Sukses

Dokter Ungkap Gejala yang Kerap Muncul Bila Anak Kena COVID-19 Omicron

Pada anak terpapar Omicron COVID-19 bergejala ringan ditunjukkan dengan batuk, pilek, badan hangat, nyeri tenggorokan.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menyebut bahwa sekitar 60-70 persen pasien COVID-19 di Indonesia terpapar varian Omicron. Bukan cuma orang dewasa, anak juga bisa kena Omicron.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat per 7 Februari 2022 ada 7.990 anak positif COVID-19. Angka ini naik 10 kali lipat dibandingkan akhir Januari 2022.

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa kasus COVID-19 pada anak sebagian besar tanpa gejala dan gejala ringan. Pada yang gejala ringan ditunjukkan dengan batuk, pilek, badan hangat, nyeri tenggorokan. Lebih banyak yang mengeluhkan infeksi pada saluran pernapasan atas.

"Jadi, kalau saat ini anak batuk, pilek, hangat. Orangtua mesti hati-hati atau waspada, bisa ada kemungkinan tertular Omicron," kata Piprim dalam Launching Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 4 pada Rabu (9/2/2022).

Kemungkinan tertular Omicron, terlebih bila tidak jalankan protokol kesehatan ketat, memang besar saat ini. Varian Omicron memang memiliki kecepatan penularan yang tinggi, sebut Piprim.

Selain tanpa gejala dan gejala ringan ada ada juga anak yang alami kondisi berat dan alami penyakit kronis usai terpapar COVID-19.

"Jadi, jangan terlena dengan gejala ringan," katanya.

"Kasus berat mulai dilaporkan. Ada yang MIS-C dengan penurunan kemampuan jantung sehingga pasien alami gagal jantung. Ada juga yang alami diabetes melitus pasca kena COVID-19," dia melanjutkan.

Tentu saja untuk menegakkan diagnosis tidak cuma dengan melihat gejala saja melainkan dengan tes PCR.

.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bila Positif COVID-19: TENANG

Bila memang hasil tes PCR menunjukkan anak positif terpapar  COVID-19, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah tenang.

"Orangtua kalau tahu anaknya positif biasanya panik tuh. Maka, yang pertama adalah jangan panik. Kepanikan menutup akal kita, jadi enggak bisa mikir apa-apa," ujar dokter spesialis anak konsultan jantung ini.

Lalu, segera hubungi dokter lewat layanan telekonsultasi. Sampaikan ke dokter gejala yang dialami anak.

"Sebaiknya segera lakukan layanan telekonsultasi. Lalu, cek tanda-tanda kegawatdaruratan atau ada tidaknya tanda bahaya yang dialami anak," pesannya.

Jangan memberikan obat tanpa resep dokter. Seyogianya obat diberikan berdasarkan resep dokter pada yang bergejala sedang dan berat atau pada mereka yang bergejala ringan dengan komorbid seperti disampaikan Piprim.

Sementara itu, bagi orangtua lain yang memiliki anak sehat, Piprim menyarankan orangtua untuk mengajarkan anak agar makin cakap menjalankan protokol kesehatan. Lalu, tidak mengajak anak ke pusat keramaian seperti mal, tempat dengan ventilasi tertutup apalagi ke bioskop.

Bagi anak usia di atas enam tahun, segera mulai dan lengkapi vaksinasi COVID-19. BPOM telah memberikan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk usia anak agar memberikan perlindungan dari virus SARS-CoV-2.

3 dari 3 halaman

Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini