Sukses

Suka Menimbun Struk Bekas dan Barang Usang di Rumah? Waspada Hoarding Disorder

Penimbunan bisa sulit untuk diobati karena orang tersebut tidak melihatnya sebagai masalah dan merasa tidak nyaman yang luar biasa ketika mengurangi kekacauan sehingga menghindari melakukannya.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Anda penuh dengan barang-barang usang yang tak terpakai lagi? Waspada menimbun banyak barang usang bisa menjadi tanda gangguan penimbunan (hoarding disorder). Bahkan orang dengan gangguan penimbunan ini mungkin membiarkan surat sampah, tagihan, kuitansi, dan tumpukan kertas menumpuk begitu saja.

Dikutip dari buku How Psychology Works, psikolog Joe Hemmings menjelaskan bahwa gangguan penimbunan ini dikenal dengan penimbunan kompulsif. Tanda orang mengalami gangguan psikologis ini yakni menyimpan barang berlebihan, atau enggan membuang barang yang sudah menumpuk.

"Orang tersebut bakal menyimpan barang-barang sentimental karena mereka percaya bahwa membuangnya akan menghentikan pemenuhan kebutuhan emosional. Individu terus mengumpulkan barang bahkan ketika tak ada lagi ruang untuk menyimpannya," kata Hemmings. 

Gangguan penimbunan bisa sulit untuk diobati karena orang tersebut tidak melihatnya sebagai masalah dan merasa tidak nyaman yang luar biasa ketika mengurangi kekacauan sehingga menghindari melakukannya.

"Orang tersebut mungkin menyadari masalahnya tetapi terlalu malu untuk mencari bantuan atau nasihat," jelas Hemmings.

Padahal, kekacauan akibat barang yang menumpuk itu dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan. Orang tersebut juga bisa kesulitan untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Selain itu juga mempengaruhi kualitas hidup mereka, dan keluarga mereka.

"Hal ini dapat menyebabkan isolasi dan gangguan atau hubungan yang sulit dengan orang lain," tegas Hemmings.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Penyebabnya?

Apa yang membuat seseorang mengalami gangguan penimbunan? Menurut Hemmings, gangguan penimbunan dapat dimulai sebagai cara untuk mengatasi peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

"Individu dengan gangguan penimbunan tidak membuang barang-barang usang, karena takut membutuhkannya lagi atau sesuatu yang buruk terjadi pada orang lain jika mereka menyingkirkan sesuatu," jelasnya.

Penimbunan dapat menjadi bagian dari gangguan lain seperti OCD, depresi, gangguan psikotik.

Dalam penilaian, dokter biasanya menanyai orang tersebut tentang perasaan mereka dalam memperoleh benda-benda dan penilaian mereka yang berlebihan apabila membuang barang tersebut.

Pengobatan yang bisa dilakukan pada orang dengan gangguan penimbunan ini antara lain:

1. Terapi perilaku kognitif untuk memeriksa dan melemahkan pikiran yang mempertahankan perilaku penimbunan dan memungkinkan alternatif adaptif atau fleksibel muncul.

2. Manajemen gaya hidup di rumah untuk memotivasi mengurangi kekacauan demi alasan kesehatan dan keselamatan.

3. Antidepresan untuk mengurangi kecemasan dan depresi yang terkait.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.