibunya yang berumur 92 tahun. Mereka saat ini berada di Austria.

“Mengemas barang tergesa-gesa, awalnya saya hanya mengambil dokumen dan uang,” katanya.

“Tapi kemudian muncul pikiran bahwa saya mungkin tidak bisa mandi di minggu depan, jadi saya membawa pakaian dalam dan celana jins dan hanya itu."

Di sisi lain, situasi Ukraina hingga kini belum membaik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa per 13 April 2022 sudah ada 1.964 warga Ukraina meninggal dunia akibat serangan Rusia.

External Situation Report #7 periode 7-13 April 2022 yang dipublikasikan pada 14 April juga menunjukkan jumlah pengungsi yang telah meninggalkan Ukraina mencapai 4,6 juta orang.

Angka tersebut merupakan data pemerintah yang dikumpulkan oleh Komisaris Tinggi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi atau the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Dalam enam minggu terakhir para pengungsi Ukraina melarikan diri ke negara tetangga dengan proporsi tertinggi yakni 57 persen di Polandia dan 15 persen di Rumania.

Sementara, 7,1 juta orang terpaksa melakukan perpindahan internal dan 2.613 orang tercatat mengalami luka-luka.

Konflik yang masih berlangsung membuat akses ke layanan perawatan kesehatan semakin sulit.  Hal ini diperparah dengan tidak adanya akses ke obat-obatan di beberapa daerah, gangguan parah dalam layanan kritis, dan kurangnya transportasi umum menuju bantuan medis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.