Sukses

Rachel Vennya Berpeluang Jadi Duta Karantina? Eits, Tunggu Dulu!

Twitter ramai sama kicauan soal Rachel Vennya yang kabur karantina di Wisma Atlet Pademangan

Liputan6.com, Jakarta - Kasus selebriti Instagram Rachel Vennya yang diduga kabur dari karantina di Wisma Atlet Pademangan dengan bantuan oknum TNI tengah menjadi perbincangan hangat.

Menanggapi kericuhan soal Rachel Vennya, psikolog dari Enlightmind, Nirmala Ika Kusumaningrum pun menjelaskan terkait alasan seseorang berani melanggar aturan dari sisi psikologis secara umum.

Pertama, faktornya kepaksa. Sebenarnya tidak ingin melanggar tapi mungkin ada hal yang sangat penting,” ujar Nirmala kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis, 14 Oktober 2021.

Alasan kedua, orang tersebut merasa masih ada celah negosiasi. Pasalnya, ini bukan kabur dari penjara melainkan dari karantina. Selama orang merasa masih ada celah untuk negosiasi maka dia akan bernegosiasi.

“Alasan ketiga, memang model orangnya enggak mau tahu aturan aja, apalagi ini aturan yang dia anggap bisa dinegosiasikan," katanya.

Terkait Rachel Vennya yang merupakan seorang influencer, lanjut Nirmala, tindakan melanggar aturan ini dapat membawa pengaruh buruk pada masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jadi Contoh Tidak Baik

“Sangat bisa (memberi dampak buruk), makanya ketika kita udah punya nama sebagai influencer, figur publik, dan sebagainya, sebenarnya kita harus lebih hati-hati dengan perilaku kita karena perilaku kita pasti akan dilihat orang, bisa ditiru, bisa dikecam," katanya.

Walau dikecam, tetap ada potensi untuk ditiru karena apa yang dilakukan tersebar di dunia maya. Maka dari itu, para figur publik perlu hati-hati.

3 dari 4 halaman

Sanksi yang Cocok

Lantas, sanksi apa yang cocok untuk pelanggaran yang dilakukan Rachel Vennya?

Menjawab pertanyaan tersebut, Nirmala mengatakan bahwa dia tak setuju jika para influencer dengan kesalahan-kesalahannya malah dijadikan duta.

“Jujur saya enggak setuju kalau pelanggar dijadikan duta, kalau seperti itu malah seperti diberi panggung. Kalau influencer apa yang dicari? Ya panggung, jadi jangan kasih panggung," katanya.

Nirmala lebih setuju jika sanksi yang diberikan sesuai dengan aturan pemerintah.

“Apapun sanksi yang diberikan ke dia ya sesuaikan aja sama aturannya. Anggap aja dia rakyat biasa ketika dihukum, apa ada sanksi finansial, pemblokiran, terserah saja sesuai aturan," ujarnya.

“Tapi, gunakan ketenaran dia itu untuk mengedukasi masyarakat bahwa ketika kita melanggar maka ini dampaknya," Nirmala melanjutkan

Nirmala juga berpesan, semua aturan yang sudah dibuat pemerintah harus ditegakkan dengan tegas. Jangan karena dia influencer kemudian malah jadi longgar, ini malah akan ditiru masyarakat nantinya, pungkas Nirmala.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.